Dewi Iblis Amara melangkah dengan ringan dari satu rumah ke rumah lainnya mengikuti Aisya dari sisi atas agar tidak ketahuan olehnya.Sesekali terlihat Aisya melirik ke belakang seakan khawatir sedang diikuti, kemudian dia berbelok ke kiri menuju ke arah Distrik Bebas."Tadi bilang mau ke Balai Lelang, kenapa sekarang malahan berbelok ke tempat lain?" pikir Amara,Rasa curiga Amara semakin kuat terhadap Aisya begitu tahu kalau gadis ini telah berbohong kepada Rawindra yang sangat mempercayainya.Amara menjaga jarak dengan hati-hati, karena dia melihat kalau Aisya sudah merasa curiga sedang diikuti oleh seseorang."Ciri-ciri orang atau iblis yang telah melakukan kesalahan adalah selalu ketakutan kalau ketahuan!" batin Amara sambil terus mengawasi pergerakan Aisya.Langkah Aisya semakin lama semakin cepat seakan tahu kalau dia sedang diikuti sehingga Amara agak kesulitan untuk mengikutinya. "Sedang apa dia? Kenapa langkahnya cepat sekali?" gumamnya.Wuuusssh!Aisya menghilang dengan cep
Amara mempercepat langkahnya agar tiba terlebih dahulu di kediaman Aisya agar gadis ini tidak berhianat.Beruntung baginya, Aisya tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan ke Balai Lelang terlebih dahulu."Aku akan ikuti Aisya, kamu pulang dahulu tapi jangan sesekali menceritakan apa yang kau lihat!" pesan Black Panther.Amara merasa ragu awalnya tapi akhirnya dia mengikuti saran dari Black Panther."Aku ingin kamu mengikuti setiap langkah Aisya, jangan sampai lepas darinya.""Jangan khawatir! Aku tidak akan melepaskan pandanganku darinya!" janji Black Panther..Setelah itu, Amara pergi meninggalkan Black Panther untuk kembali ke rumah Aisya. Sementara Black Panther menuju ke arah Rumah Lelang untuk mengikuti Aisya.Dengan posisinya yang tidak kelihatan oleh mata biasa, maka Black Panther bisa leluasa mengikuti Aisya tanpa ketahuan oleh gadis ini.Aisya masuk ke dalam ruangan khusus di Balai Lelang yang biasanya berisi barang-barang lelang langka dan berharga. Black Panther melihat
Amara menyusul tidak lama kemudian. Sama halnya dengan Rawindra, Dewi Iblis ini benar-benar terkejut dengan apa yang ditemukannya, walaupun dia sudah curiga sebelumnya."Apa yang kamu lakukan terhadap pimpinan Ninja itu?" tanya Rawindra begitu melihat Amara muncul di hadapannya.Tentu saja Amara terkejut ditanya seperti itu.Bukan isi pertanyaannya tapi Pendekar Tangan Satu ini masih peduli terhadap musuhnya yang jelas-jelas ingin merebut kedua pusaka ini darinya.Kini, kedua pusaka itu hilang tanpa jejak. Kemungkinan besar yang menjadi tersangka utama adalah Aisya yang mengetahui tentang pusaka ini. Apalagi Amara mendengar Aisya menawarkan kedua pusaka ini kepada Sang Kolektor."Kenapa kamu peduli dengan semua Ninja ini? Kalau aku sih lebih baik musnahkan saja mereka agar tidak merugikan orang atau iblis lain di kemudian hari!" sahut Amara."Mereka hanya suruhan saja! Membunuh mereka tidak akan membuat masalah ini selesai! Ada yang begitu menginginkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga
Persiapan yang rapi benar-benar direncanakan oleh Balai Lelang Kota Pendekar saat akan melelang beberapa pusaka langka dan juga legenda di tempat mereka.Semua karyawan Balai Lelang sibuk lalu lalang untuk mempersiapkan lelang ini dengan sebaik-baiknya.Aisya tampak sibuk mengatur segala sesuatunya sendiri. Bahkan Lelang Mustika Jiwa sebelumnya tidak akan seramai Lelang Pusaka Legenda yang akan diadakannya di Balai Lelang miliknya."Lebih baik kamu datangi dengan tiba-tiba dan pura-pura rindu terhadap Aisya," saran Black Panther.Mereka telah sampai di Balai Lelang dengan menyamar. Untuk Black Panther cukup mudah, karena dia bisa menghilang.Untuk Rawindra, menggunakan topi caping menutupi wajahnya. Hanya tangan kirinya yang buntung yang sulit disembunyikan olehnya. Amara berusaha membuat tangan kiri yang tidak ada ini seperti tangan yang sedang cidera dibalut kain agar tidak ada yang mengenali Pendekar Tangan Satu ini.Untuk Amara, menggunakan penutup wajah dari kain serta rambut yan
Aisya langsung pergi mengurus persiapan Lelang Pusaka Legenda, sementara Rawindra kembali berbaur dan menemui Amara.Iblis cantik ini menyambut Pendekar Tangan Satu ini dengan wajah cemberut. "Lama sekali? Apa yang sedang kamu lakukan dengan Aisya? Kok aku tidak menemukan kalian di Balai Lelang ini?" tanyanya penuh curiga.Rawindra juga serba salah. Amara akan marah besar terhadap dirinya apabila dia jujur terhadap iblis cantik ini karena saat ini Aisya adalah tersangka utama dalam hilangnya Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api. Menceritakan rencana Aisya juga merupakan suatu kesalahan, karena Aisya sudah mewanti-wanti dirinya untuk tidak memberitahukan siapapun tentang rencananya karena akan menggalkan semua rencana yang telah disusunnya."Aku juga tidak melihatmu di Balai Lelang! Tadi aku hanya menemui Aisya sebentar saja karena dia sedang sibuk mengurusi event Lelang Pusaka Legenda!" elak Rawindra.Wajah Amara menatap tidak percaya terhadap ucapan Rawindra. "Kamu tidak pintar berbo
Aisya yang menghilang sejak dimulainya Lelang Pusaka Legenda membuat bingung Rawindra dan Amara, yang sangat mengharapkan untuk mendapatkan jawaban dari semua kejadian yang menimpa mereka, terutama dicurinya Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api.Sebenarnya, Aisya kemana? Kenapa dia tidak muncul saat lelang dimulai?Untuk mendapatkan jawabannya, kita ikuti perjalanan Aisya setelah bertemu Rawindra.Aisya senyum-senyum sendiri saat pergi dari kamar khusus. Pertemuannya kembali dengan Rawindra membuat hatinya berbunga-bunga. Hanya saja dia menyayangkan Rawindra yang kembali membawa Amara sebagai kekasihnya. Namun, merasakan Rawindra bersatu dengannya barusan, membuat harapannya timbul kembali untuk bisa selalu bersama Pendekar Tangan Satu ini ini.Aisya tdak bergerak menuju pisat lelang, melainkan meninggalkan Balai Lelang menuju ke Distrik Kaisar.Gadis ini menemui seseorang yang menutupi seluruh tubuhnya dengan tudung yang rapat sekali."Bagaimana? Kamu berhasil memancing Datuk Iblis S
Aisya bergerak dengan cepat untuk kembali ke Balai Lelang. Dia harus segera mengamankan kedua pusaka milik Rawindra dan Amara ini sebelum sempat dilelang oleh Balai Lelang.Baru saja dia bergerak keluar dari Distrik Kaisar, sebuah senjata rahasia melesat dengan kencang ke arah dirinya.Wuuussshh!Aisya menggerakkan tubuhnya sedikit ke samping sehingga senjata rahasia ini hanya lewat di sampingnya."Sudah kuduga kamu akan berhianat! Dasar perempuan tidak tahu diri! Ayah mempercayakan tugas ini padamu tapi kamu malahan berhianat!"Sebuah bayangan melesat kencang untuk menghadang jalan Aisya."Aku tidak ingin bertarung denganmu, Aisha!" sahut Aisya terhadap sosok yang mirip sekali dengannya. Aisha adalah saudara kembar Aisya."Aku bingung, apa yang dilihat ayah darimu! Kau begitu lemah! Hanya karena pemuda cacat saja, kamu hendak menghianati ayah!" seru Aisha."Jaga mulutmu! Jangan sembarangan menghina orang hanya karena dia cacat!" sahut Aisya."Aku sudah bilang kepada ayah kalau kau se
Suasana kota yang kacau terlihat oleh Aisya saat dia menuju ke Balai Lelang di Distrik Perdagangan. Dia sudah tidak peduli dengan situasi di Kota Pendekar. Dia hanya peduli dengan keselamatan Rawindra, saatu-satunya pria yang dicintainya tapi pria tersebut memilih gadis lain untuk dicintai.Hampir seluruh rumah penduduk di distrik yang dia lewati hancur lebur seakan diterjang bencana besar. Tangis dari penduduk yang hidup terdengar hampir di sepanjang perjalanan Aisya. Ada rasa menyesal di hatinya karena telah mengeluarkan jurus penghancur dari kultivasi kuno ini.Balai Lelang hanya terkena sedikit dampak dari gekombang energi segel kultivasi neraka. Kemungkinan besar di dalam Distrik Perdagangan terutama di Balai Lelang ini terdapat kultivator hebat yang melindungi distrik ini dari kehancuran gelombang energi kultivasi kuno ini, tapi kemungkinan besar juga energi dari Aisya ini tidak sampai ke Balai Lelang karena sudah dikurangi olehnya.Balai Lelang sudah agak sepi saat Aisya tiba d