"Bun, Rey sama Akang jalan dulu ya, titip anak-anak."Aku pamit dulu pada bunda sambil nungguin Akang yang lagi nuntaskan hajatnya di kamar mandi. Jangan berpikiran jorok, maksudnya akang lagi buang air kecil dulu, jadi nyuruh aku duluan. Dan saat ini, aku lagi di dapur sama bunda."Mau makan di luar atau di rumah?""Kayaknya di luar deh, Rey lagi pengen mesra-mesraan sama akang. Sekalian hibur dirinya. Akang masih suka bengong gitu, mikirin ibu."Bunda mengangguk tanda setuju. "Bersenang-senang sana, hibur suami kamu. Jangan khawatirkan anak-anak, nanti biar sama bunda.""Baiklah, Bun. Tapi tunggu dulu, bunda harus hati-hati sama Luna. Jangan sampai membiarkan anak-anak hanya berdua sama dia.""Loh kenapa? Ada apa dengan Luna?"Bundaku memang belum tau cerita perseteruan antara Retno dan Luna. Aku belum sempat bilang, karena mengingat itu bikin aku darah tinggi lagi. Baru aja aku seger, jangan dibuat sumpek lagi."Nanti Rey ceritain ya." Aku berhenti cerita karena melihat akang kelua
Baca selengkapnya