Home / CEO / My Rich Ex-Boyfriend's Obsession / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of My Rich Ex-Boyfriend's Obsession: Chapter 21 - Chapter 30

142 Chapters

Bab 21: Menemui Leonardo

Helaian rambut panjang Rosea terlihat berantakan di atas bantal berwarna putih, wanita itu terbaring telanjang dengan wajah yang merah dan tatapan mata sayu, bibir mungilnya bergetar berbicara sesuatu yang tidak dapat didengar.Leonardo yang berada di atasnya menjawab dengan kecupan singkat di tulang selangkanya, menjilatnya dan menggigit sisi tengkuk Rosea, membisikan sesuatu padanya dengan senyuman.Aroma Rosea seperti anggur, dia membawa sesuatu yang adiktif dan membuat Leonardo tidak berhenti mengecupi permukaan kulitnya.Rosea berpegangan pada permukaan seprai, tubuh kecil telanjangnya terangkat begitu Leonardo menarik pinggangnya ke atas.Leonardo semakin membungkuk, sepasang matanya yang berwarna biru itu terlihat gelap tertutup oleh kabut gairah yang tidak dapat dipadamkan dengan mudah. Jantung Leonardo berdegup memacu tidak beraturan, pemandangan Rosea yang berada di bawahnya bak sebuah lukisan yang tidak bisa dia rasakan hanya dari sudut, Leonardo ingin menikmatinya di setia
Read more

Bab 22: Penguntit

“Apa yang Anda inginkan dari Sea?” tanya Jacob.“Tidak ada urusannya dengan Anda.”“Rosea tanggung jawab saya, saya harus memastikan jika dia akan baik-baik saja,” tegas Jacob.“Saya ingin mendapatkan kembali apa yang sudah menjadi milik saya,” jawab Leonardo dengan angkuh.Jacob menarik napasnya dalam-dalam, dengan penuh keberanian dia menjawab, “Sea bukan milik siapapun, dia milik dirinya sendiri. Tolong jauhi Sea, Anda sudah memiliki tunangan, jangan menempatkan Rosea seperti wanita perebut tunangan wanita lain, saya juga tidak ingin dia semakin trauma karena terluka untuk yang kedua kalinya.”“Saya tidak pernah melukai Sea,” jawab Leonardo dengan cepat.“Itu benar, tapi orang-orang di sekitar Anda dapat melakukannya,” debat Jacob penuh misteri.Leonardo terpaku kehilangan kata-kata, ucapan Jacob membuat dia berpikir keras untuk mencernanya. Perkataan Jacob menyisakan banyak pertanyaan yang membuat dia penasaran, memangnya siapa yang berani melukai Rosea?“Saya akan membawa pulang
Read more

Bab 23: Menculiknya

“Ayo pulang,” ajak Leonardo.Rosea menelan salivanya dengan kesulitan, tubuhnya membeku tidak mampu bergerak, dia terlalu terkejut dengan keberadaan alat pelacak, dan kini dia kembali semakin dibuat terkejut atas keberadaan Leonardo yang berdiri di hadapannya secara tiba-tiba.“Kenapa diam saja? Kamu mau aku gendong?” tanya Leonardo lagi dengan tangan terulur, pria itu bersikap begitu tenang tidak mempedulikan reaksi Rosea.“Jangan mendekat,” tolak Rosea bergeser mundur.“Akan lebih baik kamu menurut saja.”“Jangan mendekat! Atau aku akan berteriak!”Leonardo mendengus geli. “Sebaiknya, jangan memancing aku untuk menjadi laki-laki yang lebih bajingan, karena aku sudah tidak memiliki toleransi apalagi kesabaran.”Tangan Rosea gemetar ketakutan, kekeselan memenuhi hatinya. Dia tidak habis pikir, mengapa harus terlibat dalam situasi gila ini.Leonardo membungkuk, menarik Rosea untuk berdiri, kali ini Rosea tidak menolak, tidak ada tenaga untuknya melakukan sesuatu.***Langkah Rosea tera
Read more

Bab 24: Memaksanya

“Bagaimana bisa kamu kehilangan jejak Sea? Dia tidak mungkin pergi begitu saja, dia bukan anak kecil lagi!” ucap Jacob dengan penuh tekanan.“Aku juga tidak tahu!”“Kamu yang terakhir bersama Sea!”“Dia meminta izin pergi ke toilet sebelum keluar, dan dia tidak kembali, hanya itu yang aku tahu, aku tidak tahu apapun karena sejak tadi aku di sini menunggunya datang!” sanggah Kevan karena merasa tersudutkan.Jacob mengerang frustasi, setiap sudut klub malam sudah di telusuri, namun keberadaan Rosea tidak ditemukin. Mustahil Rosea tersesat, bahkan jika dia kehilangan ingatan, Rosea adalah perempuan yang mandiri.Kemana Rosea sebenarnya pergi?“Bantu aku mencari Sea di luar, mungkin dia keluar lebih dulu. Aku akan kembali ke hotel untuk memastikan apakah dia pulang lebih dulu atau tidak,” pinta Jacob.***Dalam tidur nyenyaknya Rosea mulai merasa terusik oleh desakan mual yang mengganggu tenggorokannya. Jantung Rosea ikut berdebar tidak beraturan.Pengaruh alcohol sedikit berkurang membua
Read more

Bab 25: Obsesi Sempurna

Perjalanan panjang melintasi kota meredakan ketegangan karena lelah, Rosea yang semula memberontak pada akhirnya tertidur sampai pagi. Rosea tidak ingat kapan mereka sampai dan kapan Leonardo membawanya masuk ke rumah.Sinar matahari menerobos masuk ke dalam kamar, gorden hitam di jendela yang terbuka bergerak lembut diterpa angin.Rosea terusik dalam tidurnya, perlahan dia membuka matanya melihat sebuah lampu besar yang menggantung, pandangan Rosea mengedar ke penjuru arah mencoba mengingat apa yang sebenarnya telah terjadi semalam hingga dia bisa sampai di tempat ini.“Dimana aku sekarang?” bisik Rosea kian bingung dengan tempat asing dan pakaian yang sudah tergantika.Perlahan Rosea duduk dan bersandar, keningnya sakit berdenyut begitu ingat jika semalam Leonardo telah membawanya dengan paksa dari klub malam.“Syukurlah dia melepaskan borgolnya,” gumam Rosea memperhatikan tangannya yang terbebas dari apapun.Suara pintu yang terbuka terdengar, bibir Rosea terkatup rapat begit melih
Read more

Bab 26: Sebuah Cincin

“A-apa yang kamu lakukan?” tanya Rosea dengan wajah pucat ketakutan.“Aku hanya ingin melihat kamu.”“Pergilah!” usir Rosea.“Berbaliklah, aku akan membantu kamu,” ucap Leonardo dengan senyuman, dia tidak menggubris apapun yang dikatan oleh Rosea.“Aku bisa melakukannya sendiri.”Pandangan Leonardo terjatuh ke bawah, melihat tangan Rosea yang terkepal kuat menutupi dadanya yang belum tertutup, kakinya menyilang rapat. “Bagaimana jika kamu melepaskan pakaiannya lagi, lalu kita naik ke ranjang?”“Apa kamu sudah gila? Tidak!” Rosea menyelak keras.“Kalau begitu, berbaliklah, aku ingin membantu kamu.”Rosea menelan salivanya kesulitan, dengan ragu dia berbalik dan menghadap cermin. Ditempat ini, dia sendirian, bagaimana jika Leonardo Abraham memiliki tempramen kasar saat sedang marah? Tidak ada pilihan lain untuknya selain menurut.Diam-diam Rosea melihat Leonardo melalui cermin, memperhatikan gerak-gerik Loenardo yang berdiri kian dekat dengannya.Leonardo menarik pelan resleting gaun Ro
Read more

Bab 27: Annecy

Ketika Rosea datang ke ruang makan, dia sudah melihat Leonardo yang tengah duduk menunggu kedatangannya. Leonardo sempat beranjak dari duduknya hanya untuk membantu menarikkan kursi untuk Rosea duduk.Sesungguhnya, harus diakui bahwa hal sederhana yang Leonardo lakukan barusan gantleman, ditunjang lagi dengan penampilannya yang sempurna dan dia memiliki kedudukan penting yang jarang dimiliki kebanyakan orang, akan sangat mudah untuk Leonardo mendapatkan hati seorang perempuan. Namun jika mengingat kembali kebenaran bahwa kini Rosea tengah diculik, Rosea menjadi takut.Dia takut, terjerat dalam pesona yang menyesatkan.Rosea takut pesona Leonardo mempengaruhi pikirannya sebelum dia berhasil kabur menyelamatkan diri. Rosea ingat, ada banyak beberapa kasus Stockholm syndrome, yang mana korban penculikan akan membangun ikatan dan membangun perasaan dengan penculik, bahkan terkadang ada kejadian korban penculikan akan jatuh cinta kepada sang penculik.Hal itu tidak boleh sampai terjadi pa
Read more

Bab 28: Obat Penenang

Setelah selesai sarapan pagi, Rosea memilih mengurung diri di dalam kamar, dia tidak tahu dengan apa yang harus dilakukan, dia juga sedikit takut keluar kamar karena disetiap sudut ruang terdapat cctv, begitupun dengan para pengawal yang berkeliaran. Leonardo melakukan penjagaan yang sangat ketat.Butuh waktu untuk mengumpulkan keberanian agar bisa bersikap tenang, sebaik apapun di rumah ini Rosea diperlakukan, Rosea tetaplah tawanan dan seluruh kebebasan hidupnya sedang dikekang.Rasa sakit berdenyut yang muncul dikepala mengingatan Rosea akan tas yang dibawanya semalam dan sampai detik ini belum terlihat sama sekali keberadaannya dimana.Rosea harus segera menemukan tasnya karena di dalamnya terdapat obat pereda sakit kepala dan sebotol obat penenang yang sering dia konsumsi.Rosea sangat membutuhkannya. Semenjak terbangun dari komanya, Rosea memiliki masalah ketakutan yang berlebih seiap kali dia tidak sengaja melihat hal-hal yang bersangkutan dengan kecelakaan yang telah terjadi
Read more

Bab 29: Permintaan

Kota Annecy, sebuah kota yang tidak pernah Rosea bayangkan akan memiliki pemandangan yang jauh lebih indah dari Paris. Sepanjang jalan dia berjalan, Rosea masih berpikir jika ini seperti sebuah mimpi.Kebetulan juga langit hari ini cerah dan bersih. Sangat sempurna dengan kota Annecy yang bersih dan memiliki penataan bangunan yang artistik, setiap bangunan memiliki cat yang cerah, sungai sepanjang jalan yang mengalir bersih, jauh dari pandangan mata, ada gunung dan lautan.Rosea tersenyum merasakan sapuan udara segar yang mengusap wajahnya, rambutnya yang terurai bergerak tidak beraturan. Ini untuk pertama kalinya Leonardo mengizinkannya pergi keluar setelah hampir dua hari lamanya terkurung di dalam rumah tanpa melakukan apapun.Sepanjang jalan Leonardo menggenggam tangannya dan tidak membiarkannya pergi jauh.Rosea sadar sepenuhnya jika kini dia tengah di culik, namun dia tidak tahu apakah harus menikmati waktunya di sini sejenak atau segera mencari kesempatan kabur dan meminta per
Read more

Bab 30: Terusik

“Prince, dimana ayah kamu sebenarnya?” tanya Mikhaila.“Aku tidak tahu ayah di mana,” jawab Prince pelan, tangan mungilnya hanya memaikan sendok di atas piring dengan makanan yang baru beberapa suap saja dia cicipi.Mata Mikhaila menyipit memperhatikan ketegangan Prince. “Kamu tidak berbohong kan? Ibu yakin, ayahmu pasti menelepon kamu,” tekan Mikhaila.Prince menggeleng, memang benar Leonardo dan Prince sempat berbicara tadi, namun Leonardo tidak memberitahukan apapun mengenai keberadaannya dan hanya memberitahu jika Prince akan menyusul datang untuk melakukan liburan.“Kamu tidak berbohong kan? Prince, kamu tahu kan, ibu sangat benci anak yang suka berbohong,” ucap Mikhaila dengan tegas.“Aku tidak berbohong,” jawab Prince pelan.Mikhaila membuang napasnya dengan berat, wanita itu melihat ke sekitar dan berakhir pada satu pengawal Prince yang sejak tadi berdiri menunggu. Mikhaila selalu berbicara bahasa Indonesia dengan Prince saat berada di dekat pengawal pribadi Prince, dengan beg
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status