Beranda / Pernikahan / Pengantin Kecil Tuan Xavier / Bab 38 - S2 - Kedatangan Syifa

Share

Bab 38 - S2 - Kedatangan Syifa

Penulis: Karlinanovi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-11 11:56:44

[Ya, Sayang. Tante tunggu di Mansion. Nanti sopir akan jemput kamu ke Apartemen.]

Sepenggal percakapan Nandini dan entah seseorang, terdengar oleh Sheinafia. Dalam hati ia bertanya-tanya, siapa yang sudah menghubungi ibunya.

Bahkan ibunya begitu senang dan welcome menyambut orang itu. Ingin sekali Shei bertanya, namun sikap Nandini akhir-akhir ini membuatnya enggan untuk hanya sekedar menyapa. Ia takut jika ibunya akan terganggu oleh sikapnya.

"Hei, sedang apa?" tanya Alarich.

Sheinafia mendongak menatap pria yang selalu berada di garda terdepannya itu selain si kembar dan tentu saja sang ayah, Xavier. Alarich pria yang di kenal begitu dingin namun kenyataannya ia akan begitu hangat ketika bersikap pada perempuan-perempuan yang berada di rumahnya.

"Al, apa akan ada seseorang datang kemari? Aku mendengar ibu berbicara dengan seseorang di telpon dan aku baru kali ini melihat ibu begitu antusias, ia bahkan menyiapkan beberapa masakan da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 39 - S2 - Perdebatan Yang Tak Usai

    Syifa baru saja menginjakkan kakinya di Mansion luas milik Romanov. Di sana Nandini sudah menyambutnya dengan sangat antusias, berbeda dengan ketiga anaknya. Si kembar dan juga Jasmine. Mereka sama sekali tidak memberikan ekspresi yang berarti. Sementara itu, Syifa mengumpat dalam hati. Kesal dan juga marah atas perlakuan mereka bertiga. "Lihat saja, sebentar lagi aku akan menghilangkan kearoganan kalian! Kalian akan merasakan apa yang aku rasakan, di tinggalkan oleh orang yang aku sayang. Ya meskipun kenyataannya aku di sisihkan oleh ayahku sendiri," gerutunya di dalam hati. Nandini mengajak Syifa ke beranda belakang. Di sana ia sudah menyiapkan beberapa makanan untuk menyambut kedatangan Syifa. Special untuk Syifa. "Ayo, Nak. Kita duduk di taman belakang. Maafkan atas sikap dingin putra-putraku, mereka tidak berbeda jauh seperti ayah-ayahnya. Jadi tante harap kamu tidak akan kaget, jika sikap mereka seperti itu." Syifa tersenyum lembut, s

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 40 - S2 - FromNight

    "Ya Tuhan, kamu cantik sekali Shei," ujar Alarich ketika melihat sepupunya. "Sayang kamu sepupuku, andai saja aku orang lain. Sudah aku pacari kamu." Plak "Aww," ringis Alarich. Lantas ia menoleh ke belakang dan menatap sang ayah, Xavier. Yang tengah melihatnya tajam. Alarich menggaruk kepalanya yang tak gatal, kala di tatap seperti itu. "Hehehe, bercanda ayah. Aku tidak serius." Sheinafia hanya terkekeh kala melihat Alarich yang langsung menciut kala di tatap seperti itu oleh sang ayah. Sheinafia menghampiri cinta pertamanya itu. Dan memeluk tubuh yang masih sangat terlihat kekar dan segar itu. Sampai saat ini, Nandini belum menyapa Sheinafia. Membuat gadis cantik itu berpikir heran. "Hati-hati di sana, Sayang. Dan jangan lewat dari jam sebelas malam. Al," panggil Xavier pada sang putra. Alarich mengangguk. Dan memberikan jempolnya pada sang ayah. Amanat yang di berikan oleh Xavier tentu saja akan di laksanakan sebaik mung

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 41 - S2 - Musibah

    "Stop, Shei! Ah shit!" Sepanjang perjalanan Rain mengumpat kasar. Ia tidak tahu harus membawa kemana Sheinafia. Sementara tangan halus gadis itu terus menjelajahi dada bidang Rain. Membuat darah lelaki itu seketika berdesir hebat. Rain mencoba menjaga kewarasannya. Ia tidak mau jika sampai terjadi sesuatu pada mereka berdua. "Aku bawa kemana? Tidak mungkin aku membawanya ke hotel," gumam Rain. Namun dia tidak mempunyai pilihan selain membawa Sheinafia ke hotel. Penampilan Sheinafia sudah kacau, dress yang ia pakai sudah melorot, bahkan dalaman dari gadis itu hampir terlihat. "Sial! Siapa yang berani menjebak gadis ini. Apa dia tidak takut berhadapan dengan om Xavier. Aku yakin jika ia menemukan siapa pelakunya, aku yakin dia tidak akan melepaskannya." Saat ini Rain, tengah membawa Sheinafia ke dalam kamar pesanannya. Perempuan itu terus meracau kepanasan. Buah dadanya sudah hampir terlihat, akibat dari tangannya yang tidak bisa diam. R

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 42 - S2 - Kecelakaan Berujung Nikmat

    "Aku harap setelah kau sadar nanti, kau tidak akan pernah menyesali semua ini," lirih Rain. Sheinafia menatap sayu pada Rain. Gairahnya sudah berada di ujung. Entah berapa banyak dosis yang di berikan pada minumannya. Rain sendiri sudah tidak bisa menahan hasratnya. Dia pria normal, dan pria mana akan menolak di suguhkan dengan pemandangan yang begitu memantik jiwa kelelakiannya. "Aku tahu, Rain. Semua ini pun di luar kendaliku,ahh," desah Sheinafia kala miliknya bergesekan dengan milik Rain. Rain pun menundukkan kepalanya. Mengecup bibir ranum milik Sheinafia, bibir yang sejak kemarin ingin sekali ia cicipi. Dan nyatanya, semesta mendukungnya malam ini mereka menghabiskan malam panas. ****** Sementara itu, Alarich masih menunggu kedatangan sang ayah, Xavier. Lelaki itu memutuskan untuk mengajak Bara dan juga Abrian. Bara lelaki itu sudah lama ikut dengannya. Dan Xavier mengakui kemampuan lelaki itu. Meskipun dulu ketika Nand

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 43 -S2-Menemui Xavier

    "Syifa?!" lirih Xavier. Entah kebetulan atau apa, nama gadis yang sempat ia tabrak ternyata ada di dalam nama salah satu tamu yang datang ke Ballroom tempat acara itu di laksanakan. "Siapa sebenarnya kamu itu, Syifa? Entah kenapa aku merasakan jika kedatanganmu akan membawa kehancuran," lirih Xavier yang masih bisa di dengar oleh Abrian. Kedua lelaki tampan itu tampak terdiam. Sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. "Kau tahu, Bri. Semenjak kedatangan gadis ini, istriku menjadi berubah. Sikapnya dan juga perangainya, ia yang tidak pernah sama sekali mendiamkan putriku. Namun, kemarin aku melihat dengan mata kepalaku sendiri jika Nandini bersikap acuh pada Sheinafia. Sean dan Samudera pun hanya menatap heran pada ibunya, begitu juga dengan Alarich. Entah kenapa aku merasa jika kedatangan Syifa akan menghancurkan hidup putri kecilku," gumam Xavier. Terlihat sekali jika ia khawatir. Namun, Abrian pun mengerti jika Xavier pun tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 44 - S2 - Perdebatan Sengit

    "Ayok, Sayang. Tidak perlu takut, Daddy akan menjelaskan semuanya pada ayahmu. Jikalau ia marah padamu, Daddy dan Rain akan membelamu," ujar Alexander Zaderta. Rain mengenggam lembut tangan mungil Sheinafia. Jelas sekali terlihat ketakutan di dalam binar indahnya. Alexander sendiri tidak keberatan jika setelah ini putranya harus menikah dengan Sheinafia. Meskipun semua ini karena sebuah kecelakaan. "Bukan itu yang aku takutkan, tapi ... Ibu pasti akan sangat kecewa padaku. Dan ia pasti akan marah sekali," lirih Sheinafia. Alexander mengerti yang menjadi ketakutan gadis cantik itu. Tentunya Xavier pun tidak akan dengan mudah menerima kenyataan yang sudah terjadi pada putri kesayangannya. "Ada Daddy, biar Daddy yang akan berbicara dengan kedua orang tuamu," ucap Alexander lembut. "Ya, apa yang Daddy katakan benar. Kamu jangan khawatir sayang, karena ada aku yang akan selalu berada di garda terdepan," timpal Rain. Akhirnya de

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 45 -S2 - Perdebatan Sengit 2

    "Maksud kamu apa, Rain?!" Rain tidak menjawab, tetapi ia mengalihkan pandangannya pada Xavier yang tampak memijat keningnya. Rain yakin jika saat ini, pria matang itu pasti tengah pusing. Rain menatap Syifa yang duduk dekat Nandini. Entah apa yang di lakukannya hingga Nandini begitu menyukai gadis itu. Xavier membuka suaranya, ia menatap gadis yang berada di samping sang istri. Firasat Xavier memang sudah sangat jelek, ketika pertama kali bertemu dengannya. "Hei kau," seru Xavier. "Lebih baik kau pergi dari sini! Kau bukan bagian dari keluargaku jadi sebaiknya kau pergi!" hardik Xavier. Nandini membola mendengar ucapan suaminya. Ia menggeleng, tentu dirinya tidak rela jika Syifa pergi. "Tidak, Sayang!? Bagaimana mungkin kamu menyuruh Syifa pergi. Dia baru saja datang, Sayang?!" Xavier menggeleng, istrinya itu benar-benar sudah buta. "Kita pindah ke ruang kerja!" Lalu Xavier berlalu dari hadapan Nandini, di ikuti oleh Ab

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 46 - S2 - Keputusan Xavier

    "Kau yakin!?" tanya Xavier ragu. Alexander mengangguk, lantas ia mengeluarkan rekaman ketika Rain menginterogasi pelayan yang memberikan minuman itu pada Shei. Wajah Xavier sudah memerah, rahangnya mengeras. Tangannya mengepal, sorot matanya terlihat sekali amarah yang begitu besar. Tidak dapat Xavier sangka, jika gadis yang ia tabrak ternyata memiliki niat jahat pada keluarga kecilnya. Bahkan ia dengan begitu beraninya menjebak putri kesayangannya. Putri yang begitu ia jaga sedari kecil. "Kita kumpulkan bukti-bukti terlebih dahulu. Setelah itu kita jebloskan dia ke penjara," ujar Alexander datar. Xavier menggeleng, penjara? Tidak ia tidak setuju jika perempuan itu harus di penjara. Xavier lebih memilih untuk memberinya hukuman dengan tangannya sendiri. "Aku tidak setuju! Biar tanganku sendiri yang memberinya hukuman, karena ia tidak hanya membuat putriku menangis namun juga membuatku bertengkar dengan istriku! Entah apa yang di pikirka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14

Bab terbaru

  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 96 - S2 - Malam Pertama (21+)

    Bab 96 - S2 - Malam Pertama (21+) “Bagaimana saksi, Sah?!” Tanya seorang penghulu kepada para saksi yang berada di sana. “Sah!” “Sah!” “Sah!” Kalimat Sah menggema, membuat setetes air mata jatuh dari pelupuk mata Senja. Alarich melihat hal itu, ia langsung menggenggam tangan mungil sang istri. Membuat Senja sadar jika ia tidak sendiri. Gadis yang sudah bergelar istri itu menoleh, menatap sang suami yang tersenyum manis kepadanya. Lelaki yang tidak pernah tersenyum itu, kini memberika senyumannya hanya untuk sang istri. “Alhamdulilah, kalian sudah sah menjadi sepasang suami istri. Silahkan untuk sang istri mencium tangan sang suami, dan suami mencium kening serta ubun-ubun istri anda,” ujar sang penghulu. Alarich maju, mendekati istrinya. Dengan tubuh bergetar menahan gugup Alarich mencium kening serta ubun-ubun sang istri. Begitu juga dengan Senja, dengan tangan yang gemetar, ia raih jemari sang suami. Men

  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 95 - S2 - Menikah

    Bab 95 - S2 - Menikah Deg Senja langsung menoleh ke arah Alarich, ia bahkan menghentikan langkah kakinya. Menatap wajah yang senantiasa datar dan dingin itu, mencari kebohongan dari binar matanya yang tajam. Namun, Senja sama sekali tidak menemukan kebohongan tersebut, ia justru melihat ketulusan, kejujuran, dan keseriusan dari mata Alarich. Lantas Alarich membuka pintu ballroom, begitu pintu terbuka keluarga besar Romanov menyambutnya. Senja mematung di tempatnya berdiri,memandang bagaimana baiknya keluarga yang bahkan tak ada hubungan darah dengannya. Alarich meraih tangan Senja, dan membawanya masuk. Mata Senja sudah berkaca-kaca, melirik tangan yang di genggam oleh Alarich. “Tuan,” lirih Senja. “Mari masuk, mereka sudah menunggumu. Menunggu calon menantu baru di keluarga Romanov. Gadis yang selama beberapa tahun aku tunggu, tidak mungkin aku lepaskan untuk yang kedua kalinya. Oleh karena itu, aku akan langsung mengikatmu dengan pernikaha

  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 94 - S2 - Lamaran

    Malam itu, Senja sudah siap dengan gaun yang sudah di siapkan oleh Alarich sebelumnya. Gaun berwarna lembut sangat cocok dengan karakter Senja. Jangan lupakan kerudung yang berwarna sama dengan gaunnya menambah kecantikan seorang Senandung Senja. Gadis berhijab itu di dandani oleh Sheinafia, wanita beranak satu itu begitu antusias kala mendengar Alarich hendak melamar Senja. Namun, mereka sengaja tidak mengatakan hal itu kepada Senja, sebab takut jika gadis tersebut menolaknya. “Ya Tuhan, kamu cantik sekali, Senja,” pekik Sheinafia yang membuat ketiga perempuan paruh baya yang kebetulan berada di kamar Senja sontak menoleh ke arah dua wanita muda itu. Nandini, Namilea, dan Melati tersenyum kala melihat Senja. Wajahnya yang cantik alami semakin bersinar kala Sheinafia membubuhkan make up flawless di wajah cantiknya. Namilea menghampiri keduanya, ia tersenyum lembut lantas mengusap puncak kepala Senja yang terbalut hijab. “Kamu cantik sekali, Nak

  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 93 - S2 - Pendekatan Alarich

    Bab 93 - S2 - Pendekatan Alarich Tidak terasa, sudah hampir dua minggu Senja tinggal di Mansion Romanov. Selama itu pula, Senja belum pernah kembali bertemu dengan Alarich. Entah kemana perginya lelaki dingin itu, pria pertama yang merangkulnya ketika ia terjatuh. “Senja, Nak,” panggil Namilea. Merasa ada yang memanggilnya, Senja pun menoleh. Ternyata ibu dari Alarichlah yang memanggil namanya. Senja tersenyum menyambut kedatangan Namilea yang kini duduk di sebelahnya. “Sedang apa, Nak? Ibu lihat dari tadi kamu duduk sendirian di sini? Kamu bosan?” Tanya Namilea hati-hati. Senja menggelengkan kepalanya,”Tidak ibu. Senja tidak bosan,” jawab Senja yang memang sekarang memanggil Namilea dengan panggilan ibu sesuai permintaan Namilea. Namilea pun tersenyum. Lantas mengangkat sebuah paper bag yang isinya entah apa. “Ini, tadi Alarich sebelum berangkat kerja dia menitipkan ini untuk kamu. Katanya, pakai nanti malam asisten Alarich a

  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 92 - S2 - Kembalinya Senja

    Bab 92 - S2 - Kembalinya Senja “Semuanya, perkenalkan … Senandung Senja.” Deg Mereka terdiam, tentu tidak menyangka jika gadis yang memilih untuk pergi dari kediaman Romanov, kini telah kembali. Alarich, menemukannya dan entah dimana lelaki tampan nan dingin itu menemukan keberadaan Senja. Berbagai spekulasi muncul di kepala para paruh baya itu. Namun, mereka senang sebab sepertinya Alarich mulai membuka hatinya. Namilea menghampiri keduanya, ia menatap tidak percaya gadis cantik yang berdiri di hadapannya itu. “Nak, benarkah kamu Senja? Gadis yang dulu masuk ke dalam mobil Alarich?” Tanya Namilea lembut. Senja terdiam, namun ia melirik Alarich yang berdiri tak jauh darinya. Alarich pun mengangguk. Senja tersenyum tipis, “ Ya, Nyonya. Maafkan saya karena dulu memilih untuk pergi dari sini. Maaf, bukannya saya tidak tahu berterima kasih, hanya saja … saya tidak mau terlalu jauh merepotkan kalian. Kalian terlalu

  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 91 - S2 - Kebingungan Senja

    Bab 91-S2-Kebingungan Senja “Bagaimana, Senandung Senja?” tanya Alarich. Raut wajah lelaki itu terlihat begitu serius, Senja jadi bingung. Entah langkah apa yang harus ia ambil, semua terasa begitu mendadak. “Maafkan saya, Tuan. Tapi … mengapa anda begitu yakin jika saya adalah Senja yang anda cari? Bagaimana jika ternyata anda salah orang?” Tanya Senja pelan nan lembut. “Insting,” jawab Alarich singkat padat dan jelas. “Insting? Bagaimana bisa?” Lirih Senja yang masih bisa di dengar oleh Alarich. Alarich menatap Senja datar, “Kau Senandung Senja, perempuan yang tiba-tiba memasuki mobilku dan meminta pertolongan dari ibu dan saudara angkatmu itu.” Deg Senja mematung di tempatnya, tentu ia tidak lupa dengan kejadian itu. Di mana ia memasuki mobil Alarich dan meminta pertolongan kepada lelaki tampan itu. Dari kejadian itu pula, Senja merasakan bagaimana arti keluarga sesungguhnya. Hanya saja, karena merasa in

  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 90 -S2- Mengajak Senja

    Deg “Kenapa kamu berpikir seperti itu, Sayang?” tanya Sheinafia pada sang suami yang tengah memakan mangga muda di waktu yang tak lazim yaitu jam delapan malam. Rain mengunyah habis mangganya sebelum ia menjawab pertanyaan sang istri. Sheinafia bahkan sampai meneguk ludahnya kasar kala melihat bagaimana Rain memakan mangga itu tanpa rasa kecut sedikitpun. Rain tersenyum lembut, dan membelai pipi sang istri dengan penuh kasih sayang. Tatapan Rain kepada Sheinafia sama sekali tidak pernah berubah. Penuh cinta dan juga kasih sayang, Rain yang dingin dan datar di luar nyatanya tidak berlaku untuk keluarga kecilnya. “Sayang, kamu masih ingat ketika mengandung Hazelnut, bukankah aku yang mengalami couvade syndrome. Sampai aku tidak bisa terbangun dan harus istirahat di atas tempat tidur selama satu bulan lamanya?!” Sheinafia diam, lalu tak lama kemudian ia mengangguk. Tentu masih segar di dalam ingatannya ketika ia mengandung Ha

  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 89 - S2 - Couvade Syndrom

    Alarich baru saja tiba di mansionnya, Sheinafia tampak tengah memangku Hazelnut. Sepertinya gadis kecil itu tengah demam. “Ada apa?” tanya Alarich pada Sheinafia. “Al, kamu sudah pulang? Dimana Rain? Aku kira kalian pulang sama-sama,” ujar Sheinafia yang terlihat lelah. Alarich mengambil alih tubuh Hazelnut, dan memang benar gadis kecil itu tengah demam. Alarich mengusap lembut punggungnya, membuat tangisan Hazelnut mereda. Setahu Alarich, keponakannya anak yang anteng. Walaupun ia tengah sakit, jarang sekali Hazelnut rewel seperti saat ini. “Kenapa, Sayang?” tanya Alarich lembut. “Daddy, dimana ayah? Kenapa ayah belum juga pulang?” tanyanya lirih. Alarich menatap Sheinafia, perempuan muda itu hanya mengedikkan bahunya. Tanda ia tak tahu kemana perginya sang suami, biasanya jam empat sore lelaki itu sudah pulang. “Sudah kamu coba menghubunginya, Shei? Tidak biasanya ia pulang telat seperti sekarang,” ucap Alarich datar.

  • Pengantin Kecil Tuan Xavier   Bab 88 - S2 - Rasa Yang Masih Sama

    Deg Jantung Alarich terasa berdenyut dengan cepatnya kala ia mendengar suara yang begitu di rindukan. Suara yang selama bertahun-tahun lamanya ia nantikan kehadirannya. Kini, Alarich mendengar kembali suara itu. Langkah kakinya yang tegas membawa ia mendekati sang keponakan. Anak dari kakak sepupu yang begitu ia sayangi seperti anaknya sendiri. “Daddy,” cicit Hazelnut. Air mata masih membasahi kedua pipi chubby Hazelnut. Alarich semakin mendekat, kini wajah itu wajah yang selalu di rindukannya itu ada dihadapan Alarich. Alarich berjongkok, menyamakan tingginya dengan tinggi Hazelnut, tangan besarnya mengusap lembut air mata yang masih setia membasahi mata indahnya. Lutut gadis kecil nan cantik itu tampak mengeluarkan darah. “Are you ok?” tanya Alarich khawatir. Deg Kini gadis berhijab pastel itu yang merasakan degup jantungnya berpacu, bagaimana tidak. Suara yang ia dengar sekarang adalah pemilik nama yang setiap malam sering ia

DMCA.com Protection Status