All Chapters of Perjalanan Pendekar Tangan Satu: Chapter 141 - Chapter 150

218 Chapters

141. Bandit Distrik Kumuh

Amara duduk di hadapan kawanan bandit yang ketakutan ini dengan tenangnya, tanpa ada rasa takut ataupun khawatir terjadi sesuatu pada dirinya. Rasa percaya diri Amara semakin membuat kawanan Bandit Distrik Kumuh ini ketakutan."Bagaimana? Apa kalian semua masih ingin hidup?" tanya Amara sambil tersenyum. Tapi, senyum Amara ini bagaikan senyum kematian di mata kawanan Bandit Distrik Kumuh ini. Senyum Iblis Kematian tepatnya."Siapa sebenarnya dirimu? Aku pernah mendengar ada iblis yang sangat kejam yang sangat ditakuti di seluruh Alam Iblis ini. Apa kamu ini Iblis Amara?' tanya salah satu Bandit Distrik Kumuh memberanikan diri bertanya kepada Amara."Hihihi ... apa aku tampak seperti iblis kejam menurutmu?' tanya Amara dengan tawa yang cukup mengerikan.Bandit Distrik Kumuh ini tidak berani berucap, hanya menundukkan kepalnya saja mendengar tawa dari Amara yang semakin membuat bulu kuduk mereka berdiri."Aku akan mengampuni kalian kalau kalian tunjukkan tempat tinggal pemimpin kalian!
Read more

142. Lima Raja Bandit

Ketakutan Bandit Distrik Kumuh terhadap Kaisar Bandit melebihi ketakutan mereka terhadap Amara dan juga nyawa mereka. Berharap kaisar Bandit bisa menyembuhkan mereka, kawanan Bandit Distrik Kumuh ini melaporkan kedatangan Amara dan Rawindra yang mencari Kaisar Bandit kepada Lima Raja Bandit. Mereka juga mengharapkan kenaikan jabatan yang sekarang hanya bandit biasa saja.Kebetulan kelima Raja Bandit ini sedang berkumpul di Perfektur Perdagangan dan Industri sehingga membuat kawanan bandit ini lebih berani untuk melaporkan perbuatan Amara dan Rawindra pada mereka.Saat Rawindra dan Amara yang sekarang berada di Perfektur Industri dan Perdagangan mencari tempat menginap sudah terkepung oleh belasan anggota Bandit Distrik Kumuh."Itu mereka, Bos!" teriak salah satu bandit yang tadi diancam oleh Amara.Iblis wanita memandang geram terhadap kawanan Bandit Distrik Kumuh yang memutuskan menghianatinya. "Seharusnya kubunuh saja kalian tadi biar tutup mulut!" serunya.Raja Bandit Alpha yang m
Read more

143. Tantangan Kaisar Bandit

"Aku tidak pernah menganggumu, tapi kenapa Kau datang ke Distrik Kumuh ini dan merebut kekuasaanku!"Suara keras ini diiringgi turunnya gadis bertopi caping dan berpakaian serba kuning ini."Ketua!!!" seru kelima Raja Bandit secara serempak."Masih punya muka untuk memanggilku ketua?' tanya gadis berpakaian kuning ini.Bandit Alpha yang maju terlebih dahulu dan bersujud di hadapan Kaisar bandit. "Maafkan kami, ketua ... bukan maksud kami menghianati Ketua tapi kami harus menyelamatkan ratusan anak buah Bandit Distrik Kumuh agar tidak binasa oleh Dewi Iblis!" "Dewi Iblis? Tidak ada yang nemanya Dewi Iblis! Semua itu hanya dongeng belaka!" sahut gadis yang ternyata Kaisar Bandit ini."Tidak, Ketua! Dewi Iblis benar-benar ada! Dia ada di hadapan Ketua! Kami sudah berjanji akan patuh terhadap Dewi Iblis apabila dia benar-benar muncul! Ilmu Kanuragan yang dimilikinya benar-benar hebat!" ucap Bandit Alpha."Ck! Hanya dengan Ilmu Kanuragan saja, kalian telah dibutakan olehnya! Berapa lama k
Read more

144. Kelicikan Iblis Veela

Dewi Iblis Amara hanya tersenyum mendengar umpatan dari Iblis Veela yang selama ini menjadi Kaisar Bandit di Distrik Kumuh. "Tentu saja aku berhak bersikap mesra, Windra ini kekasihku!" kata Amara untuk memancing kemarahan Veela.Wajah Iblis Veela langsung berubah merah menahan amarahnya begitu mendengar ucapan Amara."Rawindra! Cepat serahkan Pusaka Iblis kalau ingin Black Panther selamat!" seru Iblis Veela mengancam Pendekar Tangan Satu ini."Buang semua ucapan bus*kmu itu! Windra tidak akan memenuhi permintaanmu hanya demi makhluk spitit itu! Pusaka Iblis ini milikku ... kalau berani minta kepadaku, bukan kepada Rawindra!" sahut Iblis Amara.Iblis Veela semakin kesal dengan ucapan Amara yang menyudutkan dirinya. "Dasar iblis sampah! Kau tidak berhak memiliki Pusaka Iblis!" serunya."Aku berhak! Aku ini keturunan langsung dari Kerajaan Iblis! Kamu ini siapa, Veela? Berpura-pura sebagai putri Raksamukti yang tersakiti! Kamu ini sudah sakit jiwa!" teriak Iblis Amara untuk menyulut kem
Read more

145. Dewi Iblis vs Iblis Racun Sesat

Rawindra yang tadinya hana melihat perseteruan Amara dengan Veela agak terkejut dengan ucapan Iblis Racun Sesat ini mengenai bebasnya Datuk Iblis Persilatan. Ternyata di Alam Iblis ini juga ada penguasa dunia persilatan yang bertindak semena-mena terhadap rakyat jelata. "Apa kamu tahu dimana kedua sahabatku?" tanya Rawindra. Iblis Racun Sesat memandang tajam ke arah Pendekar Tangan Satu ini. "Hihihi ... kamu memang pendekar lugu dan bodoh! Bisa-bisanya kamu menanyakan kedua sahabatmu yang tidak berguna di tengah kekacauan yang akan timbul di dunia persilatan!" katanya penuh hinaan. Iblis Amara yang paling tidak suka kalau Rawindra dihina marah besar mendengar hinaan dari Veela ini. "Diam Kau, iblis sesat! Beraninya Kau menghina Windra! Aku tidak akan mengampuni nyawamu!" serunya. "Cuih! Apa Kau tidak malu dibela terus oleh seorang wanita?" kata Iblis Racun Sesat ini ke arah Rawindra. "Aku kira kamu ini pendekar yang hebat, tapi ternyata hanya pecundang yang dikendalikan oleh wanit
Read more

146. Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api

BOOOM!Iblis Racun Sesat melemparkan bom asap yang menutupi dirinya kemudian lenyap dari hadapan Dewi Iblis."Kurang ajar! Dia berhasil lolos!" gerutu Dewi Iblis Amara."Biarkan saja dia, Ara! Dia sudah tidak memiliki kekuatan lagi. Lagian aku tidak yakin kalau dia tahu keberadaan Sagara dan adista. Semua ini hanya siasat liciknya saja untuk mendapatkan Pusaka Iblis. Lebih baik kita kembali ke Kaisar Naga untuk melaporkan keberhasilan kita!" saran Rawindra.Dewi Iblis Amara memandang ke seluruh Bandit Distrik Kumuh. "Aku mengandalkan kalian menjaga Distrik Kumuh ini agar tetap hebat seperti sekarang. Raja Bandit Alpha sementara menjadi pimpinan di Distrik Kumuh ini menggantikanku! Ada yang keberatan?" taya Amara.Tidak ada yang berani menentang keputusan Amara ini sehingga Raja Bandit Alpha resmi menjadi pemimpin sementara menggantikan Amara."Terima kasih, Ketua! Beri hormat kepada ketua kita yang baru!" seru Bandit Raja Alpha."Semoga ketua selalu diberi kesehatan dan kejayaan selal
Read more

147. Bertemu Aisya Kembali

"Windra!"Aisya yang melihat kedatangan Rawindra langsung memeluk Pendekar Tangan Satu ini dan juga mendaratkan bibir merahnya ke bibir Rawindra. Tinggal Pendekar Tangan Satu ini yang kewalahan karena Amara tepat berada di belakangnya.Aisya baru sadar saat melihat ada gadis cantik sekali di belakang Rawindra. wajahnya yang semula ceria berubah agak muram saat tahu kalau Pendekar Tangan Satu ini tidak datang sendirian.Pelukannya dilepas, dan wajahnya agak merona merah."Aisya ... ini Amara!" kata Rawindra mencoba memperkenalkan keduanya.Amara menyodorkan tangan untuk menyalami Aisya tapi gadis ini tidak menyambutnya, dan melanhkah saja ke dalam Balai Lelang."Sabar ya, Ara ... Aisya memang sifatnya begitu! Nanti aku bicara dengannya!" ujar Rawindra yang juga mulai khawatir melihat wajah cemberut Amara.Hati Rawindra langsung ceria saat Black Panther keluar menyambutnya. "Kamu tidak apa-apa, BP? Aku terus mencemaskanmu! Aku mengira Veela telah memperlakukanmu dengan buruk!" ujar Rawi
Read more

148. Sang Kolektor

Dewi Iblis Amara melangkah dengan ringan dari satu rumah ke rumah lainnya mengikuti Aisya dari sisi atas agar tidak ketahuan olehnya.Sesekali terlihat Aisya melirik ke belakang seakan khawatir sedang diikuti, kemudian dia berbelok ke kiri menuju ke arah Distrik Bebas."Tadi bilang mau ke Balai Lelang, kenapa sekarang malahan berbelok ke tempat lain?" pikir Amara,Rasa curiga Amara semakin kuat terhadap Aisya begitu tahu kalau gadis ini telah berbohong kepada Rawindra yang sangat mempercayainya.Amara menjaga jarak dengan hati-hati, karena dia melihat kalau Aisya sudah merasa curiga sedang diikuti oleh seseorang."Ciri-ciri orang atau iblis yang telah melakukan kesalahan adalah selalu ketakutan kalau ketahuan!" batin Amara sambil terus mengawasi pergerakan Aisya.Langkah Aisya semakin lama semakin cepat seakan tahu kalau dia sedang diikuti sehingga Amara agak kesulitan untuk mengikutinya. "Sedang apa dia? Kenapa langkahnya cepat sekali?" gumamnya.Wuuusssh!Aisya menghilang dengan cep
Read more

149. Benarkah Aisya Berhianat?

Amara mempercepat langkahnya agar tiba terlebih dahulu di kediaman Aisya agar gadis ini tidak berhianat.Beruntung baginya, Aisya tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan ke Balai Lelang terlebih dahulu."Aku akan ikuti Aisya, kamu pulang dahulu tapi jangan sesekali menceritakan apa yang kau lihat!" pesan Black Panther.Amara merasa ragu awalnya tapi akhirnya dia mengikuti saran dari Black Panther."Aku ingin kamu mengikuti setiap langkah Aisya, jangan sampai lepas darinya.""Jangan khawatir! Aku tidak akan melepaskan pandanganku darinya!" janji Black Panther..Setelah itu, Amara pergi meninggalkan Black Panther untuk kembali ke rumah Aisya. Sementara Black Panther menuju ke arah Rumah Lelang untuk mengikuti Aisya.Dengan posisinya yang tidak kelihatan oleh mata biasa, maka Black Panther bisa leluasa mengikuti Aisya tanpa ketahuan oleh gadis ini.Aisya masuk ke dalam ruangan khusus di Balai Lelang yang biasanya berisi barang-barang lelang langka dan berharga. Black Panther melihat
Read more

150. Kemurkaan Dewi Iblis

Amara menyusul tidak lama kemudian. Sama halnya dengan Rawindra, Dewi Iblis ini benar-benar terkejut dengan apa yang ditemukannya, walaupun dia sudah curiga sebelumnya."Apa yang kamu lakukan terhadap pimpinan Ninja itu?" tanya Rawindra begitu melihat Amara muncul di hadapannya.Tentu saja Amara terkejut ditanya seperti itu.Bukan isi pertanyaannya tapi Pendekar Tangan Satu ini masih peduli terhadap musuhnya yang jelas-jelas ingin merebut kedua pusaka ini darinya.Kini, kedua pusaka itu hilang tanpa jejak. Kemungkinan besar yang menjadi tersangka utama adalah Aisya yang mengetahui tentang pusaka ini. Apalagi Amara mendengar Aisya menawarkan kedua pusaka ini kepada Sang Kolektor."Kenapa kamu peduli dengan semua Ninja ini? Kalau aku sih lebih baik musnahkan saja mereka agar tidak merugikan orang atau iblis lain di kemudian hari!" sahut Amara."Mereka hanya suruhan saja! Membunuh mereka tidak akan membuat masalah ini selesai! Ada yang begitu menginginkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
22
DMCA.com Protection Status