ANDINI's POVTak tahu apa yang merasuki Baskara, sejak pagi tadi selalu melontarkan kalimat yang membuatku tak bisa menjawab dengan benar di matanya. Baginya, aku tak lebih dari mesin penghasil anak buatnya."Ayo, mandi Bagas..." Aku memasukkannya ke dalam bak mandi yang sudah kupastikan temperaturnya sesuai untuk Bagas.Dia tak terlalu suka air terlalu hangat. Mirip dengan ayahnya yang lebih cenderung menyukai dingin. Andini, mengapa kamu malah ingat ayahnya sekarang? Huh, aku mendengus kesal."Auwaaa... Tuta... tuta..." Ucapnya sambil memainkan bebek plastik yang sudah lebih dulu aku masukkan di bak mandi."Iya, iya, nanti main lagi... ini sudah sore..." Gumamku. Seharian aku tidak tidur siang seperti biasa. Aku full mengasuh Bagas sendiri."Masih main-main, Bagas?" Mak Ijah tiba-tiba datang dan duduk di sampingku.Bagas senyum-senyum sendiri melihat kedatangan pengasuhnya. Terkadang aku merasa Mak Ijah lebih dekat dan memahami Bagas daripada aku yang ibunya sendiri."Ta...tata... B
Read more