Semua Bab My Rich Ex-Boyfriend's Obsession: Bab 41 - Bab 50

142 Bab

Bab 41: Cemburu

“Kamu sedang apa di sini?” tanya Leonardo lagi semakin mendekat, memperhatikan gerak-gerik Rosea dan wajah cantiknya yang terlihat pucat karena gugup.“Aku menawarkan cheesecake untuk beberapa pengawal, Adam ingin aku meminta izin terlebih dahulu dari kamu,” jawab Rosea gelagapan.“Bagikan cheesecake yang Sea buat,” titah Leonardo terdengar tenang, namun tatapan di matanya menyiratkan hal yang lain. “Baik,” jawab Adam pelan.“Ayo Sea.” Leonardo meraih tangan Rosea dan menariknya pergi lebih dulu meninggalkan Adam sendirian.Sesaat Rosea melihat ke belakang dan bertatapan dengan Adam. Rosea menyadari sesuatu, dari gerak gerik tubuh Adam yang tidak tenang, tampaknya pria itu sedang menyembunyikan suatu kegelisahan.Sepertinya, Rosea membuat Adam menjadi memiliki masalah.“Berhenti menatapnya,” peringat Leonardo menggenggam lebih kuat tangan Rosea.Dengan cepat Rosea melihat lantai yang dipijaknya, dia harus berusaha menahan obat yang disembunyikan di sepatunya agar tidak jatuh. “Aku p
Baca selengkapnya

Bab 42: Adam Terluka

Kehadiran Prince sangat menguntungkan Rosea, dia tidak hanya bisa memiliki alasan jauh-jauh dari Leonardo, Rosea juga memiliki banyak kesempatan untuk mengirim banyak pesan kepada Jacob untuk memberinya kabar dan meminta bantuan.Rosea berharap besar jika Jacob yang masih berada di Paris bisa membaca semua pesannya.Setelah selesai dengan tujuannya, Rosea langsung memusatkan kembali perhatiannya pada Prince yang sejak tadi berceloteh banyak bertanya hal.Keterbiasaan Rosea yang memiliki hubungan dengan anak kecil membuat dia tidak kesulitan saat berkomunikasi dengan Prince hingga anak itu ketiduran di sisinya.Rosea menarik napasnya dalam-dalam, terjebak dalam kesunyian, duduk di sisi Prince sambil menatap keluar jendela, memperhatikan langit malam ini yang kian pekat.Sudah hampir empat malam dia terjebak di rumah ini, rasanya sangat menyesakan seakan seluruh masa depannya sudah direnggut.Entah harus dengan cara apa Rosea bisa kabur membebaskan diri dari tempat ini, dia tidak mungki
Baca selengkapnya

Bab 43: Kepatuhan

“Adam terluka,” bisiknya nyaris tidak terdengar, “apa kamu yang sudah memukulinya?”Ketenangan di mata Leonardo sulit untuk dibaca, pria itu manarik turun bibir bawah Rosea dan memasukan ibu jarinya untuk merasakan lembut dan hangat mulut Rosea.Sangat menjengkelkan melihat bibir indah itu menyebut nama pria lain di hadapannya.“Benar,” jawab Leonardo kian tenang, menahan diri untuk tidak menyerang Rosea karena percakapan mereka belum usai. “Kenapa kamu melakukannya?”“Bukankah kamu sudah tahu jawabannya?” tanya balik Leonardo menebak apa yang sudah Rosea pikirkan saat ini. “Jika kamu tidak ingin orang lain terluka, jangan coba-coba untuk melakukan sesuatu di belakangku.”Jantung Rosea derdebar memacu kencang, intimidasi yang tidak terukur dari Leonardo seperti sebuah déjà vu.Apakah dulu Leonardo juga selalu menekan Rosea dan orang-orang di sekitarnya dengan cara yang seperti ini?Jika Rosea tidak meminta tolong pada orang-orang yang ada disekitarnya, lantas harus bagaimana Rosea le
Baca selengkapnya

Bab 44: Rencana Mikhaila

Tangan Leonardo terkepal, melihat tangisan pilu Rosea yang tidak mampu menahan amarah di dalam hatinya.Leonardo tidak menjawab, dia tidak tersentuh dengan kesedihan Rosea, justru dia tergoda dengan air mata yang Rosea tunjukan kepadanya. Leonardo berdecak kagum, betapa indahnya wanita itu meski hanya dengan menangis.Rasa ingin memiliki kian meningkat di dalam pikiran dan hatinya. Leonardo ingin menjadi pemilik tangisan dan senyuman Rosea.Leonardo sudah tahu Rosea akan bereaksi seperti ini, dan Leonardo tahu jika Rosea akan marah juga membencinya.Segala hal yang Leonardo selalu ada konsekuensinya. Leonardo sudah pernah mencoba menjadi pria yang lembut dan memberikan Rosea semua kebebasan, namun pada akhirnya Rosea terlepas dari genggamannya.Leonardo tidak ingin kehilangannya lagi, dan merasakan penderitaan yang membuatnya kehilangan kewarasaan.Leonardo percaya, lambat laun Rosea akan melunak padanya.Rosea mengusap wajahnya dengan kasar, menyingkirkan air mata yang terus berjatuh
Baca selengkapnya

Bab 45: Membawa Jacob

Sebuah pelukan hangat membelit tubuh, Rosea terbangun dari tidurnya dan menyadari jika Leonardo sedang tertidur di sisinya. Dengan hati-hati Rosea bergerak keluar dari pelukan pria itu.Langit masih gelap, semalam Rosea tidak ingat apapun lagi usai meminum obat penenang.Rosea turun dari ranjangnya.Langkah Rosea yang tanpa suara membawanya pergi ke kamar mandi. Rosea harus segera membersihkan diri dan menantikan apakah Leonardo menepati ucapannya atau tidak.Ketika Rosea selesai mandi dan berapakaian, Leonardo masih tertidur lelap di tempatnya, memudahkan Rosea untuk pergi keluar kamar.Tidak banyak orang yang terlihat di rumah besar itu, hanya ada kesunyian dan bayangan suara derap langkahnya yang berjalan di lorong.Pikiran Rosea mulai berkecamuk, memikirkan apa yang kini harus dia lakukan bila nanti dia bertemu dengan Jacob. Apakah bisa Jacob membawa polisi dan membantu Rosea keluar dari rumah ini?Rosea hanya ingin pulang.“Sea,” sapa Prince terdengar serak.Adam datang yang menu
Baca selengkapnya

Bab 46: Pergi

“Selamat pagi,” sapa Leonardo.Rosea langsung membuang muka dan tidak menjawab, dia sangat marah mengetahui fakta bahwa Leonardo sudah mencuri identitas dan paspornya hingga menahan kepergiannya untuk pulang. Leonardo Abraham, dia sudah melakukan kejahatan tingkat tinggi, penculikan, pemerkosaan dan pencurian.Apa bisa jika nanti Rosea bebas, dia bisa menuntut orang gila itu ke jalur hukum?Rose mendengus kesal, sangat mengecewakan memikirkan bahwa nyalinya langsung ciut tidak memiliki banyak keberanian untuk menuntutnya setelah dia tahu, seberapa besar kekuasaan yang Leonardo Abraham miliki.Sungguh tidak adil, bagaimana bisa pria berwajah tampan, memiliki banyak uang, dan juga bertindak seperti pria terhormat itu ternyata seorang psikopat? Mengapa orang yang memiliki banyak kekuasan seperti Leonardo Abraham menjadi penjahat, dan mengapa orang yang tidak memiliki apa-apa seperti Rosea yang menjadi korbannya?Apakah Rosea akan mendapat keadilan? Rosea ragu. Tidak semua keadilan itu b
Baca selengkapnya

Bab 47: Kedatangan Mikhaila

“Aku harus memeriksa tas kamu.”Rosea terperangah kaget. “Ini berisi make up, kamu bukan satpam!” protes Rosea memeluk tas slempangnya dengan erat.Dalam dua langkah kecilnya Leonardo mengikis jarak yang ada, dia tidak mempedulikan protesan dan renggutan menggemaskan di bibir merah Rosea.Leonardo mengambil tas slempang Rosea tanpa meminta izin, membukanya dan melihat isinya dengan seksama. Leonardo merongoh sesuatu dari dalam tas itu, membuka satu persatu resleting yang ada di dalamnya. Leonardo menunjukan sebuah gunting dan pisau pencukur yang sudah berhasil Rosea seludupkan dari kamar mandi.“Jadilah gadis baik, Sea. Jangan pernah mencoba untuk melakukan sesuatu yang nakal,” peringat Leonardo dengan senyuman tenangnya, menikmati ekspresi gugup Rosea karena ketahuan.Dengan kesal Rosea mengambil tasnya lagi dan berbalik pergi, sementara Leonardo harus menahan langkahnya karena mendapatkan panggilan telepon dari rekan bisnisnya.Rosea melangkah lebar, mencari-cari Adam yang akan me
Baca selengkapnya

Bab 48: Egois

Suara tangis Rosea terdengar di kesunyian, wanita itu tidak dapat mengontrol emosinya mendapatkan hinaan dan dipermalukan layaknya seorang selingkuhan di depan banyak orang. Betapa tidak adilnya semua ini, di sini dia adalah korban penculikan dari laki-laki gangguan jiwa, namun semua pandangan mata seolah menganggapnya sebagai orang ketiga yang merusak hubungan Leonardo dan Mikhaila.Rosea hilang ingatan, dia bahkan tidak tahu dengan apa yang pernah terjadi di masa lalu antara dirinya dan Leonardo. Rosea juga tidak ingin berada di sisi Leonardo Abraham, dia ingin pulang.Seorang pelayan yang membawa obat diam-diam menatap iba, memperhatikan seorang wanita muda yang mentalnya secara perlahan dihancurkan oleh obsesi laki-laki yang terpikat padanya.Para pelayan sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi melalui pengawal yang mengawasi Rosea.Sungguh disayangkan, kecantikan Rosea menjadi berkah sekaligus petaka untuk dirinya sendiri.Orang-orang yang tidak memahami keadaannya mungkin
Baca selengkapnya

Bab 49: Amarah Mikhaila

Seorang pelayan segera beranjak pergi usai membantu mengobati luka Mikhaila. Pertengkarannya dengan Rosea membuat bibir Mikhaila mengalami robekan, dan cakaran Rosea meninggalkan bekas goresan di lehernya.Beruntung saja Mikhaila membawa pakaian, jadi dia bisa berganti pakaian untuk menutupi luka yang didapatkannya hari ini.Tangan Mihaila terkepal kuat menahan amarah. Seharusnya, hari ini dia yang melukai Rosea, bukan sebaliknya.Rosea sudah sangat berani melawannya dan bersikap angkuh seolah dia tidak memiliki kesalahan, dan lebih menyebalkannya lagi Leonardo membelanya, bahkan sampai saat ini pria itu lebih sibuk mengurus selingkuhannya dibandingkan memberikan penjelasan pada Mikhaila.Pagi ini Mikhaila datang dengan penuh rencana, namun semuanya menjadi kacau begitu saja.Seharusnya dia menjambak dan menyeret Rosea saat semua teman-teman Leonardo datang. Namun siapa yang menyangka jika seluruh tamu yang Mikhaila undang tidak datang ke rumah utama, mereka justru singgah di villa te
Baca selengkapnya

Bab 50: Ancaman

“Leonardo!”“Sejak kamu berusaha menggugurkan Prince dalam kandungan, semenjak kamu menerima uang satu juta dollar untuk mempertahankan Prince. Aku sudah tidak pernah melihat kamu sebagai manusia lagi Mikhaila, dan jika kini kamu membanggakan pertunangan kita, kamu harus tahu aku melakukannya hanya untuk Prince. Jika kesabaranku padamu sudah habis, lebih baik aku melenyapkanmu tanpa jejak, itu jauh lebih mudah dilakukan.”Bahu Mikhaila berada dalam ketegangan, semua kata-kata yang terucap dan ketenangan yang Leonardo tunjukan berhasil mencekiknya dalam ketakutan.Mikhaila tahu, Leonardo sedang tidak main-main dan Mikhaila tidak bisa mengabaikan peringatan itu begitu saja.Lantas apa yang harus Mikhaila lakukan sekarang? Dia tidak mungkin mundur begitu saja setelah begitu banyak waktu yang dia korbankan untuk bisa berada diposisi ini. “Sebaiknya kamu pulang ke Paris hari ini juga,” titah Leonardo.“Tidak mau! Aku sudah membuat acara berburu di sini,” jawab Mikhaila dengan tegas.Bola
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status