Amara tampak terkejut saat Rawindra menanyakan alasannya tidak masuk melalui jalan biasa, melainkan melalui jalan rahasai. Tapi Dewi Iblis ini bisa dengan cepat mengatasi keadaan. "Kok kamu masih menanyakan masalahnya, Windra? Kalau lewat jalan biasa, aku khawatir kamu dikenali oleh penjaga gerbang Alam Dewa ini. Kalau melalui gerbang kita akan langsung masuk ke Kota Sanghyang Widi yang merupakan kota terbesar di Alam Dewa ini. Pemimpin kota ini disebut Dewabrata. Kalau lewat jalan rahasia, kita akan tiba di Hutan Mitos yang lebih sepi dan banyak makhluk eksotik di sini. Tempat ini dipimpin oleh Mahabrata. Master yang pernah mengajariku kultivasi tinggal di sini."Rawindra bisa menerima alasan Amara menghindar dari jalan utama karena ada benarnya juga untuk saat ini lebih baik menghindar bertemu dengan penjaga gerbang yang bisa saja sudah dipesan oleh para pendekar yang mencarinya untuk menahan dirinya. Dia masih belum tahu alasan para pendekar ini mencarinya, entah pendekar golongan
"Salam hormat, Nona Amara!" sapa Naga Hitam juga terhadap Dewi Iblis ini."Loh. kamu kenal aku juga?" tanya Amara yang agak heran."Ryder Mikaela sering membicarakan Nona Amara. Dia sangat kagum dengan kehebatan Nona!" sahut Naga Hitam."Bagaimana kabarnya Mikaela ya? Nanti kita kunjungi ya Ara kalau urusan kita sudah selesai!" ujar Rawindra."Kenapa? kamu kangen ya sama pelukan Mikaela?" kata Amara dengan wajah cemberutnya.Rawindra hanya tersenyum melihat sifat kekanak-kanakan Amara. "Tadi bilang sudah bisa menerima kalau aku punya istri banyak, asalkan kamu prioritas nomor satu!""Tetap aja ... kalau kebanyakan, kapan punya waktu untuk bersamaku?" kata Amara sambil merajuk."Selalu untuk Ara! Janji!" kata Rawindra sambil memeluk iblis cantik ini."Hufh! Aku selalu kalah sama keinginan kamu! Tidak bisa marah!" balas Amara sambil tersenyum kembali."Ayuk! Kita cari Naga Titan, mungkin saja bisa jadi naga kamu nantinya, Ara!" ucap Rawindra.Mendengar ucapan Rawindra semakin membuat Am
"Aku menyerah!" Suara yang keluar dari ke[ala naga berwarna merah ini sangat mengejutkan Rawindra, karena tadinya dia berpikir kalau Naga Titan tidak bisa bicara. "Bagaimana aku bisa mempercayaimu?" tanya Rawindra. Naga Titan membuka mulutnya lebar-lebar. Naga Hitam dan Rawindra langsung waspada karena khawatir naga ini akan menyerang mereka. tapi, tidak ada semburan apai melainkan sebuah mustika berupa bola kristal merah berukuran kecil yang melayang dari mulut Naga Titan ke tangan Rawindra. "Aku akan masuk ke dalam mustika naga ini yang bisa kamu bawa kemana-mana! Cukup sebutkan namaku maka aku akan keluat membantumu!" jelas Naga Titan. "Tunggu dulu! Kenapa kamu yang biasanya bebas memilih terkurung di dalam mustika naga ini?" tanya Rawindra yang agak curiga kalau Naga Titan sedang bersiasat. "Siapa yang bilang aku terkurung? Mustika naga kecil ini sama luasnya dengan daerah tempatku berasal! aku bebas menjelajah dunia yang luasdi dalam mustika naga ini, tapi aku akan keluar
"Jangan berkecil hati! mereka hanyalah dewa, bukan pemilik kekuatan tertinggi yang ada di semesta ini. Buktinya mereka masih tinggal di Alam Dewa yang ada di Alam Lelembut ini, bukan di Negeri Dewa yang konon ada di atas langit!" ujar Master Aruna."Memangnya ada lagi Negeri Dewa?" tanya Rawindra. Semula dia mengira dewa hanya ada di Alam Dewa ini."Ada! Negeri Dewa dipimpin oleh Kaisar Agung! Saat ini Kaisar Agung yang memerintah sangatlah jahat, walaupun statusnya sebagai dewa. Dia memiliki putri kembar yang diturunkannya ke Alam Lelembut ini untuk menyelidiki alam ini. Kemungkinan besar Kaisar Agung ingin menguasai Alam Lelembut ini!" lanjut Master Aruna."Beruntung kita tidak bertemu Kaisar Agung dan putri kembarnya ini ya. Ara!" ujar Rawindra.Pendekar Tangan Satu ini tidak menyadari kalau dia telah bertemu salah satu putri kembar Kaisar Agung yang mencintainya yaitu Aisya."Aku dengar kalau Kaisar Agung dan putri kembarnya berada di Kota Pendekar yang terdapat di Alam Iblis. Kal
"Kamu hebat juga, anak muda! Aku tidak menyangka ada pendekar yaang kelihaatan biasa saja sepertimu bisa ilmu kultivasi kuno yang sudah punah! Jangan-jangan kamu juga memiliki segel kultvasi kuno yang menakutkan itu!" ujar Mahabrata."Aku ke sini tidak untuk membahas diriku, Kisanak! Aku hanya ingin tahu informasi mengenai Kitab Rahasia Pendekar!" sahut Rawindra. Dia tidak ingin semua rahasia dirinya diketahui dewa yang masih belum ketahuan berada di sisi kejahatan atau kebaikan."Baiklah! Kita lihat apa kamu bisa menahan serangan ketigaku! Pedang Bayangan Dewa!' seru Mahabrata.Dewa ini hanya mengibaskan tangannya, tahu-tahu sudah ada pedang berwarna hitam yang mengeluarkan aura merah menyala disertai asap hitam di ujung api."Hati-hati, Windra! Aku pernah mendengar tentang jurus pedang ini dari Master Aruna. Pedang Bayangan Dewa bisa menebas tubuhmu hanya dengan bayangannya saja, jadi berhati-hatilah saat bayangan pedang ini melewatimu agar tidak terbelah menjadi du abagian tanpa ka
Rawindra memutuskan untuk beristirahat di tempat Master Aruna sambil berusaha mempelajari Kitab Jari Sakti dan Kitab Ilmu Pedang Naga Api."Apa hebatnya Ilmu Jari Sakti ini?" tanya Amara saat mereka sedang bersantai di Hutan Mitos depan rumah Master Aruna."Aku tidak tahu! Kalau sampai kitab ini menjadi rebutan, pasti ada yang istimewa di dalam Kitab Jari Sakti ini!" ujar Rawindra."Kamu bawa tidak Kitab Jari Sakti ini?" tanya Amara. Wajah Amara agak ceria dan kemerah-merahan diterpa sinar matahari pagi yang masuk melalui celah dedaunan rimbu di hutan ini."Bawa!" jawab Rawindra sambil menyodorkan Kitab Jari Sakti kepada Amara."Kok kasih ke aku?" tanya Amara. "Bukannya kamu yang ingin mempelajari Jurus Jari Sakti ini?"Rawindra tersenyum sambil memegang tangan Amara. "Kita belajar sama-sama! Kitab Jari Sakti ini bukan hanya milikku seorang, karena kamu juga turut andil untuk mendapatkan kitab ini! Sebenarnya kamu tahu tidak sejarah Kitab jari sakti ini?" tanya Rawindra."Setahuku, Ki
Rawindra mulai membuka Kitab Ilmu Pedang Naga Api yang diberikan oleh Aisya. Kitab ini tidak terkenal seperti Kitab Jari Sakti serta Pedang Naga Api. "Aneh sekali ... Kitab Ilmu Pedang Naga Api ini begitu hebat jurus-jurus pedangnya tapi hanya dianggap sebelah mata dibandingkan dengan Pedang Naga Api. Malahan Kitab Jari Sakti yang banyak diperebutkan oleh pendekar-pendekar dunia persilatan." Rawindra sendiri tidak habis pikir dengan keanehan di dalam dunia persilatan ini. Seharusnya Pedang naga Api dan Kitab Ilmu Pedang Naga Api menjadi satu kesatuan pusaka legenda yang tidak terpisahkan. "Kitab dari Aisya hanya salinan saja, Windra! Pantas tidak ada pendekar dan kolektor yang menginginkannya!" ujar Amara begitu melihat dengan seksama Kitab Ilmu Pedang Naga Api ini. "Pantas saja Aisya juga memberikan kitab ini begitu saja karena kitab ini tidak memiliki nilai jual yang tinggi di pelelangan tapi berguna untuk meningkatkan kemampuan bela diri menggunakan pedang," kata Rawindra samb
Amara melihat raut wajah Rawindra yang sangat serius sedang berbicara dengan Master Aruna. Da ingin mendekati mereka tapi mata Master Aruna mengisyaratkan dirinya agar tidak menemui mereka dahulu. Setealh beberapa lama, Master Aruna memanggilnya."Amara! Ke sini sebentar!"Amara bergegas menuju ke tempat Rawindra dan Master Aruna degan perasaan was-was."Begini, Amara ... apa kamu benar-benar mencintai Rawindra?" tanya Master Aruna. Pertanyaan yang membuat pipi Amara yang cantik menjadi merah merona. "Tentu saja, Master," jawabnya sambil menudukkan kepalanya malu-malu tanpa berani menatap Rawindra."Baiklah! Tadi Rawindra meminta aku untuk menikahkan kalian berdua tapi dengan satu syarat yang harus kamu penuhi!" ujar Master Aruna.Hati Amara berdebar-debar. Dia tidak tahu syarat apa yang hendak diajukan Rawindra agar mereka bisa menikah. "Syarat apa, master?' tanyanya."Kamu harus menetap di sini untuk sementara sampai Rawindra menemukan Kitab Rahasia Pendekar. Dia khawatir dengan kes