Home / Romansa / Istri Simpanan Tuan Muda / Kabanata 61 - Kabanata 70

Lahat ng Kabanata ng Istri Simpanan Tuan Muda: Kabanata 61 - Kabanata 70

135 Kabanata

BAB 61 BUAH HATI

Baskara’s POVPagi tadi Laura menelponku lagi. Menanyakan apakah aku akan benar-benar berangkat ke New York. Kupastikan aku akan berangkat besok setelah menunggu cuaca memungkinkan untuk melakukan penerbangan ke sana.“Baiklah, Sayang… aku sudah sangat merindukanmu…” Sama seperti hari-hari sebelumnya, itulah yang dia katakan kepadaku. Tanpa menanyakan kabar atau apa yang sedang aku alami.Aku baru sadar sekarang. Apa yang dikatakan oleh Mama sebagian ada benarnya juga. Apakah cintaku pada Laura sampai membuat aku buta?“Iya, miss you too…” ucapku.“Bye, Sayang….” Tangannya melambai mesra.Terlihat sepintas saat dia menutup video call-nya, seseorang yang keluar dari kamar mandi memakai handuk. Apakah itu tadi seorang laki-laki? Atau bisa jadi itu hanya khayalanku saja.Tak berselang lama, aku mendengar suara tangisan bayi. Astaga, anak itu pagi-pagi sudah menjerit sekuat-kuatnya.Aku sempat melihat Andini dan Mak Ijah membicarakan sesuatu. Ketika Andini menghilang, aku ambil dia dan ku
Magbasa pa

BAB 62 TERKUAKNYA RAHASIA

ANDINI’s POVKepalaku terasa berat dan pusing. Aku merasa bahwa sekarang udara sekelilingku terasa sangat dingin. Aku mendengar apa yang terjadi di sekelilingku namun mataku tak bisa terbuka sama sekali. Bahkan ketika aku berusaha untuk menggerakkan ujung jariku, semua terasa kaku.Aku ingin berteriak minta tolong untuk membawaku dan anakku pergi. Aku sudah tahu apa yang ada di benak Prasetia, lelaki yang kukira tulus mencintaiku. Dia memang cinta padaku tapi tidak pada anakku. Dia ingin memisahkan kami.Kurasakan tubuhku melayang dan berpindah. Ada sepasang tangan kokoh yang membawaku pergi menjauh dari kerumunan orang-orang. Jeritan tangis beberapa orang masih kudengar. Aku masuk ke sebuah tempat dan tubuhku terdampar di sebuah tempat.Di mana aku? Setelah aku merasakan gerakan, tak lagi aku bisa tahu apa yang terjadi berikutnya.Tak berapa lama berselang, aku terbangun lagi. Entah ini dalam mimpi atau kenyataan.Ada tusukan jarum di tanganku. Astaga, ini jarum infus.“Andini?” Apak
Magbasa pa

BAB 63 PENGAKUAN

BASKARA’s POVAndini akhirnya mengakui sendiri dari mulutnya kalau Bagas adalah anakku. Meski dalam hati aku selalu berharap akan kelak memiliki anak seperti Bagas, saat aku tahu fakta itu dari Andini… aku merasa seperti menelan pil pahit.Aku tak berpikir panjang lagi untuk membawa mereka ke rumah. Bagas harus tinggal bersamaku. Apapun konsekuensinya. Apalagi saat mendengar kalau Prasetia berniat menitipkannya ke panti asuhan. Harga diriku seperti diinjak-injak. Aku adalah ayahnya yang seharusnya memberikannya perlindungan.“Kalian harus ikut semua denganku!” tegasku lagi pada Andini.Perempuan itu masih belum percaya dengan apa yang aku ucapkan.“Apa? Aku tidak bisa.” Tanpa memikirkannya, Andini langsung memberikan jawaban padaku.“Tak masalah buatku. Yang jelas aku mau Bagas tinggal bersamaku. Kau boleh melakukan apapun sesukamu!” keputusanku sudah final.“Apa?” Andini tak terima. “Aku yang hamil dan merawatnya sejak masih bayi beberapa hari sampai sekarang. Kenapa kamu langsung ja
Magbasa pa

BAB 64 DEMI BAGAS

ANDINI’s POV Kembali ke rumah besar ini, mengundang kembali memori yang pernah terjadi beberapa bulan lalu. Di setiap ujungnya tak kutemui kenangan yang manis satupun. Selain momen bersama Mak Ijah dan pembantu lain saat memasak. Itu saja hal yang membuatku bahagia saat di sini. Selebihnya, penghuni utamanya, sama sekali bukan orang-orang yang ingin aku temui. Perjalanan yang terasa melelahkan akhirnya membawaku kembali. “Tuan, apa Mbak Andini ditaruh di kamar yang dulu saja?” Tanya Mak Ijah. Dia tahu kalau aku kurang nyaman bila harus berdekatan dengan para pemilik rumah. Sementara aku tidak tahu harus berapa lama nantinya aku akan berada di sini. “Tempatkan mereka di kamar tamu atas. Agar mereka tak jauh-jauh dariku.” Jawab Baskara. Tangannya masih erat menggendong Bagas. Sejujurnya aku kurang suka ketika dia terlihat begitu posesif terhadapnya. Aku tak bisa menebak bagaimana reaksi keluarga Baskara nanti saat mereka tahu kalau anak itu adalah cucu mereka. Semoga saja benar
Magbasa pa

BAB 65 IKATAN BATIN

ANDINI’S POVAyah Baskara masih terdiam memandangiku. Sesekali matanya tertuju pada anak lelakinya yang duduk di sebelahku. Tidak ada kalimat yang keluar dari mulutnya hingga sekarang.Aku menebak-nebak kira-kira apa yang akan dia ucapkan pada kami, terutama padaku. Aku belum pernah sama sekali berhadapan dengannya setelah kasus kontrak dulu.“Apa maumu?” Tanya Ayah Baskara ketika akhirnya dia mulai bicara.Aku mendongakkan kepala dan melihat ke tatapan matanya yang seolah telah siap menerkamku.“Katakanlah apa maumu sekarang?” Kalimat kedua terucap dengan nada bicara yang lebih tinggi dari sebelumnya.“Sa… saya…” Aku tak bisa berpikir untuk saat ini. Mau menjawab juga takut salah nantinya.“Andini mau tinggal di sini, Pa. Dia tidak bisa pisah dari anaknya.” Baskara tiba-tiba angkat suara dan menjawab pertanyaan ayahnya.Aku benar-benar terkejut. Itu memang hal yang kuinginkan, tapi… jika boleh memilih… aku ingin pergi dari sini bersama anakku.“Kamu diam dulu, aku tidak bertanya pada
Magbasa pa

BAB 66 TES DNA

BASKARA's POVDua jam sudah aku mendengarkan ceramah Papa. Ini adalah kali kedua aku mendapatkan omelan dan cacian yang melukai harga diriku sebagai lelaki.Papa bukan saja menyalahkan keputusanku menikahi Laura, tapi juga memojokkanku yang telah menghamili Andini. Hah, entah harus dengan cara apa lagi aku memperbaiki semuanya.Sementara ini aku tak menerima panggilan dari Laura. Tagihan kartu kredit sudah semakin melangit.Saat aku mencapai lorong lantai dua, kulihat Bagas dalam gendongan Andini. Dia terdengar rewel dan terus merengek. Mendengar langkah kakiku mendekat, bayi itu tiba-tiba terdiam dan mencari-cariku.Rasanya hanya Bagas di dunia ini yang mengerti apa yang bergemuruh di hatiku. Aku memintanya dari pelukan Andini untuk kugendong. Seketika Bagas mulai berkata-kata mengucapkan sesuatu. Kubawa dia ke kamarku hingga kami hanya berdua saja."Auuu...." Ucapnya sambil tertawa."Iya, Bagas. Kamu mau apa? Mau main sama Papa?" Kataku.Meski terdengar aku hanya seolah-olah bicara
Magbasa pa

BAB 67 KERAGUAN

BASKARA's POV "Apa benar hasilnya demikian?" Setelah hampir dua minggu menunggu hasil, aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang ada di tanganku sekarang. Aku bercerita pada Hans, satu-satunya orang yang masih bisa aku percaya sampai detik ini. Bagas bukan anakku. Yang benar saja ini... "Aku rasa bisa jadi itu human error, Bas. Coba kamu lakukan tes ulang." Hans memberikan komentar tanpa pikir panjang. Sementara diriku butuh waktu seharian untuk berpikir atas kevalidan hasilnya. "Kalau orang punya mata, pastinya tahu kalau Bagas itu fotokopian mininya kamu. Ya kan? Jadi secara logika seharusnya dia membawa gen-gen DNA kamu dalam tubuhnya." Celotehnya dengan santai. "Ah, kamu jangan gitu. Hasil ini keluar setelah test yang panjang. Pengambilan sampel jelas-jelas dilakukan bersamaan, Hans. Itu tidak hanya dilakukan oleh satu orang. Tapi dua orang dengan dokter yang ahli di bidangnya..." Paparku menjelaskan kronologisnya. "Bas, di dunia ini memang ada sesuatu yang pasti dan tid
Magbasa pa

BAB 68 TUDUHAN

ANDINI's POVAku tak menyangka bahwa yang berada di luar pintu tadi adalah Baskara. Tanpa aku sadari sekarang ini kami sudah berada di satu ranjang di kamar tidurku. Bagas sejak tadi dibawa oleh ayah Baskara dan aku sendirian di kamar.Tanpa melakukan perlawanan, karena tenagaku sudah habis seharian menjaga Bagas, Baskara dengan mudahnya membawaku di dekatnya. "Andini, kamu terlihat cantik..." Kalimat itu yang sempat aku dengar saat dia mendekapku. Seusai semua pakaian yang aku kenakan terbuka, aku barulah menyadari kalau kami begitu dekat. Aku memejamkan mata karena sudah tahu apa yang akan dilakukannya setelah ini.Beruntung, ketika Baskara akan melakukan jurus yang biasanya dia lakukan, pintu kamar terbuka. Mak Ijah rupanya datang tepat waktu."Maaf, Tuan. Saya tidak tahu kalau Tuan Baskara di sini..."Bukan itu saja, di belakangnya ada ayah Baskara yang sedang menggendong Bagas. Tak tahu harus berlindung ke mana, aku mengambil selimut untuk menutup tubuh bagian atasku."Bas, kam
Magbasa pa

BAB 69 TEKA TEKI

BASKARA’s POVBukan hal yang mengejutkan jika Mama akan pulang tiba-tiba di luar rencana. Berpuluh tahun menjadi anaknya, aku paham betul watak Nyonya besar satu ini.Tanpa memberi tahu siapapun, Mama pulang dari Eropa dengan seorang rekan kepercayaannya.“Kamu tahu, Mama sudah menunggu hampir tiga jam di sini setelah landing.” Komplainnya padaku sewaktu aku tiba.Tidak ada yang menyuruh pulang tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Sopir tak seorangpun bisa menjemput. Marah jelas bukan solusi kalau sudah begini.“Mama benar-benar merasa terbodohi oleh keluarga ular itu. Mama kaget, bener-bener kaget… Siapa yang sangka kalau Mamanya Laura itu ternyata hanya pekerja di restoran mewah di Perancis. Bukan pemilik dan bukan istri orang kaya di sana, Bas… Kamu tahu tidak?” Celotehnya.Aku harus siap dengan babak baru penghakimanku. Dulu yang disampaikan padaku hanya fakta-fakta sempalan. Dan kini Mama sudah mendapatkan bukti akurat langsung dari lapangan.“Mama datengi langsung restonya di Par
Magbasa pa

BAB 70 TAK TEGA

BASKARA's POVAndini dan Bagas sudah kusuruh untuk pindah ke belakang di lantai satu. Tempatnya kembali berkumpul dengan para asisten rumah ini. Sebenarnya aku tidak tega melakukannya terlebih Bagas masih bayi. Untuk sementara waktu, itu adalah hal yang solutif. Meski aku tidak tahu hal ini akan berlangsung sampai kapan.Mama masih terlalu fokus pada urusan Laura yang baginya harus segera diselesaikan. Mungkin saja Mama ingin menelannya hidup-hidup. Aku tidak bisa mencegahnya karena memang Mama merasa dikhianati setelah semua pengorbanan yang dilakukan oleh keluargaku pada Laura.Sekalipun demikian, aku masih merasa sulit untuk percaya pada apa yang sedang terjadi. Jika kita telah mencintai seseorang terlalu lama, mungkin tak mudah untuk membencinya meski hal yang menyakitkan terjadi."Bas, ini dia bukti-bukti yang Mama sudah kumpulkan. Coba kamu lihat sendiri."Mama menyodorkanku beberapa bukti foto-foto yang didapatakannya dari sejumlah tempat. Semuanya ada Mamanya Laura. "Ini yan
Magbasa pa
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status