Dewi Iblis Amara hanya tersenyum mendengar umpatan dari Iblis Veela yang selama ini menjadi Kaisar Bandit di Distrik Kumuh. "Tentu saja aku berhak bersikap mesra, Windra ini kekasihku!" kata Amara untuk memancing kemarahan Veela.Wajah Iblis Veela langsung berubah merah menahan amarahnya begitu mendengar ucapan Amara."Rawindra! Cepat serahkan Pusaka Iblis kalau ingin Black Panther selamat!" seru Iblis Veela mengancam Pendekar Tangan Satu ini."Buang semua ucapan bus*kmu itu! Windra tidak akan memenuhi permintaanmu hanya demi makhluk spitit itu! Pusaka Iblis ini milikku ... kalau berani minta kepadaku, bukan kepada Rawindra!" sahut Iblis Amara.Iblis Veela semakin kesal dengan ucapan Amara yang menyudutkan dirinya. "Dasar iblis sampah! Kau tidak berhak memiliki Pusaka Iblis!" serunya."Aku berhak! Aku ini keturunan langsung dari Kerajaan Iblis! Kamu ini siapa, Veela? Berpura-pura sebagai putri Raksamukti yang tersakiti! Kamu ini sudah sakit jiwa!" teriak Iblis Amara untuk menyulut kem
Rawindra yang tadinya hana melihat perseteruan Amara dengan Veela agak terkejut dengan ucapan Iblis Racun Sesat ini mengenai bebasnya Datuk Iblis Persilatan. Ternyata di Alam Iblis ini juga ada penguasa dunia persilatan yang bertindak semena-mena terhadap rakyat jelata. "Apa kamu tahu dimana kedua sahabatku?" tanya Rawindra. Iblis Racun Sesat memandang tajam ke arah Pendekar Tangan Satu ini. "Hihihi ... kamu memang pendekar lugu dan bodoh! Bisa-bisanya kamu menanyakan kedua sahabatmu yang tidak berguna di tengah kekacauan yang akan timbul di dunia persilatan!" katanya penuh hinaan. Iblis Amara yang paling tidak suka kalau Rawindra dihina marah besar mendengar hinaan dari Veela ini. "Diam Kau, iblis sesat! Beraninya Kau menghina Windra! Aku tidak akan mengampuni nyawamu!" serunya. "Cuih! Apa Kau tidak malu dibela terus oleh seorang wanita?" kata Iblis Racun Sesat ini ke arah Rawindra. "Aku kira kamu ini pendekar yang hebat, tapi ternyata hanya pecundang yang dikendalikan oleh wanit
BOOOM!Iblis Racun Sesat melemparkan bom asap yang menutupi dirinya kemudian lenyap dari hadapan Dewi Iblis."Kurang ajar! Dia berhasil lolos!" gerutu Dewi Iblis Amara."Biarkan saja dia, Ara! Dia sudah tidak memiliki kekuatan lagi. Lagian aku tidak yakin kalau dia tahu keberadaan Sagara dan adista. Semua ini hanya siasat liciknya saja untuk mendapatkan Pusaka Iblis. Lebih baik kita kembali ke Kaisar Naga untuk melaporkan keberhasilan kita!" saran Rawindra.Dewi Iblis Amara memandang ke seluruh Bandit Distrik Kumuh. "Aku mengandalkan kalian menjaga Distrik Kumuh ini agar tetap hebat seperti sekarang. Raja Bandit Alpha sementara menjadi pimpinan di Distrik Kumuh ini menggantikanku! Ada yang keberatan?" taya Amara.Tidak ada yang berani menentang keputusan Amara ini sehingga Raja Bandit Alpha resmi menjadi pemimpin sementara menggantikan Amara."Terima kasih, Ketua! Beri hormat kepada ketua kita yang baru!" seru Bandit Raja Alpha."Semoga ketua selalu diberi kesehatan dan kejayaan selal
"Windra!"Aisya yang melihat kedatangan Rawindra langsung memeluk Pendekar Tangan Satu ini dan juga mendaratkan bibir merahnya ke bibir Rawindra. Tinggal Pendekar Tangan Satu ini yang kewalahan karena Amara tepat berada di belakangnya.Aisya baru sadar saat melihat ada gadis cantik sekali di belakang Rawindra. wajahnya yang semula ceria berubah agak muram saat tahu kalau Pendekar Tangan Satu ini tidak datang sendirian.Pelukannya dilepas, dan wajahnya agak merona merah."Aisya ... ini Amara!" kata Rawindra mencoba memperkenalkan keduanya.Amara menyodorkan tangan untuk menyalami Aisya tapi gadis ini tidak menyambutnya, dan melanhkah saja ke dalam Balai Lelang."Sabar ya, Ara ... Aisya memang sifatnya begitu! Nanti aku bicara dengannya!" ujar Rawindra yang juga mulai khawatir melihat wajah cemberut Amara.Hati Rawindra langsung ceria saat Black Panther keluar menyambutnya. "Kamu tidak apa-apa, BP? Aku terus mencemaskanmu! Aku mengira Veela telah memperlakukanmu dengan buruk!" ujar Rawi
Dewi Iblis Amara melangkah dengan ringan dari satu rumah ke rumah lainnya mengikuti Aisya dari sisi atas agar tidak ketahuan olehnya.Sesekali terlihat Aisya melirik ke belakang seakan khawatir sedang diikuti, kemudian dia berbelok ke kiri menuju ke arah Distrik Bebas."Tadi bilang mau ke Balai Lelang, kenapa sekarang malahan berbelok ke tempat lain?" pikir Amara,Rasa curiga Amara semakin kuat terhadap Aisya begitu tahu kalau gadis ini telah berbohong kepada Rawindra yang sangat mempercayainya.Amara menjaga jarak dengan hati-hati, karena dia melihat kalau Aisya sudah merasa curiga sedang diikuti oleh seseorang."Ciri-ciri orang atau iblis yang telah melakukan kesalahan adalah selalu ketakutan kalau ketahuan!" batin Amara sambil terus mengawasi pergerakan Aisya.Langkah Aisya semakin lama semakin cepat seakan tahu kalau dia sedang diikuti sehingga Amara agak kesulitan untuk mengikutinya. "Sedang apa dia? Kenapa langkahnya cepat sekali?" gumamnya.Wuuusssh!Aisya menghilang dengan cep
Amara mempercepat langkahnya agar tiba terlebih dahulu di kediaman Aisya agar gadis ini tidak berhianat.Beruntung baginya, Aisya tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan ke Balai Lelang terlebih dahulu."Aku akan ikuti Aisya, kamu pulang dahulu tapi jangan sesekali menceritakan apa yang kau lihat!" pesan Black Panther.Amara merasa ragu awalnya tapi akhirnya dia mengikuti saran dari Black Panther."Aku ingin kamu mengikuti setiap langkah Aisya, jangan sampai lepas darinya.""Jangan khawatir! Aku tidak akan melepaskan pandanganku darinya!" janji Black Panther..Setelah itu, Amara pergi meninggalkan Black Panther untuk kembali ke rumah Aisya. Sementara Black Panther menuju ke arah Rumah Lelang untuk mengikuti Aisya.Dengan posisinya yang tidak kelihatan oleh mata biasa, maka Black Panther bisa leluasa mengikuti Aisya tanpa ketahuan oleh gadis ini.Aisya masuk ke dalam ruangan khusus di Balai Lelang yang biasanya berisi barang-barang lelang langka dan berharga. Black Panther melihat
Amara menyusul tidak lama kemudian. Sama halnya dengan Rawindra, Dewi Iblis ini benar-benar terkejut dengan apa yang ditemukannya, walaupun dia sudah curiga sebelumnya."Apa yang kamu lakukan terhadap pimpinan Ninja itu?" tanya Rawindra begitu melihat Amara muncul di hadapannya.Tentu saja Amara terkejut ditanya seperti itu.Bukan isi pertanyaannya tapi Pendekar Tangan Satu ini masih peduli terhadap musuhnya yang jelas-jelas ingin merebut kedua pusaka ini darinya.Kini, kedua pusaka itu hilang tanpa jejak. Kemungkinan besar yang menjadi tersangka utama adalah Aisya yang mengetahui tentang pusaka ini. Apalagi Amara mendengar Aisya menawarkan kedua pusaka ini kepada Sang Kolektor."Kenapa kamu peduli dengan semua Ninja ini? Kalau aku sih lebih baik musnahkan saja mereka agar tidak merugikan orang atau iblis lain di kemudian hari!" sahut Amara."Mereka hanya suruhan saja! Membunuh mereka tidak akan membuat masalah ini selesai! Ada yang begitu menginginkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga
Persiapan yang rapi benar-benar direncanakan oleh Balai Lelang Kota Pendekar saat akan melelang beberapa pusaka langka dan juga legenda di tempat mereka.Semua karyawan Balai Lelang sibuk lalu lalang untuk mempersiapkan lelang ini dengan sebaik-baiknya.Aisya tampak sibuk mengatur segala sesuatunya sendiri. Bahkan Lelang Mustika Jiwa sebelumnya tidak akan seramai Lelang Pusaka Legenda yang akan diadakannya di Balai Lelang miliknya."Lebih baik kamu datangi dengan tiba-tiba dan pura-pura rindu terhadap Aisya," saran Black Panther.Mereka telah sampai di Balai Lelang dengan menyamar. Untuk Black Panther cukup mudah, karena dia bisa menghilang.Untuk Rawindra, menggunakan topi caping menutupi wajahnya. Hanya tangan kirinya yang buntung yang sulit disembunyikan olehnya. Amara berusaha membuat tangan kiri yang tidak ada ini seperti tangan yang sedang cidera dibalut kain agar tidak ada yang mengenali Pendekar Tangan Satu ini.Untuk Amara, menggunakan penutup wajah dari kain serta rambut yan