Semua Bab Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan: Bab 131 - Bab 140

160 Bab

Bab 131

“Di sini?” tanya Asyif sambil menggerakkan dagunya ke arah bangunan tempat di mana saat ini Anggraini dan Asyif berhenti.Anggraini yang berada di dalam mobilnya mengangguk. Ia hanya membuka jendela kaca mobil itu saja tanpa berniat untuk turun. Sementara Asyif berada di atas motornya persis sejajar di samping Anggraini.“Maaf, tapi aku nggak bisa ajak kamu mampir ya. Soalnya ini sudah malam dan lagipula ini apartemennya Sophia, temanku. Kamu kenal dia juga kan?”Asyif mengangguk dan meng’oh’kan apa yang Anggraini katakan.“Oke deh. Aku sudah antarin kamu sampai sini ya. Kalau semisal Ummi tanya, kamu harus jelasin kalau kamu sudah aku antarin dengan selamat,” kata Asyif dengan sedikit intimidasi.“Oke siip! Mengerti!” Anggraini mengisyaratkan simbol OK dengan jarinya.“Ya sudah kalau begitu, buruan masuk sana!” “Kamu yang buruan pergi! Aku mah tinggal masuk tapi kan kamu pulangnya masih agak jauh,” kata Anggraini mempersilahkan.Tak ingin berdebat lebih lama dengan Anggraini, Asyif
Baca selengkapnya

Bab 132

“Siapa yang datang, Anggre?”Sophia keluar dari kamar dengan menggunakan bathrobe dan kepala dililit handuk. Tadi dia sempat mendengar suara bell dan saat dia keluar dari kamar, ternyata Anggraini sedang menutup pintu sambil memegang sebuah amplop berwarna coklat.“Umm … ini Phi! Security apartemen. Dia ngantarin surat untuk aku. Coba tebak ini dari mana?”“Dari mana?” Bukannya menebak, Sophia malah menanyakannya langsung sembari berjalan mendekati Anggraini yang kini duduk di sofa.“Pengadilan agama Jakarta,” jawab Anggraini.Mereka saling pandang sejenak. Kali ini meski tak bersuara keduanya sama-sama tahu apa isi surat itu. Akhirnya setelah menunggu beberapa lama, Anggraini akhirnya menerima surat panggilan dari pengadilan agama atas gugatan cerainya terhadap suaminya sendiri.“Bukalah. Isinya apaan?” tanya Sophia meski dia sudah tahu.Anggraini segera membuka amplop itu dengan hati-hati.Anggraini segera mengeluarkan isinya dan langsung membacanya dengan bibir komat-kamit.“Yap, s
Baca selengkapnya

Bab 133

“Mana saksi yang kamu bilang akan datang?” tanya Anggraini pada Sophia.Saat ini mereka telah berada di pengadilan agama dalam rangka memenuhi panggilan sidang pertama gugatan cerai Anggraini dan Teguh. Selain mereka berdua ada juga ibunya Sophia yang ikut menemani.Sophia tidak menjawab, melainkan mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi seseorang yang dia sudah persiapkan menjadi saksi di sidang perceraian ini.“Nggak diangkat. Teleponnya sibuk terus. Padahal kemarin aku sudah menanyakan langsung kepadanya dan memastikan kesediaannya untuk menjadi saksi di sidang perceraian kamu, Anggre. Aiiih, kemana sih dia?!” gerutu Sophia sambil mengetik sesuatu di layar ponselnya.Tentu yang dia chat saat ini adalah calon saksi tersebut. Kalau tadi dia hanya mengirim pesan chat yang menanyakan tentang keberadaannya secara baik-baik, namun kali ini Sophia sudah tidak bisa lebih sabar lagi. Sedikit sumpah serapah dia ketik pada pesan chat itu dan mengirimnya. Bodo amat!!“Memang siapa? Siapa yan
Baca selengkapnya

Bab 134

“Saudari Penggugat, tolong kendalikan diri anda! Kita masih perlu mendengarkan penjelasan dari suami anda sebagai Tergugat agar kami bisa memutuskan yang terbaik bagi pernikahan anda berdua,” kata hakim itu saat mendengar jerit protes Anggraini.“Tapi Bu Hakim, ini tidak adil. Saya tahu dengan jelas bahwa Anggraini tidak mengetahui pernikahan kedua suaminya. Ini fitnah agar gugatannya ditolak!” bela Sophia ikut protes pada hakim itu.“Anda saksi, bukan? Keterangan anda belum diperlukan saat ini. Saat ini kami akan fokus mendengar keterangan dari Tergugat dahulu. Tolong hormati persidangan ini dan anda berdua silahkan duduk kembali!” Sophia mendengus kesal. Emosinya memuncak saat ini. Kalau bukan karena ibunya yang memaksa dia untuk duduk kembali sudah pasti dia tidak akan semudah itu untuk menurut.“Lanjutkan!” Hakim itu mempersilahkan Teguh untuk melanjutkan keterangannya.“Saya memiliki dokumen resmi yang bisa dikatakan sebagai bukti dari saya juga. Apa Yang Mulia mengizinkan saya
Baca selengkapnya

Bab 135

Anggraini keluar dari ruang damai yang telah dipersiapkan oleh pihak pengadilan agama untuk memfasilitasi mediasi antara dia dan Teguh.Mediasi antara mereka berjalan hampir dua jam lamanya namun seperti yang telah diduga, mediasi itu tidak berhasil karena dari pihak Anggraini menolak untuk berdamai dengan Teguh.Jangankan untuk berdamai, sepanjang mediasi Anggraini lebih banyak diam karena dirinya sendiri tidak diperkenankan oleh mediator untuk menyerang Teguh dengan pertanyaan yang memojokkan seperti bagaimana pria itu bisa melakukan semua manipulasi data itu. Teguh juga kekeuh tidak mau mengakui dan bersikap dengan sangat meyakinkan seakan tak punya salah apa-apa. Bahkan sang mediator pun sampai kebingungan untuk membuat mediasi tersebut berjalan lancar.“Gimana? Mediasinya nggak berhasil kan, Nggre? Kamu nggak mau balik sama dia kan?” tanya Sophia sedikit cemas.Dia dan ibunya sudah menunggu sedari tadi karena mereka tidak diperkenankan untuk masuk ke ruang mediasi selama proses
Baca selengkapnya

Bab 136

“Asyif, aku butuh bantuan bantuanmu. Apa kau punya kenalan seorang pengacara yang bagus?” tanya Anggraini di telepon.“Pengacara yang bagus? Untuk?” Anggraini menghela napas kesal.“Untuk mengurus perceraianku dengan mas Teguh. Aku mengalami kesulitan saat sidang pertama perceraianku kemarin,” kata Anggraini jujur.Asyif tidak menjawab.“Ada? Atau tidak ada?”“Aku punya satu kenalan pengacara yang bagus, tapi … entahlah rasanya agak kurang etis jika aku membantumu dalam hal ini,” kata Asyif jujur.“Kurang etis? Kenapa?” tanya Anggraini tidak mengerti.“Ya, itu rasanya seperti aku yang menyebabkan perceraian kalian berdua, bahkan untuk perceraian saja aku membantumu sampai selesai. Apa menurutmu itu tidak sedikit keterlaluan? Orang-orang bisa menganggap aku sebagai pebinor,” kekeh Asyif.“Keterlaluan? Kenapa? Kau temanku kan? Maksudku meski tidak pernah ada ikrar pertemanan di antara kita tapi kau pasti setuju kalau kita adalah teman. Apa salahnya membantu teman sendiri yang sedang ke
Baca selengkapnya

Bab 137

“Pak Bagas, ini Anggraini. Anggre, ini Pak Bagas, pengacara yang aku aku janjikan bakal kupertemukan denganmu,” kata Asyif memperkenalkan Anggraini dan pengacara yang dibawanya untuk bertemu dengan Anggraini.Anggraini dengan antusias mengulurkan tangannya terlebih dahulu. “Anggraini,” katanya sambil menyebutkan namanya.Pengacara itu pun berbalik menyebutkan namanya pula. Setelahnya mereka pun langsung ke inti pertemuan mereka dan membahas tentang masalah perceraian Anggraini dan Teguh. Asyif hanya berdiam diri mendampingi tanpa berniat untuk ikut campur masalah rumah tangga Anggraini yang sedang berada di ujung tanduk.Anggraini menceritakan semua hal yang menjadi permasalahan utama yaitu pernikahan kedua Teguh yang dilakukan diam-diam di belakangnya hingga manipulasi kartu identitas dan buku nikah keduanya.“Pada awalnya aku mengira kalau aku bisa menyelesaikan masalah ini sendiri, tapi setelah sidang perdana perceraian itu, aku merasa suamiku terlalu banyak membuat kebohongan hin
Baca selengkapnya

Bab 138

“Tapi? Tapi apa?”“Umm … tapi aku tidak bisa membeberkan itu, Pak. Kalau bisa kita cari jalan lain saja,” pinta Anggraini.Pak Bagas mengernyitkan keningnya.“Tapi memang ada?” tanyanya dengan nada setengah berharap.Sungguh ini tadinya hanya dia yang berandai-andai, tapi di luar ekspektasinya sepertinya video asusila yang dia pikir mungkin tidak ada kalau dilihat dari gelagat kliennya ternyata besar kemungkinannya ada.Anggraini sendiri merasa bimbang dan gundah gulana. Bagaimanapun dia tidak berharap bisa menggunakan itu sebagai bukti kuat dalam sidang cerainya. Selain saat ini dia masih resmi menjadi istrinya Teguh, Anggraini berpikir jauh ke depan tentang anak-anak dari pria itu dengan istri keduanya.Sangat disayangkan memang Anggraini tidak bisa masa bodo untuk hal ini. Harusnya dia abaikan saja nasib anak-anak itu. Toh bukan anaknya, dan ibu dari anak-anak itu jelas-jelas sudah merebut apa yang menjadi miliknya. Tapi … kalau dipikir-pikir lagi Shakila dan calon adiknya tidak s
Baca selengkapnya

139

“Saudari Anggraini?”Anggraini mengernyitkan kening saat salah seorang anggota polisi itu menyebutkan namanya. Kira-kira untuk urusan apa mereka datang ke sini mencarinya? Dan … begitu ia membuka pintu nama yang disebut adalah dirinya bukan pemilik apartemen yang mana itu adalah Sophia.“I-iya, saya sendiri, Pak? Kenapa ya?” tanya Anggraini gugup.Anggraini yang sedang berada di kamar mendengar ada suara berisik yang berasal dari lebih dari satu orang. Harusnya itu bukan suara dari seorang security apartemen atau salah seorang dari tetangganya, bukan?“Siapa, Anggre?”Reaksi yang ditunjukkan oleh Sophia sama dengan Anggraini yakni bingung dan heran.“Dengan saudari Sophia?” Kali ini pertanyaan itu pun dilayangkan kepada Sophia yang langsung disahuti Sophia dengan anggukan.“Iya, saya sendiri. Kenapa ya, Pak?”Petugas polisi itu dengan beberapa timnya langsung menjelaskan tujuan mereka datang ke tempat itu, yakni untuk menjemput Anggraini untuk dimintai keterangan terkait tersebarnya
Baca selengkapnya

Bab 140

Anggraini terhenyak mendengar penjelasan dari petugas kepolisian tersebut. Sebelumnya ketika dia menemukan begitu banyak kaset DVD di rumah suaminya dan istri keduanya itu, Anggraini sebenarnya tak kalah terkejutnya. Namun, saat mendengar informasi ini Anggraini lebih-lebih terkejutnya. Jadi semua itu tak hanya koleksi semata melainkan dia pergunakan untuk kepentingan komersial juga? Anggraini merasa lemas setengah mati. Ia bahkan tidak tahu karena tidak sempat memeriksa semuanya waktu itu bahwa ternyata di dalam tumpukan video itu ada juga video yang didokumentasikan bersama dirinya. Setega itu Teguh? Kapan dia mengambil video itu? Dan … apakah pria itu mengambil diam-diam aktivitas ranjang mereka demi uang juga?“Pak, maaf. Aku rasa mungkin ada kesalahan di sini. Sejujurnya, ya, saya akui yang berada di dalam video itu adalah benar saya dan suami saya. Saya juga tidak tahu kapan dan bagaimana dia merekam moment itu. Tapi meski begitu saya tetap harus berpositif thinking bahwa itu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status