Home / CEO / My Rich Ex-Boyfriend's Obsession / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of My Rich Ex-Boyfriend's Obsession: Chapter 51 - Chapter 60

142 Chapters

Bab 51: Kekangan

Rosea duduk dengan gelisah di kursinya, makanan yang sengaja dihidangkan untuknya sudah mulai dingin, dua puluh menit telah berlalu namun Jacob muncul.Rosea mengambil gelas minumannya dan meneguknya beberapa kali, tanpa bosan dia terus melihat keluar menantikan Jacob.Bola mata Rosea bergerak ke penjuru arah, melihat dua pengawal yang berdiri di depan pintu, dan dua orang lainnya duduk di kursi kosong. Tidak ada pelanggan lain selain Rosea di tempat itu, bahkan para pegawai café sudah tidak terlihat lagi setelah mereka menyajikan makanan dan minuman untuk Rosea.Sebuah mobil hitam berhenti di depan café, Rosea terperanjat berdiri begitu melihat Jacob yang dia nantikan benar-benar datang.Senyuman penuh kelegaan Rosea berangsur hilang ketika dia sadar bahwa semua pengawal ikut beranjak dan hendak mengikuti saat Rosea beranjak dari duduknya. Rahang Rosea mengetat menahan amarah, dengan kesal dia kembali duduk menantikan Jacob untuk datang sendiri.Hati Rosea sangat sakit, dia diperlak
Read more

Bab 52: Pulang

“Sea, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan saat ini membuat dia lengah. Mungkin dengan kamu menjadi penjurut, dia tidak akan mengekangmu lagi. Aku akan bertahan di Paris dan berusaha mencari jalan keluar.”“Aku akan mencobanya Jacob,” bisik Rosea ragu, “Leonardo akan membawaku ke Yunani lusa nanti.”Tubuh Jacob menegak. “Itu jauh lebih baik, mungkin di sana kamu bisa memiliki celah untuk kabur. Yunani bukanlah tempat kelahirannya, mungkin saja Leonardo tidak seberkuasa di Prancis,” jawab Jacob penuh keyakinan.Rosea sempat terdiam, jawaban Jacob membuatnya kembali memiliki harapan baru untuk bisa segera kabur. “Kemana aku harus pergi jika aku berhasil kabur? Jika aku kembali ke Indonesia, Leonardo akan mengetahui keberadaanku.”“Thailand.”Rosea termenung, dia ingat bahwa di Thailand dia memiliki seorang teman yang sangat dikenal baik olehnya. Ditambah lagi Jacob memiliki sebuah kedai kecil di sana, mungkin itu akan menjadi tempat pelarian yang sempurna.“Waktu Anda sudah habis, An
Read more

Bab 53: Pusat Perhatian

Rosea keluar dari mobil itu dengan penampilan yang berbeda dan riasan yang elegant, dia mengenakan sebuah dress hitam selutut, ditunjang heels dan rambut panjang bergelombang kini berwarna chocolate brown tergerai menyapu bahunya yang terbuka.Lima detik, Rosea melihat ke sisi, menyapukan pandangannya melihat keramaian orang-orang asing yang berkumpul, didetik selanjutnya dia membuang muka dan melangkah dengan tenang pergi melewati teras panjang hingga harus menaiki beberapa anak tangga.Rosea tidak peduli dengan apa yang terjadi di rumah ini, dia tidak peduli dengan tatapan semua orang yang masih tertuju padanya.Leonardo menarik napasnya dalam-dalam, bibirnya menekan kuat mendengar bisikan beberapa teman yang duduk sekitarnya.“Siapa gadis muda itu Leo? Apa dia saudara jauhmu?”Mikhaila tersenyum menantikan jawaban apa yang akan Leonardo berikan kepada teman-temannya. Akan sangat menyenangkan jika semua orang tahu, Leonardo menyimpan selingkuhannya di tempat ini.“Sialan, kenapa kam
Read more

Bab 54: Memohon

“Apa aku juga tidak diizinkan untuk marah?” tanya balik Rosea dengan tajam.Bibir Leonardo berkedut, entah mengapa ekspresi marah Rosea sangat manis, mirip dengan panda merah. Leonardo ingin menjejal mulutnya dengan sesuatu, menggodanya untuk kembali marah. Leonardo tahu jika suasana hati Rosea tidak cukup baik hari ini, masih membutuhkan waktu panjang untuk meluluhkan hatinya.“Apa yang membuat kamu marah?” tanya Leonardo berpura-pura tidak tahu.Alis Rosea berkerut, dia menunjuk dada Leonardo dengan penuh tekanan. “Untuk apa kamu bertanya? Kamu tahu jawabannya Leonardo, terkecuali jika kamu bodoh seperti kukang,” hina Rosea.“Jika aku kukang, kamu akan jadi pohonnya Sea.”“Kamu bajingan.”“Terima kasih. Aku menghormati kejujuranmu,” jawab Leonardo dengan senyuman tulusnya tidak terpengaruh oleh hinaan Rosea.Rosea mendengus kesal, memarahi Leonardo hanya akan menguji emosionalnya sendiri karena pria itu tidak peduli dengan apapun selain kesenangannya sendiri.“Sea.”Rosea mendorong
Read more

Bab 55: Pertanyaan

Hati Aarav tertohok sakit, melihat Rosea yang dia kenal kuat dan selalu mandiri, kini menangis bersujud dikakinya menunjukan ketidak berdayaan. Betapa kejamnya Leonardo, dia sudah mematahkan sayap Rosea dan merusaknya.“Sea.” Aarav membungkuk, membantu Rosea untuk berdiri, Rosea tidak melakukan kesalahan apapun dan tidak sepantasnya dia bersimpuh dilantai hanya karena menginginkan kebebasannya kembali.“Sea tenangkan dirimu dulu,” bisik Aarav berhati-hati.Beberapa kali Rosea mengatur napasnya untuk mencari ketenangan dan perlahan dia berhenti menangis.“Sea, aku akan memikirkannya, tolong bersabarlah, ini bukan sesuatu yang mudah untuk ditangani,” ucap Aarav memberitahu.Belum sempat Rosea menjawab, Leonardo sudah datang menyusul. “Waktu berdua kalian sudah selesai,” ucap Leonardo seraya menarik lembut tangan Rosea agar mundur menjauh dari jangkauan Aarav. “Ayo Sea.”Kaki Rosea terantuk-antuk di lantai, dia hanya bisa meliat ke belakang, menatap Aarav dengan memelas, berharap bahwa
Read more

Bab 56: Potongan Ingatan

“Kapan aku bisa memanggil Sea, Mamah?”Rosea tersentak kaget mendengar pertanyaan tidak terduga Prince, anak itu menatapnya dengan mata yang polos penuh pengharapan.Rosea akan menjadi wanita yang berdosa bila dia tidak memberikan jawaban, dan dia akan menjawadi wanita jahat bila memberi Prince harapan palsu.Dengan kaku Rosea tersenyum menutupi perasaan gugupnya, dia kembali menyuapi Prince sambil memikirkan kata apa yang harus dia keluarkan agar tidak menyakiti perasaan Prince. “Prince, kamu tidak bisa bertanya seperti itu kepadaku,” jawab Rosea berhati-hati.“Kenapa?” tanya Prince dengan alis menurun, anak itu tidak dapat menyembunyikan kesedihannya. “Sea tidak mau menjadi mamahku? Apa karena aku sudah nakal dan manja pada Sea?”“Bukan seperti itu Prince.” Rosea meraih tangan Prince dan menggenggamnya. “Aku tidak bisa berjanji apapun kepada Prince. Karena itu, sebaiknya kamu berdo’a kepada Tuhan, agar Tuhan mengirimkan mamah terbaik untuk kamu. Tuhan selalu tahu apa yang terbaik u
Read more

Bab 57: Terhalang

“Leo, kita harus berbicara.” Aarav menahan kepergian Leonardo yang baru selesai mengantar salah satu temannya yang pulang lebih dulu. Meski Aarav sudah diberi nasihat untuk tidak terlalu terlibat dalam masalah pribadi Leonardo, tampaknya Aarav tidak bisa menghentikan ketidak sukaannya atas apa yang telah dilakukan Leonardo.“Apa yang harus dibicarakan?” tanya Leonardo dengan tenang seolah sudah tahu apa yang akan Aarav bahas dengannya.“Apa yang kamu lakukan pada Sea?” tanya Aarav dengan serius.Alis Leonardo mengerut samar, dia tidak suka dengan kepedulian yang Aarav tunjukan untuk Rosea, Leonardo tidak suka Aarav ikut campur urusannya. Hati Leonardo mendadak kesal, dia masih belum terima jika Rosea lebih mengingat Aarav dengan baik, tetapi melupakan semua tentang Leonardo. “Aku tidak melakukan apapun padanya, aku hanya sedang membujuknya untuk kembali padaku,” jawab Leonardo terlampau tenang sampai membuat Aarav tercengang kaget.“Kamu sudah gila Leo, bagaimana bisa kamu mengatak
Read more

Bab 58: Menahan Pembicaraan

“Apa kamu tahu jika Prince demam?” tanya Leonardo pada Mikhaila.“Aku sudah tahu dan aku sudah mengurusnya ketika tadi kamu berburu,” jawab Mikhail berusaha bersikap setenang mungkin untuk tidak menimbulkan kecurigaan.Beruntung saja Mikhaila bisa menyusul dengan cepat, jika sedikit saja Mkhaila terlambat, Leonardo pasti akan menghabisinya.“Kenapa tidak memberitahuku?” tuntut Leonardo.“Aku tahu kamu sedang sibuk, dan sekarang Prince sudah membaik. Ayo Prince,” ajak Mikhaila dengan tangan terbuka, refleks Prince memeluk Leonardo dan menggeleng tidak mau.“Prince, malam ini ibu akan pulang ke Paris. Ibu hanya ingin berduaan dengan kamu sebentar saja,” bujuk Mikhaila dengan suara melembut dan senyuman yang tulus agar Prince bisa luluh dan tidak mengingat dengan apa yang telah terjadi siang ini.Leonardo menepuk-nepuk bahu Prince dan mengecup puncak kepalanya. “Tidak apa-apa Prince, ibu hanya ingin memilihkan pakaian untuk kamu.”“Aku tidak mau pulang ke Paris, ada yang harus aku bicara
Read more

Bab 59: Ancaman Mikhaila

“Untuk apa kamu mencari Aarav?” tanya balik Leonardo menahan geramannya.“Aku sempat menyebut nama Aarav ketika mengetik sesuatu di email, mungkin karena alasan itulah aku tidak melupakan dia sekarang,” jawab Rosea setengah merenung, potongan puzzle yang acak membuat Rosea menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi.Rosea harus membuka email pribadi dan bisnisnya, mungkin dia bisa memeriksa email satu sampai tahun yang lalu.Rosea beranjak dari duduknya tidak mempedulikan tatapan intens Leonardo atas ketelanjangannya.“Kita belum selesai bicara Sea,” panggil Leonardo.Tidak ada jawaban, Rosea ingin pergi dan beristirahat, namun belum sempat Rosea pergi, Leonardo sudah menangkap tangannya dan menariknya untuk kembali masuk ke dalam bathup.Suara ceburan air terdengar, air meluap keluar dan bathup sementara Rosea terduduk dipangkuan Leonardo.“Apa yang kamu lakukan?” tanya Rosea setengah berteriak.Dengan kuat Leonardo mencengkram pinggang Rosea dan menahannya agar tidak beranjak sedikit
Read more

Bab 60: Mengetahuinya

“Sakit.. sakit Bu."“Hati ibu yang jauh lebih sakit, kamu tega menyakiti ibu, Prince,” jawab Mikhaila memelintir lebih kuat cubitannya dan membuat Prince menangis. “Kamu tega membandingkan ibu yang telah mengandung dan melahirkan kamu dengan Rosea yang bukan siapa-siapa. Rosea hanya berpura-pura baik pada kamu, jika dia sayang pada kamu dia tidak mungkin meninggalkan kamu selama ini!”Tangisan Prince kian keras mendengar kata-kata jahat ibunya. Suara tangisan Prince tidak disadari siapapun karena kamarnya yang kedap suara.“Rosea tidak pernah sayang padamu! Dia pergi sangat lama karena dia benci kamu! Dia pasti akan meninggalkanmu lagi dalam waktu dekat!”“Sakit.. maafkan aku,” isak Prince memohon dengan air mata berderai.Mikhaila melepaskan cubitannya seketika dan memeluk Prince begitu tersadar bahwa dia telah mencubitnya dua kali hari ini. “Maafkan ibu, berhentilah menangis,” bisik Mikhaila memeluk lebih erat Prince.Suara isakan terdengar kian keras, Prince kecewa karena ibunya k
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status