Home / Romansa / Unexpected Feeling / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Unexpected Feeling : Chapter 51 - Chapter 60

117 Chapters

Rumah Baru

“Memang sudah diisi?” Fajar memastikan ketika Indira mengajak ke rumah yang dibelinya.“Sudah, semoga kakak suka sama pilihanku.” Fajar mengangkat alisnya mendengar perkataan Indira “Adik belanja sama siapa?”“Aku minta bantuan...Dimas sama ketiga sahabatku tapi belanjanya sama mama kadang ibu atau Fany dan Ryan.” Indira mengabsen mereka semua membuat Fajar tersenyum tipis “Kalau nggak suka atau kakak mau ubah nggak papa.”Mobil yang dikendarai Fajar berhenti tepat setelah Indira berkata seperti itu, menatap wajah Indira yang masih khawatir jika Fajar tidak suka dengan pilihannya. Mengambil tangan Indira untuk digenggamnya, menatap tepat di kedua matanya dengan memberikan belaian lembut di pipi.“Apa pernah nggak suka pilihan adik? Buktinya aku pakai semua yang adik pilih dan belikan,” ucap Fajar yang membuat Indira terdiam “Bekasnya nggak kelihatan sama sekali, lusa udah mulai masuk.”“Kakak kembali ya besok?” Fajar menggelengk
Read more

Kenyataan Bandung

“Udah sembuh?” tanya Clara saat Indira duduk disampingnya “Wajah kamu masih merah-merah begitu.”“Udah, ini mah bekasnya,” jawab Indira sambil menatap sekitar “Ada berita apa selama aku nggak masuk?”Langkah Indira tadi sebenarnya tidak sengaja kearah kantin, perutnya sebenarnya sudah diisi tapi mencari Clara dan tidak menemukan dimanapun membuat langkahnya menuju kantin. Berita tentang Bandung membuatnya penasaran, apalagi perbuatannya di daerah kekuasaan anak klinis dengan Fajar sebagai anak kesayangan.“Aku nggak tahu banyak sih tentang itu secara yang tahu Sinta sama Ryan atau anak-anak yang ikut ke Bandung,” jawab Clara yang hanya diangguki Indira.“Berita yang membuat pertengkaran kembali antara Bu Retno dan Mas Fajar,” jawab Jonathan yang secara tiba-tiba duduk dihadapan mereka berdua.Indira mengerutkan keningnya “Maksudnya?”“Mas Fajar bawa kamu hanya ijin melalui pesan, Bu Retno marah-marah bilang kalau kamu buat masala
Read more

Merayu

“Adik marah?” Fajar menatap Indira yang masuk kedalam mobil dengan wajah ditekuk, bukan tidak tahu apa yang terjadi karena Ryan sudah menceritakan apa yang terjadi. Sekali lagi masalah Bandung, dosen yang merasa kehilangan dirinya secara otomatis melampiaskan pada Indira. Retno, dosen yang menyayangi dirinya masih tidak mempercayai Indira, menganggap Indira tidak layak dengan dirinya.Retno tidak pernah menjodohkan Fajar dengan wanita lain, tapi kedekatannya dengan Indira dari awal sudah membuat Retno tidak percaya dan akan berakhir dalam waktu dekat, tidak berbeda jauh dengan yang lain. Fajar sudah mengatakan jika Indira membuatnya nyaman, kembali seperti dulu dan banyak yang lain. Retno tidak percaya karena menganggap itu hanya bualan Fajar, perubahan positif tetap tidak membuat pikirannya berubah.Indira masih diam, tangannya melipat ke dada. Tatapannya lurus ke depan seakan tidak mau menatap dirinya sama sekali. Fajar tahu saat ini Indira sedang berpe
Read more

Kelepasan (21+)

Berbaring berdampingan membuat jantung Indira berdetak kencang, tidak hanya Indira dimana Fajar juga merasakan hal yang sama. Suasana menjadi hening diantara mereka berdua, tidak ada yang membuka suara.“Kamar ini nanti akan menjadi saksi kita berdua selamanya,” ucap Fajar membuka suaranya.“Kakak suka designnya?” tanya Indira mengubah posisi miring menghadap Fajar.Fajar yang merasakan pergerakan melakukan hal yang sama, saling memandang satu sama lain tanpa ada yang berniat melepaskan tatapan, tidak tahu siapa yang memulai wajah mereka sudah semakin dekat. Fajar meletakkan tangannya di pipi Indira membelainya lembut, menarik kepalanya membuat bibir mereka bertemu dan tanpa menunggu lama Fajar langsung melumat bibirnya pelan. Indira yang sudah terbiasa berciuman dengan Fajar, membalasnya dengan tidak jauh berbeda dibanding sebelumnya. Suasana yang mendukung membuat mereka melupakan apa yang terjadi sebelumnya, satu lagi mereka bisa saja melakuka
Read more

Rencana Berubah (21+)

Menatap Indira yang berbaring nyenyak di ranjang kamar mereka nantinya membuat Fajar tersenyum lebar, bayangan pernikahannya dengan Indira sudah didepan mata. Tangannya membelai pipi sambil merapikan rambut Indira yang berantakan, melihat bercak merah di seprai semakin membuat Fajar tersenyum lebar. Beranjak dari tempatnya setelah menggunakan pakaian bawahnya dan berjalan untuk mengambil ponsel, diluar langit sudah gelap dan saat menatap jam yang ada di dinding memang sudah malam dan seharusnya Indira pulang.“Bu,” sapa Fajar setelah sambungan berhasil dan keluar dari kamar “Bisa minta ibu sama bapak untuk datang besok sore ke rumah Indira?”[Memang ada apa? Kenapa?]“Aku ingin menikah besok.”[Maksudnya?]Fajar tahu apa yang akan dikatakannya akan membuat orang tuanya dan orang tua Indira terkejut, tapi ini memang demi kebaikan mereka berdua. Fajar secara sadar mengeluarkan benihnya didalam, artinya bisa saja Indira akan hamil secepatnya.[Kal
Read more

Tidak Ada Jalan

“Kamu itu jadi cewek kok gampangan?” Indira menundukkan kepalanya mendengar ceramahan dari mamanya, Nuri. “Kamu bisa tenang karena Fajar bertanggung jawab coba kalau nggak? Malah ngaku depan papa.”Indira membelalakkan matanya mendengar perkataan mamanya “Masa Kak Fajar melakukan itu?”Nuri menganggukkan kepalanya “Mama aja shock tapi dia mengakui semua kesalahan, padahal begitu juga ada andil dari kamu yang nggak bisa jaga diri. Mama rasanya malu karena kamu bisa dengan mudah melakukan itu.”“Maafkan aku, Ma.” Indira menundukkan kepalanya.“Sudah kalau begitu toh sudah terjadi juga, sekarang kamu yang harus jaga hubungan kalian karena jadi istri itu nggak mudah.” Nuri menepuk punggung tangan Indira “Siap-siap sana nanti sama Mbak Nadia dan Mbak Tina di make up, kalian menikah nanti malam secara agama dan negara.”“Mama marah?” tanya Indira tanpa menatap Nuri.“Apa bisa marah kalau sudah terjadi, tapi lebih pada kecewa karena kal
Read more

Terbuka Rahasia Lain

“Kita mau kemana?” Indira bingung ketika mobil mereka menuju tempat yang tidak dikenalnya, lebih terkejut lagi ketika mobil yang Fajar kendarai berhenti di tempat pemakaman. Menatap sekitar dengan tatapan tanda tanya, Fajar bahkan belum mengeluarkan suaranya saat berada didalam mobil yang semakin membuat Indira bertanya-tanya, status mereka sudah berubah tapi tidak dengan sikap dan sifat Fajar.“Yuni, disini makamnya. Adik ingat awal kita bersama aku sering di RSJ?” Indira langsung menganggukkan kepalanya “Yuni, dia orangnya. Dia yang membuat aku berada disana dan terikat dengan Bu Retno.”“Mantan kakak?” tanya Indira hati-hati.Fajar menggelengkan kepalanya “Yuni, dia tetangga dan kami memang dekat dari kecil. Posisinya hampir sama dengan Ryan, kami tidak satu sekolah dan dia juga tidak tahu tentang Melda. Yuni, waktu SMA tinggal di Malang dan sekolah disana dimana artinya tidak tahu apa-apa tentang Melda. Masalah yang Melda buat pada saat itu a
Read more

Menyimpan Pernikahan

“Kakak tahu gimana reaksi mereka, jadi berhenti buat sebarin pernikahan ini.” Fajar menghembuskan nafas panjang, keinginannya untuk terbuka atas pernikahan tetap tidak mendapatkan persetujuan, berbagai macam alasan sudah diberikan tapi hasilnya tetap sama.“Kakak jadi dipindah?” Fajar menganggukkan kepalanya “Bagus kalau gitu setidaknya cafe yang dibuat harus ada yang mengurus.”Fajar menaikkan alisnya mendengar kata-kata Indira “Kenapa aku yang harus urus? Cafe itu dibuat untuk adik, aku tahu kalau psikologi bukan bidang adik dan cafe adalah bidang adik.”Indira memutar bola matanya malas “Kenapa buat begituan nggak bilang-bilang? Uang darimana? Kakak punya uang banyak ternyata, beda ya sama uang yang ada di ATM ini?’Fajar tersenyum dan hanya bisa menggaruk lehernya yang tidak gatal, satu hal yang baru diketahui setelah menikah adalah Indira sangat menjaga uang yang didapat Fajar. Sebenarnya bukan hal baru, tapi ketika membeli sesuatu
Read more

Permintaan Maaf

“In, ada yang cari.” Mala mendatangi Indira yang baru saja keluar kelas “Kayaknya mantan Mas Fajar yang dulu pernah kesini.”Indira membeku mendengar siapa yang mencari dirinya, mengalihkan pandangan kearah Ryan yang juga sama terkejutnya. Hembusan nafas panjang sebelum akhirnya melangkahkan kaki untuk bertemu dengan Melda, bagaimanapun wanita itu pernah menjadi bagian dari masa lalu Fajar, suaminya.“Kamu yakin ketemu dia?” Ryan menghentikan langkah Indira.“Memang kenapa?” “Kamu tahu kalau dia...”“Gila? Kejadian kapan itu memang membekas sih, pastinya kalau membekas dia nggak mungkin berbuat hal yang sama.” Indira memotong kata-kata Ryan.“Kamu hubungi Mas Fajar dulu aja.” Ryan memberikan usul yang langsung dijawab Indira dengan gelengan kepala “Mas Fajar harus tahu apa yang dilakukan wanita gila itu.”“Aku yakin dia nggak akan berbuat hal seperti kemarin, kalau sampai terjadi sesuatu kamu bisa langsung hubungi Kak F
Read more

Misi Rahasia

Indira meminta pada Ryan dan Dio untuk tidak memberitahu Fajar tentang kedatangan pria yang mengaku sebagai kakaknya Melda, sama sekali tidak terpikirkan jika pria itu mendatanginya dan mengatakan hal tersebut.“Lagi mikirin apa?” suara Fajar membuyarkan lamunan Indira.“Nggak ada,” jawab Indira cepat “Kita mau beli makan atau gimana?” “Ibu kangen sama adik, jadi kita kesana.” Indira menganggukkan kepalanya “Melda nggak bicara macem-macem ke adik?” “Nggak, aku kan sudah cerita sama kakak apa yang kita berdua bicarakan.”“Aku ngerasa masih ada yang disembunyikan?” Fajar memberikan tatapan penuh selidik.“Hanya perasaan, lagian aku nggak mungkin merahasiakan sesuatu dari kakak.” Indira menjawab dengan penuh ketegasan.“Baiklah, mau langsung atau pulang dulu?” Fajar memilih mengikuti apa yang Indira katakan.“Kalau kita ke cafe dulu gimana? Cafe yang kakak buat itu, tadi aku bilang sama Mbak Nadia mau kesana pula
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status