Semua Bab Cinta Seorang Pengasuh : Bab 141 - Bab 150

262 Bab

Tidak Akan Tertipu

“Sebenarnya, apa yang terjadi pada pasien, Dok?” Adimas bertanya. Beberapa saat lalu, mereka baru saja mendapat kabar tentang Jade yang sudah siuman. Sekarang ketiganya sudah berkumpul di ruangan dokter. Membahas kejanggalan yang menimpa rekan mereka. Adimas yang bersuara mewakili Bella. Wanita itu masih membungkam sejak tadi, tampak terkejut dengan perubahan drastis pada pria itu. “Pasien bisa pulih dengan cepat. Kami pun terkejut dengan kemampuan organ dan ototnya. Tapi, tampaknya ada kompensasi yang harus dibayar. Kami telah melakukan serangkaian tes dan pasien …” Dokter itu memberi jeda. “Pasien bisa dipastikan mengalami amnesia.” Bella seketika memejamkan mata. Seolah berusaha mencari ketenangan di tengah guncangan yang menimpanya. “Tapi, dia masih mengenali saya dan istri saya, Dok.” Adimas sedikit memprotes. Masih tidak percaya jika Jade mengalami amnesia. “Beberapa orang yang mengalami amnesia memang seperti itu.” Dokter pria itu menjelaskan. “Sebagian ingatannya telah h
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-24
Baca selengkapnya

Dua Garis Biru?

“Kenapa malah melamun?” Suara Adimas yang terdengar seketika menyentak Karina pada kenyataan. Wanita itu baru saja menidurkan Mark dan tidak sadar jika sudah tenggelam dalam lamunannya sendiri. Karina berkedip satu kali. Entah sudah berapa lama ia larut dalam pikirannya. Karina bahkan tidak sadar jika ia masih memegang sebuah kain yang seharusnya sudah ia letakkan sejak tadi. Tangan Adimas yang merangkul pinggang Karina dari belakang semakin mengumpulkan kesadaran wanita itu kembali. “Mas ….” Adimas merengkuh tubuh Karina dan menyandarkan dagu pria itu pada ceruk bahu Karina. Ia memeluk Karina dari belakang, tetapi bisa merasakan kegundahan yang mendera sang istri. “Memikirkan Bella lagi?” Adimas menerka. Karina mengangguk dua kali. Ia melepaskan kain itu dari genggamannya dan mulai menelusuri lekuk tangan Adimas yang melingkar di pinggangnya. Kulit Adimas terasa lembab sekaligus kokoh.“Aku merasa kasihan padanya. Padahal, mereka berdua sangat cocok,” ucap Karina. Berulang ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-25
Baca selengkapnya

Dua Buah Hati

“Hamil?” Adimas bertanya. Pria itu menatap lekat pada seorang dokter kandungan di hadapannya. Adimas terlihat tidak percaya. Begitu pula Karina yang berkedip berulang kali. “Ya,” jawab dokter kandungan wanita itu, “Istri Anda positif hamil, Tuan. Selamat,” ucapnya dengan wajah ramah. Mata Gavriel membelalak semakin lebar. Untuk sesaat, ia seolah lupa cara untuk bernapas.Perlahan, ia menoleh ke arah Karina. Begitu pula Karina yang menatap ke arahnya. Gavriel menelan saliva kelat. “Itu berarti … Mark akan memiliki seorang adik,” ucapnya, setengah tidak percaya. Karina mengangguk satu kali, kemudian mengembangkan senyum lebar. Awalnya, mereka hanya datang untuk memeriksa Karina. Mereka bahkan tak mengajak Mark karena tahu ini tidak akan lama. Adimas tak menyangka jika dia akan mendapat kabar bahagia ini. Membayangkan seorang anak akan lahir lagi dari garis keturunannya, Adimas masih tak bisa percaya. Hingga begitu keluar dari ruangan dokter, Adimas sadar jika itu bukan mimpi bel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-26
Baca selengkapnya

Bella Menghilang

Bella selalu penasaran bagaimana rasanya ditembak dengan sebuah pistol. Kini, ia mengerti. Jade meluncurkan kata-kata itu seperti peluru yang menghujam tepat di jantungnya. Menembus dadanya dan membuat perasaannya hancur berkeping-keping. Seluruh keberanian Bella seolah hancur saat itu juga. Tanpa sadar, dia mulai mengusap perutnya. Bahkan meski Jade hilang ingatan, paling tidak ia harus memberitahu pria itu. Jade berhak tahu atas keberadaan anaknya. Menelan ludah kelat, Bella kembali menatap Jade. “Tapi, aku—”“Aku tidak peduli!” sergah Jade. Entah mengapa, semakin Bella bersikap lemah di hadapannya, semakin Jade merasa kesal. Ia merasa diperdaya. “Walaupun Adimas memintaku untuk bersikap baik padamu, aku tidak bisa. Bagaimana mungkin aku menaruh perhatian pada …” Jade menjeda. “Pada wanita sepertimu?” Peluru lainnya seakan kembali bersarang pada jantung Bella. Kini, ia merasa berat meski hanya untuk mengambil napas. Bella tahu. Seharusnya ia tahu diri. Jade telah menolaknya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-30
Baca selengkapnya

Pergi Membawa Semua Luka

Setelah mendapat izin dari sang istri, Adimas bergegas menuju apartemen Jade. Awalnya, Karina berminat untuk ikut. Namun, Adimas melarangnya. Entah mengapa, Adimas memiliki firasat kuat sesuatu yang buruk telah terjadi di sana. Hingga begitu tiba, Adimas memencet bel apartemen Jade. Berulang kali dengan mendesak, dan pria yang ia cari keluar setelah dering kesepuluh. Ia membuka pintu dengan wajah kesal. “Apa lagi, Bella—” Ucapannya terhenti dan rautnya berubah terkejut melihat sosok Adimas yang menunggu di luar. Jade berkedip dengan bingung. “Tuan Adimas, apa yang kau lakukan? Mengapa tiba-tiba kau datang kemari?” ucapnya dengan lebih sopan. Awalnya, ia mengira itu adalah Bella, sebab hanya wanita itu yang rutin mendatangi apartemennya setiap hari. Namun, justru Adimas yang berdiri di sana. Raut wajah pria itu terlihat dingin. “Kudengar, Bella menemuimu siang ini,” ucap pria itu. Mendengar itu, Jade refleks memejamkan mata. Nama Bella seperti menjadi alarm akan adanya masala
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-01
Baca selengkapnya

Kehidupan Baru

Sembilan bulan kemudian …. Kontras dengan keadaan malam yang gelap, suasana di ruang kelab itu penuh oleh gemerlap. Warna kuning, ungu, biru mengisi ruangan. Ditambah musik yang terdengar memekakkan telinga. Bagi Jade yang sudah terbiasa mendatangi tempat seperti ini, hal itu tidak menjadi masalah. Justru musik yang memekakkan telinga dan para wanita muda yang menggerakkan tubuhnya sesuai iringan musik dapat mengatasi stressnya. Jade tampak menikmati lingkungan sekitarnya seraya duduk di salah satu sofa. Ia diapit oleh dua wanita yang berpakaian seksi. Sembilan bulan berlalu, Jade terlihat jauh lebih sehat dan baik. Ia kembali pada kepribadiannya semula, menjadi seorang playboy yang mampu menaklukkan wanita hanya dalam tiga detik. Kelab malam menjadi destinasi utamanya sepulang bekerja. Seperti saat ini. Ia terkekeh oleh hiburan yang diberikan dua wanita di sisinya. “Biar aku tuangkan minuman untukmu,” salah satu wanita menawarkan. Jade mengulurkan gelas kecil miliknya ke arah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-02
Baca selengkapnya

Pertemuan Kembali

Bella menoleh lebih dahulu sebelum Jade menoleh ke arahnya. DegJantung wanita itu seakan berhenti seketika. Dari sudut ini, ia bisa melihat sosok pria yang telah coba ia lupakan selama sembilan bulan terakhir. Jade tampak sehat dan baik. Bahkan, dari pakaian dan gayanya, pria itu sudah menjadi jauh lebih sukses dan tampan. Benak Bella berdenyut nyeri. Tiba-tiba Jade menghentikan langkahnya. Bella membelalak dan cepat-cepat membalikkan tubuh. Ia bergegas menuju restoran sesuai yang diperintahkan. Langkahnya sedikit terbatas karena perutnya yang membesar, tetapi itu tak menghalangi Bella untuk terus menjauh. “Ia tidak melihatku, bukan?” Wanita itu bergumam resah. Beruntung, hingga Bella tiba di restoran, Jade tidak terlihat lagi. Ia pun mengambil baki makanan pesanan itu. “Antarkan kepada pria di kamar 307.” Resepsionis itu memerintah. Entah mengapa, perasaan Bella menjadi tidak enak. “Apakah … pria itu memesan kamar atas nama Jade?” Bella bertanya dengan canggung. “Oh, bagai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-02
Baca selengkapnya

Si Miskin dan Si Kaya

Bagai disambar petir di siang bolong, Bella tak menyangka kata-kata itu akan lolos dari bibir Bu Yati. Ia berkedip beberapa kali. “Apakah … ini karena saya hamil, Bu? Walaupun hamil, saya berjanji akan tetap bekerja dengan rajin—” Wanita di hadapannya langsung menggeleng. Dia tidak menunggu Bella menuntaskan kalimatnya. “Bukan hanya tentang kehamilan kamu,” jawabnya, “Saya tahu kamu rajin, tapi tetap saja kamu tidak akan gesit karena kehamilan itu. Kamu juga bisa mencoreng nama baik hotel ini. Para tamu yang datang akan berpikiran buruk jika kami terus mempekerjakan wanita hamil tua sepertimu.” Bu Yati menjelaskan. Tiap untaian katanya bagai peluru yang dimuntahkan kepada Bella. Ia begitu terkejut hingga tak mampu berkata-kata untuk membela diri. “Lagi pula, hanya tinggal menghitung hari sampai kamu melahirkan, bukan? Lebih baik kamu berhenti bekerja dan beristirahat di rumah.” Wanita paruh baya itu menyarankan. Jika bisa, Bella pun menginginkan hal yang sama. Ia ingin hanya ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-02
Baca selengkapnya

Harapan dan Doa

Kediaman Adimas diliputi kebahagiaan setelah Karina pulang dari rumah sakit. Membawa dua anak kembar yang masing-masing digendong oleh keduanya. Mereka berjenis kelamin perempuan. Adimas menamainya Celine dan Evelyn. Sambutan hangat tak hanya datang dari Ilona, Dirga, dan Siska. Para pelayan setia mereka pun turut antusias melihat kelahiran baru di rumah ini. “Sini, Karina. Duduk di sini. Kamu pasti lelah,” ucap Siska dengan penuh perhatian. Karina menuruti perkataan ibunya. Wajah wanita itu masih terlihat sedikit pucat dan jalannya pun terlihat canggung. “Mama tidak lelah kok, Oma.” Mark menjawab, “Mark membantu Mama di rumah sakit. Iya, kan, Ma?” tanya Mark. Bocah itu turut senang dengan kehadiran dua adiknya. Mendadak, sikap Mark menjadi lebih dewasa dan siaga. Bocah itu siap kapan pun Karina meminta bantuannya, meski hanya sekadar mengambilkan popok ataupun peralatan bayi. Karina tersenyum dan mengangguk. “Mama tidak lelah karena bantuan Mark. Terima kasih, ya,” tutur wanita
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-03
Baca selengkapnya

Berawal Dari Cincin

Pagi-pagi, Jade sudah bangun dan bersiap. Hingga tepat pada pukul tujuh pagi, ia sudah turun dari hotel, bersiap keluar.“Terima kasih, Tuan. Silakan datang kembali,” ucap resepsionis hotel itu dengan ramah. Jade tidak menjawab. Entah mengapa, irisnya justru melirik ke kanan kiri seakan mencari seseorang. “Apakah pelayan hamil itu tidak bekerja?” tanya Jade, setengah penasaran. Wanita yang bertugas sebagai resepsionis itu berkedip bingung. “Pelayan hamil? Ah, maksud Tuan, Bella?” Jade mengangguk. “Apakah dia tidak masuk hari ini?” tanyanya. “Pelayan itu sudah berhenti, Tuan.” Resepsionis itu memberitahu. Ini kali pertama seorang tamu menaruh perhatian kepada pelayan di hotel ini. Terlebih, kepada Bella.Alis Jade menukik seketika. “Mengapa berhenti?” “Karena kehamilannya semakin tua, Tuan.” Resepsionis itu menjawab dengan sopan. “Ada apa? Apakah dia membuat kesalahan?” Jade segera menjawab dengan gelengan kepala. “Bukan apa-apa,” ucapnya, kemudian berjalan keluar. Sepanjan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
27
DMCA.com Protection Status