Home / Pernikahan / Dinikahi Ustadz Tampan 2 / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dinikahi Ustadz Tampan 2: Chapter 11 - Chapter 20

86 Chapters

Alpukat

"Ay, mau makan apa?" Saat ini Husein dan Rey duduk di sofa ruang tengah, atau ruang keluarga dan apa yang Rey lakukan adalah sedang mengeringkan rambut gondrong suaminya yang basah karena habis keramas. Rutinitas baru aku akhir-akhir ini yang sering dia lakukan adalah manjain Akang Husein lebih dari biasanya. Bahkan, untuk pakai baju aja Rey pengen dia sendiri yang pilihkan untuk suaminya.Gak jauh beda sih, dari dulu juga begitu tapi itu berlaku buat baju Koko, gamis, atau setelan jas untuk dakwah. Hanya yang sekarang, baju sehari-hari pun harus Rey yang pilih."Terserah deh. Akang bisanya masak apa?" Katanya, kali ini Husein yang mau berinisiatif menyiapkan makan siang kami juga untuk anak-anak.Reynata tidak menyuruhnya, yang semangat perang sama talenan dan pisau ya dia sendiri. Katanya, mau jadi suami idaman."Gimana kalau ayam BBQ pedas?""Gak lah, Rey mau mie sama jus aja."'Tadi katanya terserah' batin Husein."Saya agak kurang setuju ya, karena mie kurang baik buat kamu dan
Read more

Mau Ke mana?

Padahal baru saja Reynata selesai mengurus sang suami yang terkapar akibat mualnya, kini Rey harus menerima kenyataan kalau ustadz Husein harus pergi sebentar.Setelah menerima pesan masuk, Husein berkata kalau dia harus segera pergi."Mau ke mana sih?" "Saya ada urusan sebentar.""Ke mana, sama siapa? Lama enggak? Kira-kira pulangnya jam berapa?"Aneh, tidak biasanya Rey banyak tanya seperti itu. Dulu-dulu ketika Husein mau pergi keluar, ke mana pun Rey tidak pernah bertanya apa tujuannya, dia hanya bilang iya dan satu atau dua jam kemudian sang suami yang amat dicintainya itu sudah kembali pulang.Tapi sekarang saat Husein menyimpan rahasianya sendiri justru rasa takut itu muncul dan tak nyaman dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan istrinya. Husein hanya tidak mau banyak membungkus jawabannya, mencari perlindungan yang membuat dia perlu berbohong karena itu semua, dosa."Saya ada urusan sebentar, saya akan cepat kembali. Saya mau ajak kamu tapi lihat, sebentar lagi anak-anak
Read more

Apartemen

"Ini kunci kamar apartemen Pak Husein yang baru." ucap pegawai lelaki yang datang menghampiri kedua orang itu di meja bundar lobi.Jika kalian berpikir kalau kunci apartemen itu berupa kunci besi, kalian salah besar. Kunci mereka itu terbuat dari kartu yang harus di scene ulang dan memasukkan sidik jari ulang. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga-jaga siapa tahu ada yang menemukan kartu yang hilang dan membuka pintu apartemen dengan maksud jahat.Jadi jika semua diatur ulang seperti awalnya, maka kartu yang hilang tidak akan berfungsi. Mau tidak mau, Husein harus ikut ke atas untuk mendaftarkan ulang sidik jarinya dan password kamar.Selagi lift berjalan naik ke lantai empat, sepanjang itulah Husein menghadapi situasi yang cukup mengguncang. Ia menutup mulutnya dengan kuat karena ia tak tahan dengan bau jus buah alpukat milik salah satu penghuni apartemen lain. Ingat beberapa saat lalu Husein mabuk karena buah alpukat di rumahnya kan?Maka sekarang, ia harus merasakan mual lagi selagi ia
Read more

Belum Jujur

Reynata POV.~~~~Pagi indah telah menggantikan malam gelap dan tepat pukul tujuh pagi, keluarga harmonis ini sedang menikmati sarapan di meja makan karena aku sungguh lagi semangat buat masak enak. Ada sayur lodeh dan lontong sayur, juga sambel goreng kentang.Seperti biasa, setelah sholat subuh baik aku atau Akang gak ada yang memejamkan mata kembali, karena aku bakal sibuk berkutat dengan pisau dan penggorengannya di dapur demi menyiapkan sarapan dan bekal makan siang. Bekal makan siang buat siapa? Ya buat Akang lah, karena ternyata di bulan ini, akang Husein memiliki kesibukan baru. Kemarin kita sempet bicarain semuanya dan kesibukan itu akan dimulai bulan ini hingga beberapa bulan ke depan."Aku gak nyangka Kang, As-Salam mau dijadikan pesantren besar.. anak-anak di sana pasti bakal lebih maju, mengikuti perkembangan zaman dengan metode islamiyah.." Yaps, sesuai dengan apa yang aku bilang barusan, kalau kesibukan akang sekarang adalah terkait pembangunan pondok pesantren Assala
Read more

Jangan Banyak Sembunyi

"Pak Yezaaaa..."panggilan heboh dari kedua bocah kembar non identik milikku menginterupsi kedua manik Reza yang tadinya sedang fokus pada ponsel, kini beralih menatap kedatangan kami."Eh ada Zula dan Zulfi, selamat pagi.. apa kabar..."Entah apa yang terjadi di dalam sekolahan, tetapi aku merasa kalau kedua buah hatiku amat sangat dekat dengan Reza. Padahal sedari tadi banyak guru yang berpapasan dengan kami tapi kulihat Zula dan Zulfi seakan cuek saja, hanya melempar senyuman tipis ke mereka.Tapi begitu melihat Reza yang bahkan tak menghiraukan kedatangan kami, kedua buah hatiku langsung berlarian ke arahnya, dengan semangat. Aneh gak sih? Sejatinya aku gak suka situasi ini, aku takut selama ini Reza sudah memberikan ultimatum yang aneh-aneh pada dua anakku yang pada akhirnya bisa mengakibatkan mereka lebih menyukai Reza ketimbang-"Ya Allah, apa yang sedang aku pikirkan ini? Aku sudah buruk sangka pada dua orang sekaligus. Kurang dzikir aku ini sampe membuat celah buat setan mas
Read more

3 Santri Hilang

Gak mau bergelut dengan pemikiran aneh-aneh lainnya, lebih baik aku segera kembali ke pondok dan sebentar lagi jam mengajar komputer aku tiba. Pondok Al-aqso masih memegang metode pondok modern yang mengharuskan mereka menguasai kecanggihan teknologi juga.Sekarang, aku memegang komputer yang mengutamakan tentang Corel draw, Photoshop, power poin, dan teknik menggambar lainnya. Jaman semakin canggih, jadi mereka yang meski sedang berdiri dalam ruang lingkup agama tetap harus mengikutinya. Jangan sampai ada istilah ketinggalan jaman.Sedangkan guru baru yang dijadwalkan mengajar nanti, dia akan datang bulan depan untuk mengajar dan menerapkan ilmu tentang perfilman. Proyek dari stasiun televisi tempat Akang siaran dulu ingin berbagi ilmu tentang cara pembuatan film pendek, dan jika mereka mahir maka akan direkrut menjadi pegawai stasiun televisi itu.Hebat kan? Selain dapat pelajaran agama untuk keperluan akhirat, mereka juga dapat pengalaman untuk memulai pekerjaan nanti. Pokoknya apa
Read more

Ngidam Tapi Aneh

Maaf typo, karena typo adalah manusiawi. awokwwowk ****Daripada semakin rumit, kubiarkan anak-anak lainnya mengerjakan tugas yang aku kasih dan kini di ruanganku aku sedang duduk berhadapan dengan tiga anak yang sejak tadi membuat kepalaku pusing. "Langsung aja ya, saya gak mau banyak berpikir macam-macam yang mengakibatkan saya salah paham sama suami saya." Aku melipat tangan di dada, menatap tiga bocah lucknut itu dengan serius. "Ada yang bisa jelaskan, Kenapa kalian bilang semua ini disuruh oleh ustadz Husein?"Kulihat mereka kayak ketakutan gitu, saling sikut kiri kanan dan bergumam lirih yang aku tau isinya dumelan semua."Mulai dari kamu deh Heri, kenapa itu kuku pada hitam, tadi juga sandal kamu becek, banyak tanahnya. Kamu habis main lumpur?"krik krik.. hening..."Kalau gak ada yang jawab, saya panggil ustadz Husein sekarang nih-""HII JANGAN USTADZAH!!!!"Ketiganya membuat aku terlonjak kaget dan memundurkan badan di senderan sofa."Ya makanya ayok cerita, kalian disuruh
Read more

Main Keong Emas

"Assalamualaikum, Ay.. honey, darling.. daddy pulang..."Teriak-teriakan aja terus sampe tu suara habis!Sepi sunyi, gak ada sahutan sama sekali. Mungkin itu pikiran Akang kali, karena aku hanya diam, mengintip di balik pintu perbatasan antara rumahku dan rumah ibu. Biarin aja, aku penasaran dia mau ngapain. Kutaruh keong emas di meja ruang depan dan aku pengen tau apa yang mau dia lakukan.Ketika melihat rumah sepi, dia pun menaruh tas kerjanya di atas kursi kemudian pandangannya berubah jadi berbinar saat liat dua keong lagi uget-uget di dalam toples kaca."Aww, keong emasnya udah ada.. MasyaAllah imuuuut bangeud... sini sini kita main yah.." Senyumnya lebar sampe gigi-gigi putihnya kelihatan berbaris rapih dan dimple yang turut menghiasi wajah tampannya.Aduh, dia itu seorang ustadz, pemilik dan pemimpin pondok pesantren. Penceramah dan guru ngaji, figur itu seketika hilang gegara main keong emas. Sekarang kenapa malah keliatan kayak bocah esde gitu sih??Udah dia keluarkan dari da
Read more

Hmm Panas

Rey mengambil langkah duluan ke kamar mandi untuk berwudhu karena Husein harus menjawab panggilan telepon dari rekan kerjanya. Setelah suci dari hadas kecil, Rey terduduk di sisi ranjang menyenderken tubuhnya di senderan ranjang menunggu sang suami selesai dengan segala urusannya.Saat ditelisik lebih jauh, sepertinya sesuatu di balik celana suaminya itu sudah mengembang dan sesak.. Rey hanya tertawa saja dan ya.. mungkin tak sabar ingin merasakannya."Diam ya, jangan ke mana-mana saya mau wudhu dulu."Husein pun masuk ke dalam kamar mandi, lalu mengambil air wudhu dan seperti biasa, ia tinggalkan bajunya di kamar mandi hingga kini keluar dalam keadaan bertelanjang dada.Husein itu meski ustadz yang sibuk, tapi dia selalu punya waktu untuk menjaga bentuk tubuhnya. Jarang tidur setelah makan dan yang pasti olah raga kecil sehingga tidak ada tuh perut buncit seperti kebanyakan bapak-bapak lainnya. Dan yang pasti, makanan yang masuk ke perutnya adalah makanan yang dipastikan halal dan ja
Read more

Melupakan Sesuatu

Senengnya hatiku, turun panas demamku, kini aku bermain dengan ceria..Iklan bentar! Jangan tegang atuh!Aku senang itu karena liat dua buah hati dan suami tampanku dengan lahap makan masakan yang aku masak. Sederhana sih, cuma ayam panggang oven yang kudapat resep dari ibu. Aku semalaman bertelepon dengan beliau yang masih berlibur ke pesantren milik almarhum kiayi Manshori. Sekaligus doa bersama dalam rangka haulan almarhum.Dulu ingat banget, pertama aku datang ke sana aku memiliki kesan yang tidak baik karena terus dibanding-bandingkan dengan Ustadzah Aisyah, bahkan oleh ibu mertuaku sendiri. Btw, bagaimana keadaan ustadzah Aisyah ya sekarang? Semenjak menikah, sudah tak terdengar lagi kabarnya. semoga suatu saat dikasih kesempatan untuk bertemu lagi. Balik lagi ke kenangan saat itu!Aku disuruh cuci piring dan membuat Akang marah habis-habisan pada ibunya. Segitu khawatirnya dia pada keadaan aku sampai berani membentak ibunya. Hehe, tapi itu masa lalu. Sekarang alhamdulilah hub
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status