Tak hanya Juna yang termangu mendengar ucapan Rinjani baru saja, Anika dan Shevia pun demikian. Mereka menatap bingung ke Rinjani dan pria bernama Rob sedang berdebat.“Dia? Dia pacarmu?” Mata pria dengan panggilan Rob itu mengangkat alisnya tinggi-tinggi sambil menuding Juna dengan telunjuknya, seolah tak percaya.Juna sudah hendak membuka mulut untuk meluruskan sesuatu yang pasti benar-benar merupakan salah paham, tapi Rinjani memberi kode isyarat menggunakan matanya.“Iya, dia pacarku, kenapa? Sudahlah, Robert, lebih baik kamu jangan ganggu aku di sini, oke!” Rinjani terlihat kesal.Robert tidak mengatakan apa-apa lagi selain menatap benci ke Juna.‘Aduh! Kenapa aku harus dilibatkan?’ keluh Juna di hatinya. ‘Aku yang cuma diam begini saja akhirnya menambah musuh, bukan karena kemauanku.’Sepertinya hidup tenang memang tak ada di catatan takdir Juna.Juna memandang Robert yang pergi dengan membawa aroma marah di sekujur tubuhnya. Mau bagaimana lagi, dia sudah terlanjur dikorbankan R
Read more