Beranda / Fantasi / Perjalanan Pendekar Tangan Satu / 150. Kemurkaan Dewi Iblis

Share

150. Kemurkaan Dewi Iblis

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-05 23:54:42

Amara menyusul tidak lama kemudian. Sama halnya dengan Rawindra, Dewi Iblis ini benar-benar terkejut dengan apa yang ditemukannya, walaupun dia sudah curiga sebelumnya.

"Apa yang kamu lakukan terhadap pimpinan Ninja itu?" tanya Rawindra begitu melihat Amara muncul di hadapannya.

Tentu saja Amara terkejut ditanya seperti itu.Bukan isi pertanyaannya tapi Pendekar Tangan Satu ini masih peduli terhadap musuhnya yang jelas-jelas ingin merebut kedua pusaka ini darinya.

Kini, kedua pusaka itu hilang tanpa jejak. Kemungkinan besar yang menjadi tersangka utama adalah Aisya yang mengetahui tentang pusaka ini. Apalagi Amara mendengar Aisya menawarkan kedua pusaka ini kepada Sang Kolektor.

"Kenapa kamu peduli dengan semua Ninja ini? Kalau aku sih lebih baik musnahkan saja mereka agar tidak merugikan orang atau iblis lain di kemudian hari!" sahut Amara.

"Mereka hanya suruhan saja! Membunuh mereka tidak akan membuat masalah ini selesai! Ada yang begitu menginginkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   151. Rencana Rahasia Aisya

    Persiapan yang rapi benar-benar direncanakan oleh Balai Lelang Kota Pendekar saat akan melelang beberapa pusaka langka dan juga legenda di tempat mereka.Semua karyawan Balai Lelang sibuk lalu lalang untuk mempersiapkan lelang ini dengan sebaik-baiknya.Aisya tampak sibuk mengatur segala sesuatunya sendiri. Bahkan Lelang Mustika Jiwa sebelumnya tidak akan seramai Lelang Pusaka Legenda yang akan diadakannya di Balai Lelang miliknya."Lebih baik kamu datangi dengan tiba-tiba dan pura-pura rindu terhadap Aisya," saran Black Panther.Mereka telah sampai di Balai Lelang dengan menyamar. Untuk Black Panther cukup mudah, karena dia bisa menghilang.Untuk Rawindra, menggunakan topi caping menutupi wajahnya. Hanya tangan kirinya yang buntung yang sulit disembunyikan olehnya. Amara berusaha membuat tangan kiri yang tidak ada ini seperti tangan yang sedang cidera dibalut kain agar tidak ada yang mengenali Pendekar Tangan Satu ini.Untuk Amara, menggunakan penutup wajah dari kain serta rambut yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   152. Lelang Pusaka Legenda

    Aisya langsung pergi mengurus persiapan Lelang Pusaka Legenda, sementara Rawindra kembali berbaur dan menemui Amara.Iblis cantik ini menyambut Pendekar Tangan Satu ini dengan wajah cemberut. "Lama sekali? Apa yang sedang kamu lakukan dengan Aisya? Kok aku tidak menemukan kalian di Balai Lelang ini?" tanyanya penuh curiga.Rawindra juga serba salah. Amara akan marah besar terhadap dirinya apabila dia jujur terhadap iblis cantik ini karena saat ini Aisya adalah tersangka utama dalam hilangnya Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api. Menceritakan rencana Aisya juga merupakan suatu kesalahan, karena Aisya sudah mewanti-wanti dirinya untuk tidak memberitahukan siapapun tentang rencananya karena akan menggalkan semua rencana yang telah disusunnya."Aku juga tidak melihatmu di Balai Lelang! Tadi aku hanya menemui Aisya sebentar saja karena dia sedang sibuk mengurusi event Lelang Pusaka Legenda!" elak Rawindra.Wajah Amara menatap tidak percaya terhadap ucapan Rawindra. "Kamu tidak pintar berbo

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   153. Kaisar Agung Negeri Dewa

    Aisya yang menghilang sejak dimulainya Lelang Pusaka Legenda membuat bingung Rawindra dan Amara, yang sangat mengharapkan untuk mendapatkan jawaban dari semua kejadian yang menimpa mereka, terutama dicurinya Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api.Sebenarnya, Aisya kemana? Kenapa dia tidak muncul saat lelang dimulai?Untuk mendapatkan jawabannya, kita ikuti perjalanan Aisya setelah bertemu Rawindra.Aisya senyum-senyum sendiri saat pergi dari kamar khusus. Pertemuannya kembali dengan Rawindra membuat hatinya berbunga-bunga. Hanya saja dia menyayangkan Rawindra yang kembali membawa Amara sebagai kekasihnya. Namun, merasakan Rawindra bersatu dengannya barusan, membuat harapannya timbul kembali untuk bisa selalu bersama Pendekar Tangan Satu ini ini.Aisya tdak bergerak menuju pisat lelang, melainkan meninggalkan Balai Lelang menuju ke Distrik Kaisar.Gadis ini menemui seseorang yang menutupi seluruh tubuhnya dengan tudung yang rapat sekali."Bagaimana? Kamu berhasil memancing Datuk Iblis S

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   154. Si Kembar Jahat

    Aisya bergerak dengan cepat untuk kembali ke Balai Lelang. Dia harus segera mengamankan kedua pusaka milik Rawindra dan Amara ini sebelum sempat dilelang oleh Balai Lelang.Baru saja dia bergerak keluar dari Distrik Kaisar, sebuah senjata rahasia melesat dengan kencang ke arah dirinya.Wuuussshh!Aisya menggerakkan tubuhnya sedikit ke samping sehingga senjata rahasia ini hanya lewat di sampingnya."Sudah kuduga kamu akan berhianat! Dasar perempuan tidak tahu diri! Ayah mempercayakan tugas ini padamu tapi kamu malahan berhianat!"Sebuah bayangan melesat kencang untuk menghadang jalan Aisya."Aku tidak ingin bertarung denganmu, Aisha!" sahut Aisya terhadap sosok yang mirip sekali dengannya. Aisha adalah saudara kembar Aisya."Aku bingung, apa yang dilihat ayah darimu! Kau begitu lemah! Hanya karena pemuda cacat saja, kamu hendak menghianati ayah!" seru Aisha."Jaga mulutmu! Jangan sembarangan menghina orang hanya karena dia cacat!" sahut Aisya."Aku sudah bilang kepada ayah kalau kau se

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   155. Kejadian Misterius

    Suasana kota yang kacau terlihat oleh Aisya saat dia menuju ke Balai Lelang di Distrik Perdagangan. Dia sudah tidak peduli dengan situasi di Kota Pendekar. Dia hanya peduli dengan keselamatan Rawindra, saatu-satunya pria yang dicintainya tapi pria tersebut memilih gadis lain untuk dicintai.Hampir seluruh rumah penduduk di distrik yang dia lewati hancur lebur seakan diterjang bencana besar. Tangis dari penduduk yang hidup terdengar hampir di sepanjang perjalanan Aisya. Ada rasa menyesal di hatinya karena telah mengeluarkan jurus penghancur dari kultivasi kuno ini.Balai Lelang hanya terkena sedikit dampak dari gekombang energi segel kultivasi neraka. Kemungkinan besar di dalam Distrik Perdagangan terutama di Balai Lelang ini terdapat kultivator hebat yang melindungi distrik ini dari kehancuran gelombang energi kultivasi kuno ini, tapi kemungkinan besar juga energi dari Aisya ini tidak sampai ke Balai Lelang karena sudah dikurangi olehnya.Balai Lelang sudah agak sepi saat Aisya tiba d

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   156. Lima Dewa Sakti

    Alam Dewa merupakan alam yang agak sakral dan tidak mudah untuk dimasuki oleh siapa saja seperti Alam Iblis. Alam ini menyimpan banyak energi qi yang sangat dibutuhkan oleh Kultivator, Immortal, dan Dewa yang ingin berkultivasi dengan sempurna.Saat ini Alam Dewa dikuasai oleh Lima Dewa Sakti yang masing-masing menguasai satu wilayah tertentu di Alam Dewa.Dewabrata menguasai wilayah timur yaitu Kota Sanghyang Widi yang merupakan kota terbesar di Alam Dewa ini. Kota ini menerima pendatang dari luar yang sudah menguasai ilmu tenaga dalam atau kultivasi tingkat tinggi karena udara di kota ini sangat berbahaya untuk orang biasa.Mahabodhi menguasai wiayah barat yaitu Lembah Kahyangan yang merupakan tempat yang paling banyak partikel qi yang bertebaran di alam semesta. Setiap kultivator mengincar wilayah ini untuk meningkatkan teknik kultivasi dengan cepat. Lembah ini juga menyediakan dewi-dewi cantik yang bisa melayani para dewa atau immortal yang masih menyukai kesenangan duniawi.Mahab

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   157. Rahasia Amara

    Amara tampak terkejut saat Rawindra menanyakan alasannya tidak masuk melalui jalan biasa, melainkan melalui jalan rahasai. Tapi Dewi Iblis ini bisa dengan cepat mengatasi keadaan. "Kok kamu masih menanyakan masalahnya, Windra? Kalau lewat jalan biasa, aku khawatir kamu dikenali oleh penjaga gerbang Alam Dewa ini. Kalau melalui gerbang kita akan langsung masuk ke Kota Sanghyang Widi yang merupakan kota terbesar di Alam Dewa ini. Pemimpin kota ini disebut Dewabrata. Kalau lewat jalan rahasia, kita akan tiba di Hutan Mitos yang lebih sepi dan banyak makhluk eksotik di sini. Tempat ini dipimpin oleh Mahabrata. Master yang pernah mengajariku kultivasi tinggal di sini."Rawindra bisa menerima alasan Amara menghindar dari jalan utama karena ada benarnya juga untuk saat ini lebih baik menghindar bertemu dengan penjaga gerbang yang bisa saja sudah dipesan oleh para pendekar yang mencarinya untuk menahan dirinya. Dia masih belum tahu alasan para pendekar ini mencarinya, entah pendekar golongan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   158. Kemurkaan Naga Titan

    "Salam hormat, Nona Amara!" sapa Naga Hitam juga terhadap Dewi Iblis ini."Loh. kamu kenal aku juga?" tanya Amara yang agak heran."Ryder Mikaela sering membicarakan Nona Amara. Dia sangat kagum dengan kehebatan Nona!" sahut Naga Hitam."Bagaimana kabarnya Mikaela ya? Nanti kita kunjungi ya Ara kalau urusan kita sudah selesai!" ujar Rawindra."Kenapa? kamu kangen ya sama pelukan Mikaela?" kata Amara dengan wajah cemberutnya.Rawindra hanya tersenyum melihat sifat kekanak-kanakan Amara. "Tadi bilang sudah bisa menerima kalau aku punya istri banyak, asalkan kamu prioritas nomor satu!""Tetap aja ... kalau kebanyakan, kapan punya waktu untuk bersamaku?" kata Amara sambil merajuk."Selalu untuk Ara! Janji!" kata Rawindra sambil memeluk iblis cantik ini."Hufh! Aku selalu kalah sama keinginan kamu! Tidak bisa marah!" balas Amara sambil tersenyum kembali."Ayuk! Kita cari Naga Titan, mungkin saja bisa jadi naga kamu nantinya, Ara!" ucap Rawindra.Mendengar ucapan Rawindra semakin membuat Am

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18

Bab terbaru

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   218. Akhir Kisah Rawindra

    Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   217. Menemui Kaisar Naga

    "Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   216. Tuan Besar Rawindra

    Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   215. Kota Pendekar Baru

    Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   214. Kemana Iblis Mikaela?

    Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   213. Awal Yang Baru

    Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   212. Iblis Rawindra vs Dewa Iblis

    Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   211. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (II)

    Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   210. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (I)

    # Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa

DMCA.com Protection Status