Home / Romansa / Cinta Seorang Pengasuh / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Cinta Seorang Pengasuh : Chapter 171 - Chapter 180

262 Chapters

Pernikahan dan Kemesraan Hangat

“Kau yakin tidak perlu mengajak mereka, Mas?” Karina bertanya dengan cemas. Siang itu, mereka tengah bersiap untuk pergi ke perayaan pernikahan Jade dan tiba-tiba Adimas memutuskan untuk tidak membawa Celine dan Evelyn. Karina, yang semula bersemangat untuk ikut, seketika menjadi ragu. Pasalnya, jarak ke gedung resepsi pun cukup jauh sehingga Karina tidak yakin untuk meninggalkan mereka selama itu. Namun, Adimas mengangguk tanda bahwa keputusannya sudah bulat. “Kamu sudah menyetok ASI yang cukup, ‘kan?” tanya pria itu. Karina mengangguk membenarkan. “Iya sih, tapi—” Sang suami menggelengkan kepala dan menaruh tangannya pada bahu wanita itu. “Mereka akan baik-baik saja,” ucap Adimas, berusaha meyakinkan, “Justru, kasihan jika kita harus mengajak mereka.” Perkataan Adimas tidak salah. Akhirnya, dengan terpaksa, Karina mengangguk setuju. “Kalau begitu, aku akan bersiap-siap sebentar,” ucapnya. Wanita itu baru hendak pergi saat tangannya tahu-tahu dicekal oleh sang suami. “Wak
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more

Keluarga Adimas

Dua puluh tahun kemudian …. “Mama! Bang Mark lagi-lagi menggangguku di kampus!” ucap Celine dengan raut wajah kesal. Gadis yang kini berusia dua puluh tahun itu mendatangi meja makan dengan wajah kesal. Dia kemudian duduk di sisi saudara kembarnya, Evelyn. “Kenapa lagi, Celine?” tanya Karina. Meski kini usianya sudah memasuki kepala empat, rambut wanita itu masih hitam seluruhnya. Terlihat sedikit penuaan pada wajahnya, tetapi tak menghilangkan bekas-bekas kecantikannya. Bahkan, kini Karina terlihat sangat keibuan dengan wajah lembut dan senantiasa tenang itu. “Pasti Bang Mark mengganggu laki-laki yang mencoba mendekati Celine,” jawab Evelyn. Saudara kembar sekaligus kakak dari Celine. Usia mereka hanya berbeda beberapa menit. Keduanya kembar, tetapi gaya rambut, pembawaan, dan sikap yang berbeda membuat mereka mudah untuk dibedakan. Evelyn terlihat lebih kalem, sementara Celine memiliki emosi yang meledak-ledak. “Iya, Ma!” sergah Celine, kemudian duduk di kursi dengan sebal. “P
last updateLast Updated : 2023-10-21
Read more

Suatu Kecelakaan

“Ma, yang benar saja! Masa Abang Mark yang akan mengurus kita?” keluh Celine kepada sang ibu. Ia dan Evelyn tengah berkumpul di kamar sang ibu dan menyaksikan Karina memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Hal itu membuat Celine semakin ketar-ketir. “Bukan Abang, nanti Bik Lastri dan Bibi lainnya yang akan mengurus kalian,” ucap Karina seraya tersenyum lembut. Sebenarnya, wanita itu pun siap tidak siap untuk perjalanan ini. Ke mana Adimas bilang? Melbourne? Karina belum pernah menginjakkan kaki di sana. “Tapi, tetap saja, Ma!” Celine bersikeras. Membayangkan pria seperti Mark yang akan mengatur mereka sudah membuat Celine merasa jengkel. “Kenapa Celine tidak suka kalau abang yang mengatur?” Karina bertanya.“Pasti karena nanti Abang Mark mengomentari penampilannya.” Evelyn menambahkan seraya terkekeh pelan. Celine semakin mencebik sebal. Hal itu tidak salah. Mark memang sangat protektif kepada adik-adiknya. Dia tidak heran jika tahu-tahu Mark akan datang menjemput mereka di kampu
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more

Tertangkap Basah di Mobil

“Apakah sesuatu terjadi?” Adimas berjalan keluar dari kamar mandi seraya bertanya. Rambut pria berusia empat puluhan itu terlihat masih basah. Berkat olahraga rutin dan pola hidup yang terjaga, tubuh Adimas masih terlihat sangat bugar dan atletis meski usianya sudah kepala empat. Sekilas, ia bisa mendengar Karina menghubungi Austin dan anak-anak di rumah. Kini, bukannya senang, raut wajah Karina justru terlihat cemas. “Di sana sudah malam, tapi Mark belum pulang,” tutur wanita itu. Adimas melirik singkat pada jam weker di atas nakas. “Jam dua belas. Berarti di sana masih jam delapan.” Adimas memberitahu. “Dia pasti akan segera pulang.” Biasanya pun Mark pulang pukul sepuluh. Namun, tiap kali pulang terlambat, pria itu pasti memberitahunya.Karina ataupun Adimas tak pernah mengekang pria itu. Namun, Mark selalu memberitahu seandainya dia akan pulang di atas pukul sepuluh. Kini, entah mengapa perasaan Karina menjadi tidak enak. Masih bertelanjang dada dan hanya dengan handuk pu
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Bertanggung Jawab

“Maaf sebelumnya, Pak,” ucap Adimas dengan sopan, “Bisakah seseorang menceritakan kejadiannya secara rinci? Dari awal sampai akhir,” tuturnya. Sejak tadi, semua orang berbicara sahut-sahutan, tetapi tak ada yang menjelaskan secara lengkap dan rinci hingga Adimas tak bisa menyimpulkan. Namun, yang berdiri justru Mark.“Aku tidak melakukan apa pun, Pa,” ucapnya, berusaha membela diri. “Diam, Mark!” Adimas memperingatkan dan menoleh tajam ke arah sang putra. “Bukan itu yang mau Papa dengar,” katanya. Suasana menjadi hening. Tak ada satu pun dari mereka yang mengira Adimas akan membentak putranya sendiri. Bahkan Mark terlihat terkejut hingga dia kembali duduk dengan wajah pasi. Akhirnya, kepala desa yang membuka suara. Menceritakan bagaimana semalam hujan teramat deras dan saat pagi, mereka sudah menemukan mobil Mark ada di sisi jalan. Rupanya, di dalam terdapat Mark dan Ayana, dalam keadaan setengah telanjang. Ia langsung mengenalinya sebagai mahasiswa dari kampus yang mendatangi
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Dari Satu Juta Sampai Satu Milyar

Ayana tidak bisa fokus. Perasaannya tawar dan ia tak bisa berpikir jernih. Perhatiannya terus tertuju pada pesan terakhir yang ia dapat kemarin sore. “Aya, ayah kamu kejang lagi terus pingsan. Kamu bisa pulang ke rumah dulu?” Itu pesan dari bibinya dan Ayana langsung memutuskan untuk pulang ke kota kemarin. Namun, hal yang buruk justru terjadi dan semakin menunda kepulangannya.Karena itu, pada saat semua orang ribut-ribut, Ayana tak bisa berkata apa-apa. Pikirannya terus melambung tinggi pada kondisi sang ayah.Kini, setelah Ayana diizinkan pergi, dia langsung bergegas menuju halte bus. Jalannya sedikit tertatih karena rasa tidak nyaman di area kewanitaannya.“Aku masih di jalan, Bi. Tolong jaga Ayah sampai aku datang.” Kirim. Ayana hampir tiba di halte saat melihat sebuah bus yang dia tuju. Tanpa pikir panjang, Ayana mulai mengejarnya sekuat tenaga. “Pak, tunggu, Pak!!” Dia memanggil.Akan tetapi, bus itu melenggang pergi begitu saja seolah tak mendengar Ayana. Ayana tak menye
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Pria Kejam dan Berengsek

"Apa yang kau lihat?" Karina bertanya saat menemukan sang suami tengah memandangi beberapa lembar kertas dengan serius. Mereka tak kembali ke Melbourne. Pada akhirnya, Adimas mengirim utusan dari perusahaan untuk mewakilinya. Beruntung, koleganya di sana bisa memaklumi hal tersebut.Untuk saat ini, Adimas harus fokus pada Mark dan masalah yang dibuat putranya. "Ini data diri gadis itu," ucap Adimas. Menunjukkan dengan lebih jelas kepada Karina yang berdiri di belakang kursinya. Setelah mereka kembali, Adimas langsung meminta pihak kampus untuk memberikan informasi mengenai gadis itu.Karina memperhatikan sekilas. Namanya Ayana Hafsah Izzati. Usianya satu tahun di bawah Mark dan mendapatkan beasiswa di kampus yang sama dengan Mark. Ayahnya serabutan, sementara ibunya adalah penjual baju di pasar. "Apakah kau merasa terganggu dengan latar belakangnya?" Adimas bertanya. Mengingat keluarga Ayana yang jelas bumi langit perbedaannya dengan keluarga mereka. Karina menggelengkan kepala.
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Rekaman Black Box

Akhirnya, Mark bisa kembali ke rumahnya dengan tenang. Ia tahu ia bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Tanpa bantuan sang ayah. Namun, mengapa Ayana menolak uang yang ia tawarkan? Padahal, dia hanya gadis miskin yang pasti membutuhkannya.Mark menggelengkan kepala dan mengangkat bahu dengan acuh tak acuh."Itu pasti karena gengsinya terlalu tinggi," gumam pria itu seraya melenggang ringan ke dalam rumah. Orang pertama yang ia temui adalah Austin yang tengah bermain rubik di depan televisi. Adik bungsunya yang sudah terlihat tampan sejak kecil itu seketika terkejut melihat kehadiran Mark.Bukannya apa, tetapi Mark belum pulang semenjak insiden tersebut. "Abang sudah pulang!" serunya dengan antusias. Jika Celine dan Evelyn ada di rumah, sudah pasti gadis-gadis itu akan bergegas menghampiri Mark. Mereka sudah menunggu sejak kemarin-kemarin. Namun, mereka tidak di rumah. Kali ini, hanya Karina yang langsung datang menghampiri. Namun, wajahnya terlihat sedikit cemas. "Apakah
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Kenyataan Pahit

Mark selalu menganggap dirinya sebagai pria sejati. Sejak kecil, impiannya adalah menemukan wanita yang cocok menjadi cinta sejatinya. Untuk mencapai hal itu, Mark fokus belajar dan mengembangkan potensi dirinya. Ia sangat pemilih dan tidak mudah jatuh hati pada wanita meski banyak wanita tenggelam dalam pesonanya. Mark memiliki standar. Pria itu pun senantiasa melindungi adik-adiknya, terkhusus adik perempuannya. Akan tetapi, kini ia menyadari bahwa ternyata ia tak setegas itu. Setelah mengetahui kebenaran melalui rekaman kotak hitam itu, seharusnya Mark mendatangi Ayana di kediamannya. Akan tetapi, ia tak memiliki nyali yang cukup untuk melakukannya. Ia justru pergi ke bar, berharap tempat itu bisa menjernihkan pikiran dari bising suara yang terus menyalahkannya. Kendati pria itu pergi ke bar, ia tak memesan minuman beralkohol. Mark merasa takut. Tiap melihat minuman yang bisa melemahkan pikirannya, Mark akan langsung teringat pada Ayana. Gadis yang sudah ia rusak. Kini, Mark
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

Keputusan Untuk Menikah

Ayana sangat membenci seorang Mark Baradean Nelson. Pria itu yang membuatnya tak dapat mendampingi sang ayah malam itu. Dia juga yang membuat Ayana terancam dihempas keluar dari kampus. Jika ada satu orang yang paling dia benci di dunia ini, dia adalah Mark Baradean Nelson. Akan tetapi, kini tubuh Ayana diselimuti oleh rasa dingin menusuk. Perutnya keroncongan dan matanya sakit karena terus menangis.Ia hanya ingin memiliki tempat tinggal agar dapat tidur nyenyak.Tanpa pikir panjang, gadis itu mengangguk menerima tawaran Mark."Aku mau," jawabnya. Mark masih memegangi payung untuk melindungi Ayana, padahal punggungnya sudah basah kuyup. Mark mengulurkan tangannya yang bebas kepada Ayana. "Ayo berdiri," ucapnya. Ayana tak langsung melakukannya. Dia memandang pada tangan besar Mark yang terlihat halus. Lagi, pikirannya tertuju pada sang ayah yang selalu membantunya untuk bangkit tiap Ayana terjatuh. Gadis itu terisak satu kali, kemudian menyambut uluran tangan Mark. "Kita cari
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
27
DMCA.com Protection Status