Hati Aarav tertohok sakit, melihat Rosea yang dia kenal kuat dan selalu mandiri, kini menangis bersujud dikakinya menunjukan ketidak berdayaan. Betapa kejamnya Leonardo, dia sudah mematahkan sayap Rosea dan merusaknya.“Sea.” Aarav membungkuk, membantu Rosea untuk berdiri, Rosea tidak melakukan kesalahan apapun dan tidak sepantasnya dia bersimpuh dilantai hanya karena menginginkan kebebasannya kembali.“Sea tenangkan dirimu dulu,” bisik Aarav berhati-hati.Beberapa kali Rosea mengatur napasnya untuk mencari ketenangan dan perlahan dia berhenti menangis.“Sea, aku akan memikirkannya, tolong bersabarlah, ini bukan sesuatu yang mudah untuk ditangani,” ucap Aarav memberitahu.Belum sempat Rosea menjawab, Leonardo sudah datang menyusul. “Waktu berdua kalian sudah selesai,” ucap Leonardo seraya menarik lembut tangan Rosea agar mundur menjauh dari jangkauan Aarav. “Ayo Sea.”Kaki Rosea terantuk-antuk di lantai, dia hanya bisa meliat ke belakang, menatap Aarav dengan memelas, berharap bahwa
Read more