“Cium?” Mark bertanya. “Cium Papa?” Adimas mengangguk membenarkan. Senyumnya mengulas senyum tipis. “Iya, cium Papa. Di sini.” Dia menunjuk pipinya yang mulus. Tampak siap menerima kecupan dari bocah itu. Namun, Mark justru menggeleng dan menunjukkan raut aneh seolah enggan melakukannya. “Tidak mau, Mark tidak mau cium Papa. Mark cuma mau cium Mama,” tutur bocah itu. Tak heran jika raut wajahnya terlihat aneh. Tampaknya, Mark sudah bisa membedakan jenis kelamin dan merasa aneh mencium sang ayah. Adimas kecewa. Dia memandang Mark dengan tidak percaya. “Ya, sudah. Tidak akan Papa bantu.”Dia bersiap berdiri, dan Mark langsung menahan jasnya. “Papa! Mark mau pipis!” ucapnya, semakin terdesak. “Ya makanya cium Papa dulu,” tutur Adimas. Bukannya mengulurkan tangan pada bocah itu, Adimas justru menyodorkan pipinya. Meminta bayaran di awal. Tetap, Mark menggelengkan kepala dan mulai menginjak lantai kamar mandi dengan tak sabar. “Ayo cepat, Pa! Mark mau pipis!” “Cium Papa dulu.”
Last Updated : 2023-10-18 Read more