“Pak RT, anda ini pengayom masyarakat, bukannya pembela makhluk asing!” ucap Nita tak terima dengan pembelaan pak RT. “Yang benar saya bela, ditambah yang KTP-nya warga sini adalah... Sukri, coba periksa siapa yang alamat di KTP-nya kampung kita!” titah pak RT kepada Sukri. Terang saja ia membela Atira karena ia lebih percaya dengan cerita dari istrinya tadi, meskipun masih secara garis besar. “Minta maaf dulu, bersimpuh sama Ibu, baru gue lepas.” Suara Atira terdengar mengintimidasi. “Iya, iya, gue minta maaf!” ucap Nita meskipun terdengar terpaksa. Atira melepaskan tangan Nita dan sedikit mendorongnya sehingga wanita itu jatuh terjerembab tepat di depan kaki bu Asih. “I... a... Huhuhuhuhu!” Bu Asih menolak Atira melakukan hal itu, ia takut jika Atira akan mendapatkan masalah kelak karena hal ini. Tapi, tentu saja tidak ada yang memahami akan permintaan bu Asih. Nita bersimpuh di kaki bu Asih sambil menahan nafasnya. Pasalnya, bu Asih memang bau pesing. Dia pun seolah t
Read more