Beranda / Fantasi / Perjalanan Pendekar Tangan Satu / 144. Kelicikan Iblis Veela

Share

144. Kelicikan Iblis Veela

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-28 22:14:30

Dewi Iblis Amara hanya tersenyum mendengar umpatan dari Iblis Veela yang selama ini menjadi Kaisar Bandit di Distrik Kumuh. "Tentu saja aku berhak bersikap mesra, Windra ini kekasihku!" kata Amara untuk memancing kemarahan Veela.

Wajah Iblis Veela langsung berubah merah menahan amarahnya begitu mendengar ucapan Amara.

"Rawindra! Cepat serahkan Pusaka Iblis kalau ingin Black Panther selamat!" seru Iblis Veela mengancam Pendekar Tangan Satu ini.

"Buang semua ucapan bus*kmu itu! Windra tidak akan memenuhi permintaanmu hanya demi makhluk spitit itu! Pusaka Iblis ini milikku ... kalau berani minta kepadaku, bukan kepada Rawindra!" sahut Iblis Amara.

Iblis Veela semakin kesal dengan ucapan Amara yang menyudutkan dirinya. "Dasar iblis sampah! Kau tidak berhak memiliki Pusaka Iblis!" serunya.

"Aku berhak! Aku ini keturunan langsung dari Kerajaan Iblis! Kamu ini siapa, Veela? Berpura-pura sebagai putri Raksamukti yang tersakiti! Kamu ini sudah sakit jiwa!" teriak Iblis Amara untuk menyulut kem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   145. Dewi Iblis vs Iblis Racun Sesat

    Rawindra yang tadinya hana melihat perseteruan Amara dengan Veela agak terkejut dengan ucapan Iblis Racun Sesat ini mengenai bebasnya Datuk Iblis Persilatan. Ternyata di Alam Iblis ini juga ada penguasa dunia persilatan yang bertindak semena-mena terhadap rakyat jelata. "Apa kamu tahu dimana kedua sahabatku?" tanya Rawindra. Iblis Racun Sesat memandang tajam ke arah Pendekar Tangan Satu ini. "Hihihi ... kamu memang pendekar lugu dan bodoh! Bisa-bisanya kamu menanyakan kedua sahabatmu yang tidak berguna di tengah kekacauan yang akan timbul di dunia persilatan!" katanya penuh hinaan. Iblis Amara yang paling tidak suka kalau Rawindra dihina marah besar mendengar hinaan dari Veela ini. "Diam Kau, iblis sesat! Beraninya Kau menghina Windra! Aku tidak akan mengampuni nyawamu!" serunya. "Cuih! Apa Kau tidak malu dibela terus oleh seorang wanita?" kata Iblis Racun Sesat ini ke arah Rawindra. "Aku kira kamu ini pendekar yang hebat, tapi ternyata hanya pecundang yang dikendalikan oleh wanit

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   146. Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api

    BOOOM!Iblis Racun Sesat melemparkan bom asap yang menutupi dirinya kemudian lenyap dari hadapan Dewi Iblis."Kurang ajar! Dia berhasil lolos!" gerutu Dewi Iblis Amara."Biarkan saja dia, Ara! Dia sudah tidak memiliki kekuatan lagi. Lagian aku tidak yakin kalau dia tahu keberadaan Sagara dan adista. Semua ini hanya siasat liciknya saja untuk mendapatkan Pusaka Iblis. Lebih baik kita kembali ke Kaisar Naga untuk melaporkan keberhasilan kita!" saran Rawindra.Dewi Iblis Amara memandang ke seluruh Bandit Distrik Kumuh. "Aku mengandalkan kalian menjaga Distrik Kumuh ini agar tetap hebat seperti sekarang. Raja Bandit Alpha sementara menjadi pimpinan di Distrik Kumuh ini menggantikanku! Ada yang keberatan?" taya Amara.Tidak ada yang berani menentang keputusan Amara ini sehingga Raja Bandit Alpha resmi menjadi pemimpin sementara menggantikan Amara."Terima kasih, Ketua! Beri hormat kepada ketua kita yang baru!" seru Bandit Raja Alpha."Semoga ketua selalu diberi kesehatan dan kejayaan selal

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   147. Bertemu Aisya Kembali

    "Windra!"Aisya yang melihat kedatangan Rawindra langsung memeluk Pendekar Tangan Satu ini dan juga mendaratkan bibir merahnya ke bibir Rawindra. Tinggal Pendekar Tangan Satu ini yang kewalahan karena Amara tepat berada di belakangnya.Aisya baru sadar saat melihat ada gadis cantik sekali di belakang Rawindra. wajahnya yang semula ceria berubah agak muram saat tahu kalau Pendekar Tangan Satu ini tidak datang sendirian.Pelukannya dilepas, dan wajahnya agak merona merah."Aisya ... ini Amara!" kata Rawindra mencoba memperkenalkan keduanya.Amara menyodorkan tangan untuk menyalami Aisya tapi gadis ini tidak menyambutnya, dan melanhkah saja ke dalam Balai Lelang."Sabar ya, Ara ... Aisya memang sifatnya begitu! Nanti aku bicara dengannya!" ujar Rawindra yang juga mulai khawatir melihat wajah cemberut Amara.Hati Rawindra langsung ceria saat Black Panther keluar menyambutnya. "Kamu tidak apa-apa, BP? Aku terus mencemaskanmu! Aku mengira Veela telah memperlakukanmu dengan buruk!" ujar Rawi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   148. Sang Kolektor

    Dewi Iblis Amara melangkah dengan ringan dari satu rumah ke rumah lainnya mengikuti Aisya dari sisi atas agar tidak ketahuan olehnya.Sesekali terlihat Aisya melirik ke belakang seakan khawatir sedang diikuti, kemudian dia berbelok ke kiri menuju ke arah Distrik Bebas."Tadi bilang mau ke Balai Lelang, kenapa sekarang malahan berbelok ke tempat lain?" pikir Amara,Rasa curiga Amara semakin kuat terhadap Aisya begitu tahu kalau gadis ini telah berbohong kepada Rawindra yang sangat mempercayainya.Amara menjaga jarak dengan hati-hati, karena dia melihat kalau Aisya sudah merasa curiga sedang diikuti oleh seseorang."Ciri-ciri orang atau iblis yang telah melakukan kesalahan adalah selalu ketakutan kalau ketahuan!" batin Amara sambil terus mengawasi pergerakan Aisya.Langkah Aisya semakin lama semakin cepat seakan tahu kalau dia sedang diikuti sehingga Amara agak kesulitan untuk mengikutinya. "Sedang apa dia? Kenapa langkahnya cepat sekali?" gumamnya.Wuuusssh!Aisya menghilang dengan cep

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   149. Benarkah Aisya Berhianat?

    Amara mempercepat langkahnya agar tiba terlebih dahulu di kediaman Aisya agar gadis ini tidak berhianat.Beruntung baginya, Aisya tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan ke Balai Lelang terlebih dahulu."Aku akan ikuti Aisya, kamu pulang dahulu tapi jangan sesekali menceritakan apa yang kau lihat!" pesan Black Panther.Amara merasa ragu awalnya tapi akhirnya dia mengikuti saran dari Black Panther."Aku ingin kamu mengikuti setiap langkah Aisya, jangan sampai lepas darinya.""Jangan khawatir! Aku tidak akan melepaskan pandanganku darinya!" janji Black Panther..Setelah itu, Amara pergi meninggalkan Black Panther untuk kembali ke rumah Aisya. Sementara Black Panther menuju ke arah Rumah Lelang untuk mengikuti Aisya.Dengan posisinya yang tidak kelihatan oleh mata biasa, maka Black Panther bisa leluasa mengikuti Aisya tanpa ketahuan oleh gadis ini.Aisya masuk ke dalam ruangan khusus di Balai Lelang yang biasanya berisi barang-barang lelang langka dan berharga. Black Panther melihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   150. Kemurkaan Dewi Iblis

    Amara menyusul tidak lama kemudian. Sama halnya dengan Rawindra, Dewi Iblis ini benar-benar terkejut dengan apa yang ditemukannya, walaupun dia sudah curiga sebelumnya."Apa yang kamu lakukan terhadap pimpinan Ninja itu?" tanya Rawindra begitu melihat Amara muncul di hadapannya.Tentu saja Amara terkejut ditanya seperti itu.Bukan isi pertanyaannya tapi Pendekar Tangan Satu ini masih peduli terhadap musuhnya yang jelas-jelas ingin merebut kedua pusaka ini darinya.Kini, kedua pusaka itu hilang tanpa jejak. Kemungkinan besar yang menjadi tersangka utama adalah Aisya yang mengetahui tentang pusaka ini. Apalagi Amara mendengar Aisya menawarkan kedua pusaka ini kepada Sang Kolektor."Kenapa kamu peduli dengan semua Ninja ini? Kalau aku sih lebih baik musnahkan saja mereka agar tidak merugikan orang atau iblis lain di kemudian hari!" sahut Amara."Mereka hanya suruhan saja! Membunuh mereka tidak akan membuat masalah ini selesai! Ada yang begitu menginginkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   151. Rencana Rahasia Aisya

    Persiapan yang rapi benar-benar direncanakan oleh Balai Lelang Kota Pendekar saat akan melelang beberapa pusaka langka dan juga legenda di tempat mereka.Semua karyawan Balai Lelang sibuk lalu lalang untuk mempersiapkan lelang ini dengan sebaik-baiknya.Aisya tampak sibuk mengatur segala sesuatunya sendiri. Bahkan Lelang Mustika Jiwa sebelumnya tidak akan seramai Lelang Pusaka Legenda yang akan diadakannya di Balai Lelang miliknya."Lebih baik kamu datangi dengan tiba-tiba dan pura-pura rindu terhadap Aisya," saran Black Panther.Mereka telah sampai di Balai Lelang dengan menyamar. Untuk Black Panther cukup mudah, karena dia bisa menghilang.Untuk Rawindra, menggunakan topi caping menutupi wajahnya. Hanya tangan kirinya yang buntung yang sulit disembunyikan olehnya. Amara berusaha membuat tangan kiri yang tidak ada ini seperti tangan yang sedang cidera dibalut kain agar tidak ada yang mengenali Pendekar Tangan Satu ini.Untuk Amara, menggunakan penutup wajah dari kain serta rambut yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   152. Lelang Pusaka Legenda

    Aisya langsung pergi mengurus persiapan Lelang Pusaka Legenda, sementara Rawindra kembali berbaur dan menemui Amara.Iblis cantik ini menyambut Pendekar Tangan Satu ini dengan wajah cemberut. "Lama sekali? Apa yang sedang kamu lakukan dengan Aisya? Kok aku tidak menemukan kalian di Balai Lelang ini?" tanyanya penuh curiga.Rawindra juga serba salah. Amara akan marah besar terhadap dirinya apabila dia jujur terhadap iblis cantik ini karena saat ini Aisya adalah tersangka utama dalam hilangnya Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api. Menceritakan rencana Aisya juga merupakan suatu kesalahan, karena Aisya sudah mewanti-wanti dirinya untuk tidak memberitahukan siapapun tentang rencananya karena akan menggalkan semua rencana yang telah disusunnya."Aku juga tidak melihatmu di Balai Lelang! Tadi aku hanya menemui Aisya sebentar saja karena dia sedang sibuk mengurusi event Lelang Pusaka Legenda!" elak Rawindra.Wajah Amara menatap tidak percaya terhadap ucapan Rawindra. "Kamu tidak pintar berbo

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09

Bab terbaru

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   218. Akhir Kisah Rawindra

    Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   217. Menemui Kaisar Naga

    "Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   216. Tuan Besar Rawindra

    Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   215. Kota Pendekar Baru

    Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   214. Kemana Iblis Mikaela?

    Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   213. Awal Yang Baru

    Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   212. Iblis Rawindra vs Dewa Iblis

    Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   211. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (II)

    Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   210. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (I)

    # Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa

DMCA.com Protection Status