Share

157. Rahasia Amara

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-17 19:46:59

Amara tampak terkejut saat Rawindra menanyakan alasannya tidak masuk melalui jalan biasa, melainkan melalui jalan rahasai. Tapi Dewi Iblis ini bisa dengan cepat mengatasi keadaan. "Kok kamu masih menanyakan masalahnya, Windra? Kalau lewat jalan biasa, aku khawatir kamu dikenali oleh penjaga gerbang Alam Dewa ini. Kalau melalui gerbang kita akan langsung masuk ke Kota Sanghyang Widi yang merupakan kota terbesar di Alam Dewa ini. Pemimpin kota ini disebut Dewabrata. Kalau lewat jalan rahasia, kita akan tiba di Hutan Mitos yang lebih sepi dan banyak makhluk eksotik di sini. Tempat ini dipimpin oleh Mahabrata. Master yang pernah mengajariku kultivasi tinggal di sini."

Rawindra bisa menerima alasan Amara menghindar dari jalan utama karena ada benarnya juga untuk saat ini lebih baik menghindar bertemu dengan penjaga gerbang yang bisa saja sudah dipesan oleh para pendekar yang mencarinya untuk menahan dirinya. Dia masih belum tahu alasan para pendekar ini mencarinya, entah pendekar golongan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   158. Kemurkaan Naga Titan

    "Salam hormat, Nona Amara!" sapa Naga Hitam juga terhadap Dewi Iblis ini."Loh. kamu kenal aku juga?" tanya Amara yang agak heran."Ryder Mikaela sering membicarakan Nona Amara. Dia sangat kagum dengan kehebatan Nona!" sahut Naga Hitam."Bagaimana kabarnya Mikaela ya? Nanti kita kunjungi ya Ara kalau urusan kita sudah selesai!" ujar Rawindra."Kenapa? kamu kangen ya sama pelukan Mikaela?" kata Amara dengan wajah cemberutnya.Rawindra hanya tersenyum melihat sifat kekanak-kanakan Amara. "Tadi bilang sudah bisa menerima kalau aku punya istri banyak, asalkan kamu prioritas nomor satu!""Tetap aja ... kalau kebanyakan, kapan punya waktu untuk bersamaku?" kata Amara sambil merajuk."Selalu untuk Ara! Janji!" kata Rawindra sambil memeluk iblis cantik ini."Hufh! Aku selalu kalah sama keinginan kamu! Tidak bisa marah!" balas Amara sambil tersenyum kembali."Ayuk! Kita cari Naga Titan, mungkin saja bisa jadi naga kamu nantinya, Ara!" ucap Rawindra.Mendengar ucapan Rawindra semakin membuat Am

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   159. Master Pengendali Api Hidup

    "Aku menyerah!" Suara yang keluar dari ke[ala naga berwarna merah ini sangat mengejutkan Rawindra, karena tadinya dia berpikir kalau Naga Titan tidak bisa bicara. "Bagaimana aku bisa mempercayaimu?" tanya Rawindra. Naga Titan membuka mulutnya lebar-lebar. Naga Hitam dan Rawindra langsung waspada karena khawatir naga ini akan menyerang mereka. tapi, tidak ada semburan apai melainkan sebuah mustika berupa bola kristal merah berukuran kecil yang melayang dari mulut Naga Titan ke tangan Rawindra. "Aku akan masuk ke dalam mustika naga ini yang bisa kamu bawa kemana-mana! Cukup sebutkan namaku maka aku akan keluat membantumu!" jelas Naga Titan. "Tunggu dulu! Kenapa kamu yang biasanya bebas memilih terkurung di dalam mustika naga ini?" tanya Rawindra yang agak curiga kalau Naga Titan sedang bersiasat. "Siapa yang bilang aku terkurung? Mustika naga kecil ini sama luasnya dengan daerah tempatku berasal! aku bebas menjelajah dunia yang luasdi dalam mustika naga ini, tapi aku akan keluar

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   160. Menantang Dewa Mahabrata

    "Jangan berkecil hati! mereka hanyalah dewa, bukan pemilik kekuatan tertinggi yang ada di semesta ini. Buktinya mereka masih tinggal di Alam Dewa yang ada di Alam Lelembut ini, bukan di Negeri Dewa yang konon ada di atas langit!" ujar Master Aruna."Memangnya ada lagi Negeri Dewa?" tanya Rawindra. Semula dia mengira dewa hanya ada di Alam Dewa ini."Ada! Negeri Dewa dipimpin oleh Kaisar Agung! Saat ini Kaisar Agung yang memerintah sangatlah jahat, walaupun statusnya sebagai dewa. Dia memiliki putri kembar yang diturunkannya ke Alam Lelembut ini untuk menyelidiki alam ini. Kemungkinan besar Kaisar Agung ingin menguasai Alam Lelembut ini!" lanjut Master Aruna."Beruntung kita tidak bertemu Kaisar Agung dan putri kembarnya ini ya. Ara!" ujar Rawindra.Pendekar Tangan Satu ini tidak menyadari kalau dia telah bertemu salah satu putri kembar Kaisar Agung yang mencintainya yaitu Aisya."Aku dengar kalau Kaisar Agung dan putri kembarnya berada di Kota Pendekar yang terdapat di Alam Iblis. Kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   161. Pedang Bayangan Dewa

    "Kamu hebat juga, anak muda! Aku tidak menyangka ada pendekar yaang kelihaatan biasa saja sepertimu bisa ilmu kultivasi kuno yang sudah punah! Jangan-jangan kamu juga memiliki segel kultvasi kuno yang menakutkan itu!" ujar Mahabrata."Aku ke sini tidak untuk membahas diriku, Kisanak! Aku hanya ingin tahu informasi mengenai Kitab Rahasia Pendekar!" sahut Rawindra. Dia tidak ingin semua rahasia dirinya diketahui dewa yang masih belum ketahuan berada di sisi kejahatan atau kebaikan."Baiklah! Kita lihat apa kamu bisa menahan serangan ketigaku! Pedang Bayangan Dewa!' seru Mahabrata.Dewa ini hanya mengibaskan tangannya, tahu-tahu sudah ada pedang berwarna hitam yang mengeluarkan aura merah menyala disertai asap hitam di ujung api."Hati-hati, Windra! Aku pernah mendengar tentang jurus pedang ini dari Master Aruna. Pedang Bayangan Dewa bisa menebas tubuhmu hanya dengan bayangannya saja, jadi berhati-hatilah saat bayangan pedang ini melewatimu agar tidak terbelah menjadi du abagian tanpa ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   162. Jurus Jari Sakti

    Rawindra memutuskan untuk beristirahat di tempat Master Aruna sambil berusaha mempelajari Kitab Jari Sakti dan Kitab Ilmu Pedang Naga Api."Apa hebatnya Ilmu Jari Sakti ini?" tanya Amara saat mereka sedang bersantai di Hutan Mitos depan rumah Master Aruna."Aku tidak tahu! Kalau sampai kitab ini menjadi rebutan, pasti ada yang istimewa di dalam Kitab Jari Sakti ini!" ujar Rawindra."Kamu bawa tidak Kitab Jari Sakti ini?" tanya Amara. Wajah Amara agak ceria dan kemerah-merahan diterpa sinar matahari pagi yang masuk melalui celah dedaunan rimbu di hutan ini."Bawa!" jawab Rawindra sambil menyodorkan Kitab Jari Sakti kepada Amara."Kok kasih ke aku?" tanya Amara. "Bukannya kamu yang ingin mempelajari Jurus Jari Sakti ini?"Rawindra tersenyum sambil memegang tangan Amara. "Kita belajar sama-sama! Kitab Jari Sakti ini bukan hanya milikku seorang, karena kamu juga turut andil untuk mendapatkan kitab ini! Sebenarnya kamu tahu tidak sejarah Kitab jari sakti ini?" tanya Rawindra."Setahuku, Ki

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   163. Jurus Pedang Naga Api

    Rawindra mulai membuka Kitab Ilmu Pedang Naga Api yang diberikan oleh Aisya. Kitab ini tidak terkenal seperti Kitab Jari Sakti serta Pedang Naga Api. "Aneh sekali ... Kitab Ilmu Pedang Naga Api ini begitu hebat jurus-jurus pedangnya tapi hanya dianggap sebelah mata dibandingkan dengan Pedang Naga Api. Malahan Kitab Jari Sakti yang banyak diperebutkan oleh pendekar-pendekar dunia persilatan." Rawindra sendiri tidak habis pikir dengan keanehan di dalam dunia persilatan ini. Seharusnya Pedang naga Api dan Kitab Ilmu Pedang Naga Api menjadi satu kesatuan pusaka legenda yang tidak terpisahkan. "Kitab dari Aisya hanya salinan saja, Windra! Pantas tidak ada pendekar dan kolektor yang menginginkannya!" ujar Amara begitu melihat dengan seksama Kitab Ilmu Pedang Naga Api ini. "Pantas saja Aisya juga memberikan kitab ini begitu saja karena kitab ini tidak memiliki nilai jual yang tinggi di pelelangan tapi berguna untuk meningkatkan kemampuan bela diri menggunakan pedang," kata Rawindra samb

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   164. Keputusan Sulit

    Amara melihat raut wajah Rawindra yang sangat serius sedang berbicara dengan Master Aruna. Da ingin mendekati mereka tapi mata Master Aruna mengisyaratkan dirinya agar tidak menemui mereka dahulu. Setealh beberapa lama, Master Aruna memanggilnya."Amara! Ke sini sebentar!"Amara bergegas menuju ke tempat Rawindra dan Master Aruna degan perasaan was-was."Begini, Amara ... apa kamu benar-benar mencintai Rawindra?" tanya Master Aruna. Pertanyaan yang membuat pipi Amara yang cantik menjadi merah merona. "Tentu saja, Master," jawabnya sambil menudukkan kepalanya malu-malu tanpa berani menatap Rawindra."Baiklah! Tadi Rawindra meminta aku untuk menikahkan kalian berdua tapi dengan satu syarat yang harus kamu penuhi!" ujar Master Aruna.Hati Amara berdebar-debar. Dia tidak tahu syarat apa yang hendak diajukan Rawindra agar mereka bisa menikah. "Syarat apa, master?' tanyanya."Kamu harus menetap di sini untuk sementara sampai Rawindra menemukan Kitab Rahasia Pendekar. Dia khawatir dengan kes

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   165. Bandit Kultivasi dan Dewi Pedang Surga

    Rawindra memutuskan pergi ke arah timur menuju Kota Sanghyang Widi. Kota yang sangat besar di Alam Dewa ini. Dia ingin mencoba kemampuannya di kota ini yang menurut Master Aruna, udaranya akan sangat menyesakkan dada bagi yang ilmu tenaga dalam atau Qi nya rendah.Baru meninggalkan Hutan Mitos beberapa langkah, dia sudah dihadang oleh beberapa bangsawan dewa yang terkadang berprofesi sebagai perampok pendatang yang bukan bangsa dewa.Bangsawan Dewa di sini bukanlah kasta tertinggi di Ala Dewa ini, melainkan kasta terendah yang hanya dipandang sebelah mata. Mereka bukan dewa yang berhasil kultiuvasi, tapi merupakan hasil inkarnasi dari Immortal yang salah sehingga tubuh yang digunakan tidak bisa digunakan untuk berkultivasi kembali.Bangsawan Dewa buangan lebih dikenal sebagai Bandit Kultivasi karena ketidakmampuan mereka untuk berkultivasi tapi tetap bisa hidup di Alam Dewa ini."Berhenti!" seru salah satu bangsawan dewa yang masih muda tapi memiliki tubuh kurus kerempeng.Pendekar Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25

Bab terbaru

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   218. Akhir Kisah Rawindra

    Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   217. Menemui Kaisar Naga

    "Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   216. Tuan Besar Rawindra

    Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   215. Kota Pendekar Baru

    Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   214. Kemana Iblis Mikaela?

    Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   213. Awal Yang Baru

    Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   212. Iblis Rawindra vs Dewa Iblis

    Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   211. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (II)

    Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   210. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (I)

    # Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa

DMCA.com Protection Status