Semua Bab Cinta Seorang Pengasuh : Bab 181 - Bab 190

262 Bab

Pernikahan Tak Sempurna

"Apa itu, Pa?" Bella bertanya saat melihat Jade menatap layar ponsel dengan serius.Jade sudah pulang sejak beberapa saat lalu. Pria itu pun tampak santai dalam piyamanya. Akan tetapi, raut wajah pria itu terlihat heran. "Undangan pernikahan," tutur Jade. "Benarkah? Siapa?" Bella mendekati suaminya dengan penasaran. Sudah lama Bella tidak menghadiri perayaan pernikahan. Jade tidak menjawab, dan Bella membaca sendiri nama yang muncul pada layar ponsel suaminya."Mark Baradean Nelson." Wanita itu bergumam, kemudian membelalakkan mata. "Mark!? Maksudnya, Mark Kak Karina? Kapan dia akan menikah?!" Bella kembali melihat pada layar ponsel Jade dan matanya membelalak semakin lebar. Besok. Undangan itu diberikan oleh Adimas dan tidak dibuat secara formal. Jantung Bella seakan dihujam dengan panah menerima berita ini. "Kenapa sangat tiba-tiba, Pa?" Bella bertanya. Jade menggelengkan kepala. Berbeda dengan Bella yang terperanjat kaget, pria itu terlihat serius. "Sepertinya ada sesuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-27
Baca selengkapnya

Keluarga Baru

"Jika ayahnya sudah meninggal, ke mana ibunya, Mas?" Karina bertanya dengan setengah berbisik kepada sang suami. Acara pernikahan telah selesai digelar. Mark dan Ayana tengah berkenalan dengan keluarganya yang lain dan Karina menggunakan kesempatan itu untuk bertanya langsung pada Adimas. Sayangnya, Adimas menggelengkan kepala tanda ia tidak tahu. "Informasi yang Mas dapatkan hanya ibunya berjualan baju di pasar, tapi Mas tidak tahu kenapa tidak datang." Wajah Karina menjadi cemas. Entah mengapa, ia merasa khawatir. "Kita akan coba cari tahu nanti," ucap Adimas. Keduanya tersenyum saat melihat Mark dan Ayana berjalan mendekat. Terlepas dari latar belakang keduanya yang bagaikan bumi langit, mereka terlihat sangat serasi sebagai pasangan muda. "Sekarang, kalian berdua sudah resmi menjadi sepasang," ucap Karina dengan nada senang.Ayana menanggapinya dengan tersenyum. Sebelumnya, ia tak pernah memiliki keluarga yang utuh. Ibunya pergi meninggalkan sang ayah karena merasa nafkah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-28
Baca selengkapnya

Sebuah Kontrak

Napas Ayana seakan tercekat di lehernya begitu membaca judul dokumen yang dicetak tebal. Kebahagiaan yang sebelumnya ia rasakan seolah menghilang begitu saja.“Ini ….”“Baca sampai habis,” titah Mark dengan suara dingin. Akhirnya, Ayana melepaskan sampul cokelat itu dan membaca keseluruhan tulisan yang tercetak di sana. Benar-benar tidak masuk akal.Di sana, dengan jelas dikatakan bahwa mereka akan bercerai tepat setahun setelah mereka menikah. Ayana akan diberikan uang kompensasi sebesar satu milyar sebagai gantinya.Selain itu, ada juga poin persyaratan yang mengharuskan mereka berpura-pura mesra di depan keluarga masing-masing. Di poin lainnya, Mark membuat peraturan untuk tidak saling mengenal di kampus. “Kita akan bercerai, tetapi berpura-pura di depan orang tua dan juga bersikap tak kenal di kampus,” ucap Mark. “Bagaimanapun, pernikahan kita tidak akan berjalan dengan normal. Aku ingin menikahi wanita yang tepat, dan itu bukan dirimu.” Suara Mark terdengar dingin dan terasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-28
Baca selengkapnya

Menjadi Asing

Tatapan Mark dan Ayana bertemu, tetapi tidak ada emosi apa pun di sana. Mereka terlihat dingin seperti orang asing.Dia sudah memenuhi permintaan Mark untuk bersikap tak saling mengenal di lingkungan kampus. “Aku tidak mengenalnya,” jawab Ayana, "Tidak mungkin aku mengenal orang berpikiran pendek seperti pria itu." Ayana menambahkan. Nada suaranya terdengar penuh dendam dan bibirnya tertarik ke samping membentuk senyum miring. Jika Mark berpikir Ayana akan langsung menurutinya begitu saja, maka pria itu salah. Jelas dia akan melawan, dengan cara apa pun yang bisa dia lakukan.Mendengar itu, seketika ruangan menjadi hening. Semua orang memandang ke arah Ayana dengan tidak percaya. Terlebih Mark yang kini membelalakkan mata ke arahnya. Selama ini, Mark menjadi salah satu mahasiswa elit dan eksklusif. Semua orang bersikap segan kepadanya dan ini adalah penghinaan pertama yang Mark dapatkan. Ia menatap tajam kepada Ayana. Gadis itu jelas sengaja menyulut emosinya. "Kau …." Mark me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-29
Baca selengkapnya

Ayah Mertua Idaman

Dalam hati, Ayana merutuki dirinya yang tak memeriksa wajah pria itu terlebih dahulu. Sejak awal ia memasuki ruangan, pria di hadapannya menunduk dan fokus membaca berkas di depannya hingga Ayana hanya bisa mengamati rambut hitamnya.Ia sama sekali tak menyangka jika CEO perusahaan ini adalah ayah mertuanya sendiri. "Apa yang kau lakukan di sini?" Adimas langsung berdiri dan bertanya. Ayana berkedip satu kali, kemudian cepat-cepat menyembunyikan map cokelat itu ke belakang punggungnya. "Aku … aku ingin menemui seseorang di sini," tuturnya, "Sepertinya, aku salah ruangan. Maafkan aku."Ayana menganggukkan kepala dan berniat langsung pergi dari sana. Ia telah menolak tawaran Adimas kemarin. Entah mengapa, Ayana merasa malu jika tertangkap basah tengah mencari pekerjaan ke sana kemari. "Tunggu." Adimas kembali bersuara dan tubuh Ayana membeku seketika. Dia memutar tubuhnya menghadap Ayana dan berkas itu kembali ia sembunyikan. "A—ada apa?" Dia bertanya dengan nada sopan sekaligus
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-30
Baca selengkapnya

Suami yang Dingin dan Tak Berperasaan

Setiap kali terbangun di kediaman Mark, Ayana selalu mengembuskan napas panjang. Memang, kediaman itu mewah dan nyaman. Namun, Ayana selalu teringat dengan ayah mertuanya yang harus menanggung semua itu.Ia bangun dan segera bersiap seperti biasa. Ia masak dan bersiap pergi ke kampus. Saat Ayana kembali turun, Mark sudah duduk di meja makan. Suasana hati Ayana kembali menjadi buruk. Namun, ia tak bisa memungkiri wajah Mark yang benar-benar terlihat tampan meski baru bangun tidur. “Tumben,” gumam Ayana dalam hati. Biasanya, pria itu masih terlelap saat Ayana berangkat. Namun, kali ini dia tengah sarapan. Penampilannya sudah rapi dan tampak siap untuk berangkat. Namun, Ayana tak peduli dan melenggang pergi begitu saja. “Mau ke mana kamu?” tanya pria itu dengan suara berat. Meski enggan, Ayana menghentikan langkahnya. “Ke mana lagi? Ke kampus,” jawab Ayana dengan senang tak senang. Mark menyeka sudut bibirnya dengan tisu, lalu menaruh tisu bekas tersebut di dekat piring kotornya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-03
Baca selengkapnya

Aku adalah Suamimu

Mark berjengit kaget saat gelas di sisinya jatuh dan pecah karena tersenggol sikunya. Pria itu segera bangkit. "Maaf," ucapnya. "Tidak apa-apa, Tuan. Kami akan segera membereskannya," ucap bartender yang sejak tadi sibuk di seberang mejanya. Wajah Mark sedikit tegang. Bukan karena gelas tersebut, tetapi karena gelas itu pecah saat ia memikirkan Ayana. "Sudahlah, Bro. Duduk santai saja. Kenapa tiba-tiba kau jadi tegang begini?" Andreas yang duduk di sisinya berusaha mencairkan suasana. Sepulang dari perkuliahan, tiga pria itu setuju untuk berkumpul di salah satu bar mewah langganan mereka. Tiga pria itu adalah Mark, Andreas, dan Cakra. Ketiganya digadang-gadang sebagai tiga pria paling populer dan tampan di kampus. Selain karena latar belakang keluarga yang tidak main-main, juga karena paras ketiganya yang nyaris sempurna. Kali ini pun, terhitung belum dua puluh menit mereka duduk dan sudah banyak wanita yang melirik dengan tertarik."Sepertinya, di mana-mana wanita selalu tertar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-04
Baca selengkapnya

Bagai Kucing dan Anjing?

Tak ada jawaban. Ayana coba memanggil lagi. Namun, hasilnya nihil. Nomor itu tetap tak tersambung. Tampaknya, ibunya sudah mengganti nomor lagi untuk kesekian kalinya. Selalu. Tiap kali Ayana berhasil mendapatkan nomor sang ibu dan mencoba menghubunginya, ibunya akan memblokir nomornya. Gadis itu mengembuskan napas panjang. "Sebenarnya, Ibu di mana?" gumam gadis itu dengan lirih. ******"Baik, Tuan. Aku akan mencoba mencarinya." Demikian balasan yang Mark dapat dari sekretaris ayahnya. Ia baru saja memintanya untuk mencari tahu lebih banyak tentang ibu Ayana. Tepat setelah Mark mematikan ponselnya, Ayana selesai menuruni tangga. Dia sudah membawa tas di punggungnya. "Tepat sekali," ucap Mark. Dia menyeka sudut bibirnya dan menaruh tisu itu sembarangan. "Sama seperti kemarin, bereskan ini dan seluruh rumah sebelum berangkat," titahnya. Ayana mengembuskan napas panjang. Dia menaruh tasnya di salah satu kursi, kemudian mulai membersihkan piring bekas makan Mark. Meski Ayana s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-04
Baca selengkapnya

Hukuman Untukmu!

Sebelum pergi ke tempatnya bekerja, Ayana menyempatkan diri untuk mendatangi lembaga bantuan hukum. Ia ingin segera menyelesaikan poin-poin perjanjian perceraiannya. Awalnya, Ayana ingin menyelesaikannya seorang diri. Namun, Ayana telah memikirkannya cukup lama dan ia tak bisa merelakan anaknya begitu saja jika ia benar hamil. Oleh sebab itu, akhirnya ia memutuskan untuk meminta bantuan profesional. Dia sudah berada di depan kantor tempat bantuan hukum pilihannya dan bersiap masuk. Tubuhnya berjengit kaget saat seseorang mengetuk bahunya dua kali. Ayana menoleh dan terkejut mendapati pria di hadapannya. "Kak Dean?" Gadis itu mengerut. "Apa yang Kakak lakukan di sini?" Ya, berdiri di hadapannya adalah Dean yang baru saja Ayana kenal kemarin. Pria itu mengenakan kemeja kerja yang dibalut jas hitam seperti biasa, tanda ia masih terikat dengan rutinitas pekerjaannya. "Aku baru saja bertemu dengan seseorang," jawabnya, kemudian memandang Ayana dari ujung kepala hingga ujung kaki. Gad
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-05
Baca selengkapnya

Lebih Tangguh Dari Yang Dikira

“Anda yakin tidak akan memberikan keringanan, Tuan Muda?” tanya Pak Ping, salah satu pelayan pria di kediaman Mark. Keduanya tengah berada di balkon kamar Mark. Dari tempat itu, ia bisa melihat langsung Ayana yang tengah menginjak-injak gorden itu dengan kaki telanjang. “Sekarang sudah malam, Tuan Muda, dia bisa saja masuk angin—”“Jika ingin membantahku, lebih baik jangan di sini, Pak Ping.” Mark menyela. Rahangnya masih terlihat tegang karena kesal. Bukan karena ia harus mengganti ban mobilnya yang berharga puluhan juta. Mark jelas mampu menanggungnya. Namun, fakta bahwa Ayana sama sekali tak memikirkan keselamatannya benar-benar membuat pikiran Mark berkecamuk. “Itu adalah hukuman untuknya. Aku tidak akan mengubahnya dan jangan ada satu pun yang membantunya jika tidak mau aku pecat saat itu juga!” ancam Mark dengan nada kesal. Mendengar itu, Pak Ping tak mampu berkilah lebih jauh. Dia hanya membungkam dan saat itu sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dari sekretaris ayahnya. “Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
27
DMCA.com Protection Status