Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Gairah Berbahaya sang Mafia: Chapter 121 - Chapter 130

529 Chapters

Bab 121 - Bukan Kamu yang Memutuskan

Sepeninggalan Biana, Amora menghampiri putranya yang saat ini sedang bercengkerama ria dengan Regis. Meskipun wajahnya masih belum terlihat bugar, tetapi melihat putranya dapat berinteraksi dengan ceria membuat hati Amora merasa senang. "Ray, bagaimana keadaanmu sekarang? Apa masih ada yang sakit, Sayang?" tanya Amora dengan mimik wajah khawatir. Perhatian anak laki-laki itu pun tertuju padanya. "Aku sudah baik-baik saja kok, Ma," jawabnya seraya mengulas senyuman lebar. Bukannya merasa senang, wajah Amora berubah sendu. Ia meraih tangan anak laki-laki itu dan menggenggamnya dengan lembut. Melihat jarum yang tertancap pada punggung tangan mungil buah hatinya itu, hati Amora terasa sangat pilu. "Maafkan Mama, Ray. Mama sudah lalai dalam memberikan perhatian padamu. Seharusnya Mama tahu kalau kamu lagi menahan sakit ...." Suara Amora mulai terdengar lirih. Ia pun menggigit bibirnya untuk menahan isak tangisnya. Dengan cepat Amora menyeka cairan bening yang hendak luruh dari sepas
Read more

Bab 122 - Dia Adalah Putramu

Senyuman penuh kepuasan terbit di bibir Regis tatkala netranya membaca hasil laporan yang diberikan asistennya. Ia melirik sekilas wajah pucat wanita yang berdiri di hadapannya.Wanita itu meremas kedua jemarinya dengan gugup. Tidak ada lagi keangkuhan dan bantahan yang sering meluncur dari bibir wanita itu kepadanya.“Kamu mau lihat?” tawar Regis seraya menyodorkan gawai asistennya kepada Amora.Wanita itu menatap tajam dirinya, tetapi tetap menerima gawai itu. Manik mata hazel Amora bergerak dengan cepat membaca kesimpulan yang tercantum di hasil akhir pemeriksaan DNA tersebut.Tertera jelas kalimat, “Probabilitas terduga ayah sebagai ayah biologis dari anak adalah lebih dari 99.99 persen.”Amora memejamkan netranya sejenak. Hasil seperti ini tidaklah mengejutkannya karena ia tahu jelas jika pria yang mengambil kesuciannya dan menanamkan benih di rahimnya hanyalah Regis Lorenzo. Tidak ada pria lain yang pernah menyentuhnya selain pria itu.“Sejak kapan kamu merencanakannya?” selidik
Read more

Bab 123 - Hanya Menjadi Bidak Caturnya Saja

“Akhirnya kamu mengakuinya, Amora.”Seulas senyuman penuh kemenangan terukir di lengkungan bibir Regis. Pria itu merasa sangat lega karena dapat memenangkan pertaruhan yang selalu ia risaukan sejak kemarin. Kini ia berhasil menundukkan kesombongan dan menguak kebohongan wanita itu.Meskipun sejak awal Regis sudah memiliki firasat bahwa Rayden adalah hasil dari hubungan panas yang dilaluinya bersama Amora, tetapi tiba-tiba mendapatkan pengakuan dari wanita itu cukup membuatnya berdebar sekaligus lega.Regis tidak tahu harus memasang ekspresi seperti apa yang cocok untuk menunjukkan kegembiraannya ini. Ia berpikir jika dirinya memerlukan sedikit waktu untuk beradaptasi dengan status barunya sebagai seorang ayah dari anak laki-laki yang baru diketahuinya.“Apa yang akan kamu lakukan setelah mengetahuinya, Tuan Muda Lorenzo?” tanya Amora dengan penuh selidik.Amora tidak memiliki pilihan lain selain mengakui semuanya. Ia tidak bisa lagi berkelit dengan bukti kuat yang diberikan Regis saat
Read more

Bab 124 - Benteng Tertinggi di Dalam Hati Regis

Netra tajam Amora melirik pada cengkeraman Regis di pergelangan tangannya. Akhirnya perlahan pria itu melepaskan genggamannya itu.Dengkusan kasar bergulir dari bibir Amora. Ia mencoba menenangkan dirinya selama beberapa detik sebelum berbicara kembali. “Selama ini Ray tidak pernah tahu siapa ayahnya dan menganggap lelaki itu telah melantarkannya dan aku sebagai ibunya,” cetusnya.Manik mata wanita itu kembali mendelik Regis untuk melihat reaksi yang diberikan Regis, tetapi pria itu tidak menunjukkan ekspresi apa pun.“Menurutmu … di pemikiran anak seusia Ray, apa dia akan bisa menerima kalau ayahnya tiba-tiba saja datang dan mengakuinya sebagai anaknya setelah selama bertahun-tahun dia memupuk kebencian kepada ayah kandungnya?”Penjelasan panjang lebar yang meluncur dari bibir Amora membuat Regis tercenung. Akhirnya ia memahami letak kesalahannya yang cukup besar.Namun, bukan dirinya yang tidak ingin datang menemui anak itu, tetapi karena ia tidak mengingat jika dirinya pernah menid
Read more

Bab 125 - Risau

“Haaah ….” Satu tarikan napas panjang bergulir dari bibir Amora. Entah sudah keberapa kalinya hari ini wanita itu menghela napas panjang seperti itu. Rayden yang sedang menonton kartun di atas ranjang pasien pun menoleh. Ia memperhatikan ibunya yang seperti sedang merisaukan sesuatu. Sejak kemarin sore, ia melihat ibunya selalu melamun tanpa sebab. Meskipun Rayden mempertanyakan kerisauan ibunya, tetapi wanita itu tetap enggan menceritakan padanya. Rayden menerka jika ada sesuatu hal yang terjadi pada ibunya dengan Regis Lorenzo. Sejak ibunya mengatakan akan mengantarkan pria itu keluar dari rumah sakit setelah menjenguknya, ibunya terlihat kehilangan fokusnya dalam mengerjakan sesuatu hal. Pandangan Rayden kembali beralih pada tontonannya. Ia tidak ingin mempertanyakannya lagi karena tidak ingin menambah kegundahan ibunya itu. Amora tidak menyadari jika putranya sedang mengkhawatirkannya. Ia masih melamunkan hal yang terus menjadi masalah di dalam benaknya sejak kemarin. Manik
Read more

Bab 126 - Tekad Amora

Sepasang manik mata hazel Rayden mengerjap berulang kali. Ia mencoba mencerna kembali pertanyaan yang terlontar untuknya.“Mama … tidak demam, kan?” timpal anak laki-laki itu dengan nada yang terdengar ragu.Rayden meletakkan punggung tangannya yang mungil di atas kening ibunya. Ekspresinya terlihat sangat serius dengan kedua alis bertaut. “Tidak demam,” gumamnya.Amora tersenyum lebar. Perlahan ia menurunkan tangan putranya dari keningnya. “Mama memang tidak demam, Ray,” timpalnya.Anak laki-laki itu memiringkan kepalanya, kemudian bertanya lebih lanjut, “Terus? Kenapa Mama bisa tiba-tiba bertanya seperti itu?”Sorot mata penuh kecurigaan dilayangkan Rayden kepada ibunya. Tidak biasanya ibunya membahas tentang sosok ayah dengannya dan hal ini tentu saja menjadi bahan pertanyaan yang sangat besar bagi Rayden. Padahal dulu setiap kali Rayden membahasnya, ibunya akan terus berkelit dengan segudang alasannya.Apalagi ibunya bisa bertanya tentang penilaiannya terhadap Regis Lorenzo apabil
Read more

Bab 127 - Tuan Muda Kecil

Di depan pintu masuk rumah sakit, mobil sedan mewah baru saja berhenti. Terlihat sosok Mark yang bergegas turun dari pintu samping penumpang kanan. Ia bergegas membukakan mobil untuk tuan mudanya.Regis turun dengan penampilan semi formal. Ia mengenakan blazer hitam yang dipadukan dengan t-shirt putih dan celana jeans berpotongan ramping. “Apa sudah kamu siapkan semuanya, Mark?” tanya Regis, menoleh kepada asistennya itu.“Sudah, Tuan,” sahut Mark. Pria itu menyodorkan selembar dokumen yang telah dicetak rapi dan dimasukkan ke dalam map bening kepada tuan mudanya.“Bantu Albert bawa masuk barang-barangnya,” titah Regis sebelum melangkah masuk ke dalam gedung rumah sakit tersebut.Mark mengangguk, kemudian bergegas membantu sopir pribadi Regis—Albert Parker untuk mengeluarkan barang-barang yang baru saja dibeli oleh tuan mudanya itu. Ia pun bergegas menyusul langkah tuan mudanya yang telah berjalan cukup jauh.Beberapa waktu lalu tuan mudanya baru saja memborong beberapa barang yang
Read more

Bab 128 - Aku Rasa Kamu Tidak Menyukaiku

Mendengar perintah yang diucapkan Regis kepada bawahannya, Amora langsung keluar dari kamar mandi dan menghentikan Albert keluar dari ruangan itu.“Tu-tunggu sebentar, Tuan Muda Lorenzo. Saya rasa kesalahan tidak pada bunganya, tetapi pada diriku sendiri,” cetus Amora yang berusaha menjelaskan hal yang terjadi padanya.Ia berharap Regis dapat memahami kondisinya dan bukan menyalahkan orang lain. Namun, Regis tetap tidak peduli dan berkata, "Tentu saja pemilik bunga itu juga bersalah."Alis Amora pun mengerut. "Mana bisa begitu, Tuan Muda Lorenzo. Apa yang salah dari bunga itu?" tanyanya tak mengerti.Manik mata Regis menatap Amora dengan lekat, kemudian menjawab, “Bunga itu sudah membuat wanitaku menjadi tidak nyaman. Aku rasa mereka perlu bertanggung jawab.”“A-apa?” Netra Amora langsung terbelalak sempurna. Ia merasa Regis terlalu berlebihan, tetapi ada satu hal yang menarik perhatiannya, yaitu cara Regis mendeskripsikan dirinya dalam ucapannya tadi.'Wanitaku?’ gumam Amora di dalam
Read more

Bab 129 - Alasan Sama, Misi Berbeda

Manik mata Amora mengerjap berulang kali dengan gelisah. Ia masih tidak percaya dengan pendengarannya atas kalimat yang baru saja meluncur dari bibir Regis. Suara berat, tetapi juga terdengar lembut dari pria itu membuat debaran di dalam dadanya semakin bergemuruh hebat. Tidak dapat dipungkiri jika pengakuan yang diucapkan Regis sangat menyentuh hatinya. Tidak menyangka jika dirinya dapat mengubah pandangan pria itu terhadap nilai dari sebuah pernikahan. “Apa kamu tidak mau berkata sesuatu, Amora?” tanya Regis yang merasa pengakuannya terasa sia-sia karena wanita itu tidak memberikan tanggapan apa pun. “A-aku … aku tidak tahu kalau aku sehebat itu,” gumam Amora yang masih belum sepenuhnya sadar dari rasa kagetnya. Ia tidak pernah menyangka jika dirinya akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap Regis. Ia juga tidak pernah mengira pria itu akan tertarik padanya. Sejak awal pertemuannya dengan Regis, Amora selalu berusaha untuk tidak menarik perhatian pria itu. Jika bisa m
Read more

Bab 130 - Ciuman Tak Terduga

Regis terkekeh geli. “Apa sangat menakutkan bagimu kalau tidak diakui?” ledeknya. “Bukan begitu, tapi aku ….” Amora tertegun sejenak. Ia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaannya yang mungkin akan terabaikan oleh para anggota keluarga Lorenzo. Ia bisa membayangkan wajah-wajah para tetua yang memandangnya dengan rendah. ‘Membayangkannya saja sudah terasa berat, bagaimana nanti menghadapi mereka?’ batin Amora seraya menghela napas lelah. “Kamu tidak perlu khawatir. Mereka tidak seburuk yang kamu bayangkan,” ucap Regis seolah dapat memahami pikiran wanita itu. Sebenarnya mudah bagi Regis untuk mendapatkan persetujuan dari para tetua. Dengan posisinya sebagai penerus pertama di dalam keluarga itu, mereka tidak akan terlalu mempersulitnya jika Regis bisa memberikan hal yang diinginkan setiap orang. Hanya saja hal yang dikhawatirkan Regis adalah ayahnya dan neneknya. Keduanya memiliki sifat yang cukup keras dan pemilih dalam memilih calon istri untuknya. Status Amora saat in
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
53
DMCA.com Protection Status