“Pulang, pulang! Ayo pulang!”Asyif yang setengah teler, menggiring keempat orang teman-temannya seakan mereka adalah hewan gembala.“Tapi … aku masih mau joget sama cewek yang itu,” kata Abdi yang mabuk berat sambil berusaha ingin menoleh pada cewek yang dia maksud.“No, no, no!” Asyif menggerak-gerakkan jari telunjuknya sebagai isyarat larangan. “Belum boleh kalau belum halal.”“Asyif, kau … jangan melarang aku, hmm? Kau sepertinya punya kelainan. Apa kau tidak suka cewek?” tuduh Abdi sambil menudingkan jarinya.Sungguh konyol tingkah-tingkah orang mabuk itu.Asyif tidak menyahut melainkan merangkul pundak Abdi.“Aku suka Haruka,” kekehnya.“Siapa itu?”Asyif menujuk Anggraini yang masih duduk di sofa.Sadar orang-orang yang membawanya ke klub malam ini sedang mabuk, Anggraini pun berinisiatif mendekati mereka yang akal sehatnya sudah menghilang entah kemana. “Sudah mau pulang?” tanya Anggraini pada Asyif.Asyif mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mempertahankan kesadarannya.
Baca selengkapnya