Semua Bab Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan: Bab 111 - Bab 120

160 Bab

Bab 111

Puspa menerobos masuk begitu saja bahkan sebelum Anggraini mempersilahkan. Demikian pun dengan Riani yang memang selalu ikut ibunya kemana-mana.“Mbak Anggre sekarang jarang di rumah ya? Aku beberapa kali sempat ke sini tapi kayaknya nggak ada orang,” sapa Riani berbasa-basi dengan iparnya itu.Anggraini menanggapi dengan senyum kecut.“Ya, sekarang Mbak banyak kesibukan,” jawab Anggraini seadanya.“Mas Teguh juga jarang pulang ya, Mbak. Coba hitung sudah berapa lama Mbak Anggre dan Mas Teguh nggak ke rumah. Dua atau tiga bulan ada kali,” lanjut Riani berceloteh sambil dia juga berjalan masuk.Anggraini mengikuti saja ke dua orang itu hingga persis seperti dugaannya, mertuanya itu pasti melihat koper-koper yang baru dia bawa turun ke bawah.Puspa mengernyitkan kening dan menoleh ke belakang ke arah Anggraini. Wanita berusia di atas lima puluh tahunan itu menatap tajam Anggraini.“Kamu mau kemana, Anggre? Bawa koper sebanyak ini, kamu mau pindah? Kamu tidak mungkin mau berlibur bawa ba
Baca selengkapnya

Bab 112

“Tolong bantu angkat sebagian barang-barangku, Phi!” pinta Anggraini saat ia menyongsong kedatangan Sophia. Sophia yang baru saja turun dari mobil melihat mobil yang dipakai oleh Puspa dan Riani parkir di sisi lain depan rumah itu.“Ada mertuamu?” tanya Sophia tidak suka.Anggraini membenarkan pertanyaan Anggraini itu melalui isyarat mata. Setelah itu ia pun kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil koper-kopernya.Di sofa ruang tamu itu duduk dengan penuh amarah sang mertua, namun Anggraini tak mempedulikannya. Ia hanya perlu mengangkat koper-kopernya ini dan segera hengkang dari rumah ini tanpa mempedulikannya lagi. “Kalau kau ingin bercerai dengan Teguh, jangan pernah berharap untuk bisa kembali ke rumah ini, dan jangan berpikir untuk mendapat harta gono gini karena tak sepeser uangpun kau punya hak di rumah ini. Ini semua punya Teguh,” kata Puspa memperingatkanMendengar perkataan ibunya Teguh yang terkesan sangat merendahkan Anggraini itu, Sophia tak tahan untuk tidak angkat
Baca selengkapnya

Bab 113

Anggraini baru saja keluar dari pengadilan agama setelah ia selesai mengurus berkas perceraiannya dan mendaftarkan gugatan cerainya terhadap Teguh. Dan kini ia sedang berada di dalam mobil Sophia yang sedari tadi menjemputnya di rumahnya hingga berada di depan pengadilan agama ini.Layar ponsel Anggraini menyala, membuat Anggraini kini memusatkan perhatiannya pada sebuah panggilan telepon yang dia terus abaikan sejak berada di dalam tadi.Sebuah panggilan telepon dari Teguh yang totalnya mungkin sudah ada dua puluhan di log riwayat panggilan pada perangkat ponselnya. Tentu saja pria itu telah mengetahui tentang dirinya yang akan menggugat cerai pria itu. Dia pasti sudah diberitahu oleh ibunya. Anggraini sangat tahu itu.“Siapa? Calon mantan suamimu itu?” tanya Sophia sinis.Anggraini membenarkan dengan mengangkat alisnya.“Biarin aja, nggak usah diangkat,” larang Sophia.“Aku angkat aja sih, Phi. Takutnya kalau nggak diangkat dia akan terus gangguin aku. Lagipula bagus kalau kami ngo
Baca selengkapnya

Bab 114

Sophia melirik Anggraini yang selama beberapa menit yang lalu menghentikan ocehannya pada Teguh tanpa menutup panggilan telepon tersebut. Sophia tidak perlu mengkhawatirkan Anggraini sepertinya. Wanita itu cukup tangguh untuk menghadapi Teguh meski hanya la lewat telepon saja.Tak lama terdengar suara Anggraini menghela napas panjang.“Baiklah, kau tidak perlu menjawabnya lagi. Apa pun yang menjadi alasanmu, aku sudah tidak butuh untuk tahu. Sampai jumpa di pengadilan nanti, dan tolong jangan persulit proses perceraian kita. Ini tidak sulit karena tidak ada yang aku ingin perebutkan denganmu. Aku juga tidak butuh pembagian harta atau sejenisnya. Hanya datang, atau tidak perlu datang sama sekali. Itu lebih bagus!” pinta Anggraini kemudian menutup panggilan teleponnya.Usai menelepon Anggraini menatap lurus ke depan. Bohong jika dia bilang ini tidak berpengaruh pada perasaannya. Ini membuat hatinya tidak karuan.“Kamu baik-baik aja, Anggre. Mau aku berhentikan dulu mobilnya? Kita cari t
Baca selengkapnya

Bab 115

“Mas, aku mau pergi senam dulu. Nggak apa-apa kan kalau Kila sama Mas dulu?” tanya Merry pada Teguh yang sedang menonton televisi sambil menemani Shakila.“Hum, kamu yakin mau pergi sendiri? Nggak perlu diantar?” tanya Teguh malas tanpa menoleh pada Merry.“Nggak. Nggak usah. Aku masih bisa bawa motor sendiri kok. Apalagi kalau Kila nggak ikut, malah makin gampang,” kata Merry menolak secara halus.Bagaimana mungkin dia mengijinkan Teguh untuk mengantarkan dirinya ke gymnasium sementara ada Anggraini di sana.Merry sendiri tidak begitu mengerti apa yang terjadi. Setelah hampir dua minggu Anggraini absen untuk melatih senam, bahkan Merry tidak melihatnya sama sekali di rumah sebelah, akhirnya melalui grup WA member senam untuk kelas ibu hamil itu akhirnya mendapat pemberitahuan dari instruktur senam itu untuk hadir pada hari ini.Tidak mengherankan bagi Merry jika Anggraini tidak pernah terlihat sama sekali selama beberapa waktu terakhir ini. Wanita itu pasti tahu kalau suaminya maksud
Baca selengkapnya

Bab 116

Sesi senam untuk kelas bumil sudah berakhir. Para peserta sibuk membereskan diri sendiri, sebagian ada yang mengganti pakaian di ruang senam, sementara yang lain ada yang melakukannya di toilet.Anggraini sendiri memilih untuk melakukannya terakhir dari yang lain. Ia memberikan kesempatan untuk para member senam yang semuanya sedang dalam kondisi mengandung itu untuk berganti pakaian terlebih dahulu. Ibu hamil tentu saja adalah prioritas.Sepanjang menunggu, Anggraini duduk berselonjor bersandar di dinding sambil tangannya mengutak-atik ponsel miliknya. Perhatiannya teralihkan ketika sebuah bayangan jatuh tepat di atas dirinya. Merry berdiri tepat di hadapannya. Tubuh perempuan itu rupanya menghalangi cahaya lampu yang menerangi ruang studio senam itu.Anggraini mengernyitkan kening.“Ya, Mer? Kenapa?” tanyanya sambil menutupi layar ponselnya.Sesungguhnya pada saat itu Anggraini sedang membalas chat dari Asyif. Pria itu sedang meminta bantuan pada Anggraini agar mau bertemu dengan k
Baca selengkapnya

Bab 117

Merry terkesiap mendengar kata-kata yang meluncur begitu saja dari mulut Anggraini. Sampai tadi dia masih mengira kalau Anggraini masih belum tahu tentang dia yang sudah mengetahui segalanya.Tapi mengetahui Anggraini begitu blak-blakan kini, Merry menjadi serba salah dan menyalahkan sikapnya yang terus mendesak Anggraini tadi.“Kenapa? Kenapa kau menanyakan hal-hal konyol seperti itu? Apa yang ingin kau tahu sebenarnya? Ayo bicaralah!” suruh Anggraini dengan ekspresi menantang.Merry menelan salivanya. Ia merasa mati kutu tak tahu harus berkata apa-apa.“Tadi kau menanyakan kenapa aku tidak pulang ke rumahku yang ada di sebelah rumahmu?” tanya Anggraini.Kali ini Anggraini memilih bersandar di loker sambil menatap Merry yang sepertinya tidak akan jadi memasuki toilet untuk beberapa saat ke depan.“Mungkin kamu mengira itu karena aku takut bertemu dengan Mas Teguh. Ya, kamu bisa menganggapnya demikian walaupun itu tak sepenuhnya benar,” kata Anggraini tanpa beban.Merry yang tadi sala
Baca selengkapnya

Bab 118

“Kau!!!” Merry mengacungkan jari telunjuknya pada Anggraini. Emosinya memuncak karena tidak terima atas pengakuan dan perkataan Anggraini yang mengatakan bahwa dia memang pantas mendapat balasan yang jahat.Anggraini menangkap jari telunjuk itu dan memaksa Merry menggenggamnya kembali.“Sssttt!!!” Anggraini menaruh jari telunjuknya sendiri di bibirnya untuk mengisyaratkan pada madunya itu agar perempuan itu tidak berisik.“Jaga emosimu. Pikirkan kalau saat ini kau sedang mengandung. Tidak baik bagimu untuk marah-marah seperti itu. Dan ah … ya! Haruskah aku menyapanya juga?” Anggraini menunjuk pada gundukan bulat di perut Merry itu. Usia kehamilan Merry saat ini harusnya sudah memasuki bulan ke delapan. Sudah terlihat cukup besar di tubuhnya yang mungil.Bola mata Merry mengikuti jari telunjuk Anggraini yang menunjuk ke arah perutnya. Dan belum sempat wanita itu mengatakan apa pun Anggraini sudah menunduk dan mendekatkan wajahnya pada perut Merry.“Hai, Sayang! Salam kenal? Apa kau
Baca selengkapnya

Bab 119

“Mengambil keputusan yang sama dengan dirimu?” Merry menyeringai sinis. Anggraini mengangguk mantap.“Ya, jika kau tahu tentang Mas Teguh yang sebenarnya mungkin kau akan bisa berpikir jernih bahwa berada di pernikahan yang sama dengannya bukanlah pilihan baik yang bisa kau bangga-banggakan.”“Maksudmu, kau menyuruh aku untuk bercerai dengan Mas Teguh juga jika tahu apa yang ingin kamu beritahu? Yang benar saja! Asal kau tahu, selamanya aku akan tetap setia pada Mas Teguh! Dan apa katamu tadi? Memberi tahuku sesuatu tentang Mas Teguh? Aku rasa itu tidak perlu! Aku sangat menjaga aib suamiku. Seharusnya kau juga begitu kan? Aku rasa dari hal ini pun sudah kelihatan siapa yang lebih pantas mendampingi Mas Teguh dan lebih menghormatinya,” balas Merry dengan marah.Anggraini menghela napas sambil berdecak. Sungguh cinta luar biasa yang berupaya ditunjukkan oleh Merry padanya. Dan sangat disayangkan cinta itu diberikan pada seorang Teguh yang Anggraini pikir tidak pantas mendapatkannya.T
Baca selengkapnya

Bab 120

"Kamu siap?” tanya Asyif.Anggraini menghela napas berat lalu mengangguk. Mereka sekarang ada di sebuah cafe yang tidak terlalu ramai dengan pengunjung. Keduanya mengambil tempat di pojok agar tidak terganggu lalu lalang pelayan ataupun pengunjung lain Setelah Anggraini menyatakan kesiapannya, Asyif pun memulai panggilan kepada sang ibu. Tidak lama panggilan itu pun tersambung, layar ponsel itu pun menampilkan sosok seorang perempuan berhijab.“Bagus, kamu akhirnya menelepon Ummi juga setelah kamu mengabaikan telepon dari Ummi berminggu-minggu.” Umminya Asyif langsung mengomel begitu dia melihat wajah putranya pada layar ponselnya.“Assalamualaikum, Ummi,” sapa Asyif cengengesan tidak mempedulikan omelan sang ibu.Ummi berdehem ketika menyadari kekhilafannya tidak mengucapkan salam terlebih dahulu.“Waalaikumsalam,” jawab Ummi membalas salam Asyif dengan ketus.“Ummi kenapa ngomel-ngomel terus sih? Cantiknya hilang nantu. Nanti cepat tua loh!” canda Asyif menggoda ibunya.Ummi mendeng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status