Persiapan yang rapi benar-benar direncanakan oleh Balai Lelang Kota Pendekar saat akan melelang beberapa pusaka langka dan juga legenda di tempat mereka.Semua karyawan Balai Lelang sibuk lalu lalang untuk mempersiapkan lelang ini dengan sebaik-baiknya.Aisya tampak sibuk mengatur segala sesuatunya sendiri. Bahkan Lelang Mustika Jiwa sebelumnya tidak akan seramai Lelang Pusaka Legenda yang akan diadakannya di Balai Lelang miliknya."Lebih baik kamu datangi dengan tiba-tiba dan pura-pura rindu terhadap Aisya," saran Black Panther.Mereka telah sampai di Balai Lelang dengan menyamar. Untuk Black Panther cukup mudah, karena dia bisa menghilang.Untuk Rawindra, menggunakan topi caping menutupi wajahnya. Hanya tangan kirinya yang buntung yang sulit disembunyikan olehnya. Amara berusaha membuat tangan kiri yang tidak ada ini seperti tangan yang sedang cidera dibalut kain agar tidak ada yang mengenali Pendekar Tangan Satu ini.Untuk Amara, menggunakan penutup wajah dari kain serta rambut yan
Aisya langsung pergi mengurus persiapan Lelang Pusaka Legenda, sementara Rawindra kembali berbaur dan menemui Amara.Iblis cantik ini menyambut Pendekar Tangan Satu ini dengan wajah cemberut. "Lama sekali? Apa yang sedang kamu lakukan dengan Aisya? Kok aku tidak menemukan kalian di Balai Lelang ini?" tanyanya penuh curiga.Rawindra juga serba salah. Amara akan marah besar terhadap dirinya apabila dia jujur terhadap iblis cantik ini karena saat ini Aisya adalah tersangka utama dalam hilangnya Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api. Menceritakan rencana Aisya juga merupakan suatu kesalahan, karena Aisya sudah mewanti-wanti dirinya untuk tidak memberitahukan siapapun tentang rencananya karena akan menggalkan semua rencana yang telah disusunnya."Aku juga tidak melihatmu di Balai Lelang! Tadi aku hanya menemui Aisya sebentar saja karena dia sedang sibuk mengurusi event Lelang Pusaka Legenda!" elak Rawindra.Wajah Amara menatap tidak percaya terhadap ucapan Rawindra. "Kamu tidak pintar berbo
Aisya yang menghilang sejak dimulainya Lelang Pusaka Legenda membuat bingung Rawindra dan Amara, yang sangat mengharapkan untuk mendapatkan jawaban dari semua kejadian yang menimpa mereka, terutama dicurinya Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api.Sebenarnya, Aisya kemana? Kenapa dia tidak muncul saat lelang dimulai?Untuk mendapatkan jawabannya, kita ikuti perjalanan Aisya setelah bertemu Rawindra.Aisya senyum-senyum sendiri saat pergi dari kamar khusus. Pertemuannya kembali dengan Rawindra membuat hatinya berbunga-bunga. Hanya saja dia menyayangkan Rawindra yang kembali membawa Amara sebagai kekasihnya. Namun, merasakan Rawindra bersatu dengannya barusan, membuat harapannya timbul kembali untuk bisa selalu bersama Pendekar Tangan Satu ini ini.Aisya tdak bergerak menuju pisat lelang, melainkan meninggalkan Balai Lelang menuju ke Distrik Kaisar.Gadis ini menemui seseorang yang menutupi seluruh tubuhnya dengan tudung yang rapat sekali."Bagaimana? Kamu berhasil memancing Datuk Iblis S
Aisya bergerak dengan cepat untuk kembali ke Balai Lelang. Dia harus segera mengamankan kedua pusaka milik Rawindra dan Amara ini sebelum sempat dilelang oleh Balai Lelang.Baru saja dia bergerak keluar dari Distrik Kaisar, sebuah senjata rahasia melesat dengan kencang ke arah dirinya.Wuuussshh!Aisya menggerakkan tubuhnya sedikit ke samping sehingga senjata rahasia ini hanya lewat di sampingnya."Sudah kuduga kamu akan berhianat! Dasar perempuan tidak tahu diri! Ayah mempercayakan tugas ini padamu tapi kamu malahan berhianat!"Sebuah bayangan melesat kencang untuk menghadang jalan Aisya."Aku tidak ingin bertarung denganmu, Aisha!" sahut Aisya terhadap sosok yang mirip sekali dengannya. Aisha adalah saudara kembar Aisya."Aku bingung, apa yang dilihat ayah darimu! Kau begitu lemah! Hanya karena pemuda cacat saja, kamu hendak menghianati ayah!" seru Aisha."Jaga mulutmu! Jangan sembarangan menghina orang hanya karena dia cacat!" sahut Aisya."Aku sudah bilang kepada ayah kalau kau se
Suasana kota yang kacau terlihat oleh Aisya saat dia menuju ke Balai Lelang di Distrik Perdagangan. Dia sudah tidak peduli dengan situasi di Kota Pendekar. Dia hanya peduli dengan keselamatan Rawindra, saatu-satunya pria yang dicintainya tapi pria tersebut memilih gadis lain untuk dicintai.Hampir seluruh rumah penduduk di distrik yang dia lewati hancur lebur seakan diterjang bencana besar. Tangis dari penduduk yang hidup terdengar hampir di sepanjang perjalanan Aisya. Ada rasa menyesal di hatinya karena telah mengeluarkan jurus penghancur dari kultivasi kuno ini.Balai Lelang hanya terkena sedikit dampak dari gekombang energi segel kultivasi neraka. Kemungkinan besar di dalam Distrik Perdagangan terutama di Balai Lelang ini terdapat kultivator hebat yang melindungi distrik ini dari kehancuran gelombang energi kultivasi kuno ini, tapi kemungkinan besar juga energi dari Aisya ini tidak sampai ke Balai Lelang karena sudah dikurangi olehnya.Balai Lelang sudah agak sepi saat Aisya tiba d
Alam Dewa merupakan alam yang agak sakral dan tidak mudah untuk dimasuki oleh siapa saja seperti Alam Iblis. Alam ini menyimpan banyak energi qi yang sangat dibutuhkan oleh Kultivator, Immortal, dan Dewa yang ingin berkultivasi dengan sempurna.Saat ini Alam Dewa dikuasai oleh Lima Dewa Sakti yang masing-masing menguasai satu wilayah tertentu di Alam Dewa.Dewabrata menguasai wilayah timur yaitu Kota Sanghyang Widi yang merupakan kota terbesar di Alam Dewa ini. Kota ini menerima pendatang dari luar yang sudah menguasai ilmu tenaga dalam atau kultivasi tingkat tinggi karena udara di kota ini sangat berbahaya untuk orang biasa.Mahabodhi menguasai wiayah barat yaitu Lembah Kahyangan yang merupakan tempat yang paling banyak partikel qi yang bertebaran di alam semesta. Setiap kultivator mengincar wilayah ini untuk meningkatkan teknik kultivasi dengan cepat. Lembah ini juga menyediakan dewi-dewi cantik yang bisa melayani para dewa atau immortal yang masih menyukai kesenangan duniawi.Mahab
Amara tampak terkejut saat Rawindra menanyakan alasannya tidak masuk melalui jalan biasa, melainkan melalui jalan rahasai. Tapi Dewi Iblis ini bisa dengan cepat mengatasi keadaan. "Kok kamu masih menanyakan masalahnya, Windra? Kalau lewat jalan biasa, aku khawatir kamu dikenali oleh penjaga gerbang Alam Dewa ini. Kalau melalui gerbang kita akan langsung masuk ke Kota Sanghyang Widi yang merupakan kota terbesar di Alam Dewa ini. Pemimpin kota ini disebut Dewabrata. Kalau lewat jalan rahasia, kita akan tiba di Hutan Mitos yang lebih sepi dan banyak makhluk eksotik di sini. Tempat ini dipimpin oleh Mahabrata. Master yang pernah mengajariku kultivasi tinggal di sini."Rawindra bisa menerima alasan Amara menghindar dari jalan utama karena ada benarnya juga untuk saat ini lebih baik menghindar bertemu dengan penjaga gerbang yang bisa saja sudah dipesan oleh para pendekar yang mencarinya untuk menahan dirinya. Dia masih belum tahu alasan para pendekar ini mencarinya, entah pendekar golongan
"Salam hormat, Nona Amara!" sapa Naga Hitam juga terhadap Dewi Iblis ini."Loh. kamu kenal aku juga?" tanya Amara yang agak heran."Ryder Mikaela sering membicarakan Nona Amara. Dia sangat kagum dengan kehebatan Nona!" sahut Naga Hitam."Bagaimana kabarnya Mikaela ya? Nanti kita kunjungi ya Ara kalau urusan kita sudah selesai!" ujar Rawindra."Kenapa? kamu kangen ya sama pelukan Mikaela?" kata Amara dengan wajah cemberutnya.Rawindra hanya tersenyum melihat sifat kekanak-kanakan Amara. "Tadi bilang sudah bisa menerima kalau aku punya istri banyak, asalkan kamu prioritas nomor satu!""Tetap aja ... kalau kebanyakan, kapan punya waktu untuk bersamaku?" kata Amara sambil merajuk."Selalu untuk Ara! Janji!" kata Rawindra sambil memeluk iblis cantik ini."Hufh! Aku selalu kalah sama keinginan kamu! Tidak bisa marah!" balas Amara sambil tersenyum kembali."Ayuk! Kita cari Naga Titan, mungkin saja bisa jadi naga kamu nantinya, Ara!" ucap Rawindra.Mendengar ucapan Rawindra semakin membuat Am