Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Gairah Berbahaya sang Mafia: Chapter 91 - Chapter 100

529 Chapters

Bab 91 - Wanita Simpanan dan Anak Haram

Amora tidak menjawab. Ia bergegas menyusul Rayden dan memilih untuk berpura-pura tidak mendengar ucapan pria itu.Sebenarnya di dalam hati Amora, tidak dapat memungkiri jika dirinya sangat senang menerima fasilitas bermalam semewah ini. Apalagi ia dapat melihat Rayden yang begitu bersemangat karena merupakan pengalaman yang sangat baru bagi putranya tersebut.Namun, Amora tidak ingin terlena dengan kemewahan yang bukan merupakan miliknya. Ia berpikir untuk segera mencari tempat tinggal yang baru sesegera mungkin besok agar Rayden tidak terlalu terikat dan dimanjakan dengan hal berbau dengan ‘kemewahan’ dan ‘kekuasaan.Regis bergegas menyusul keduanya masuk ke dalam gedung megah tersebut. Dua orang petugas yang berjaga di depan pintu langsung memasang sikap sigap dalam menyapa Regis.Dua orang resepsionis wanita dan pria yang sedang berdiri di depan counter kerjanya ikut menyapa Regis dan memberikan anggukan kecil sebagai tanda hormat mereka.Regis hanya membalas anggukan tipis kepada
Read more

Bab 92 - Saya Hanya Tamu

“Ehm … saya rasa karena Anda memiliki sandal anak-anak di dalam rak sepatu Anda, Tuan Muda Lorenzo." Amora bergegas menjelaskan pikiran putranya tersebut. Ia tidak ingin terjadi kesalahpahaman di antara keduanya. Kedua alis Regis bertaut. Ia tertegun selama tiga detik, lalu ia tertawa kecil. “Ternyata karena itu,” gumamnya. “Maafkan Ray, Tuan. Saya harap Anda tidak memasukkannya ke hati. Mungkin karena dia hanya penasaran saja,” tukas Amora yang berusaha membela putranya. Ia khawatir Regis tersinggung dengan ucapan putranya itu. Perlahan tawa Regis terhenti. Ia menatap Rayden yang sedang menunggu jawaban darinya, lalu pandangannya tertuju lurus kepada Amora. Wanita itu terlihat salah tingkah dan memilih untuk membantu Rayden untuk meletakkan sepatu ke dalam raknya. Regis pun tersenyum kecil. Ia mengikuti gerak-gerik Amora, kemudian berkata, “Kamu tidak perlu meminta maaf, Amora. Tidak ada yang salah dari pertanyaan Ray." Pandan
Read more

Bab 93 - Tidak Menerima Penolakan

“Te-tentu saja hanya istri ataupun kekasih Anda yang berhak. Tidak pantas kalau saya yang menanyakan hal yang berada di luar porsiku sebagai tamu di sini,” cicit Amora dengan wajah yang sedikit tertunduk.Ia sengaja memutuskan kontak mata dengan Regis karena rasanya jawaban yang diberikan kepada pria itu terdengar seperti ia sedang memendam kecemburuan. Padahal tidak sedikit pun di dalam pikiran Amora untuk bersikap seperti itu.Amora berusaha memperjelas hubungan mereka kepada pria itu. Akan tetapi, ucapan dan tindakannya benar-benar sulit diselaraskan.Saat ini jantung Amora masih berpacu dengan cepat karena tindakan yang dilakukan Regis terhadapnya. Telunjuk pria itu masih berada di atas bibirnya. Kali ini pria itu menarik dagunya sehingga tatapan mereka kembali bertemu.Sudut bibir Regis terangkat tipis. Perlahan ia mendekati wajah wanita itu sehingga netra Amora langsung terpejam erat.Wanita itu mengira Regis akan merebut ciuman secara paksa darinya. Akan tetapi, ternyata Regis
Read more

Bab 94 - Bimbang

Amora berjalan mengelilingi penthouse itu untuk mencari putranya yang tidak kelihatan sosoknya sejak tadi. Wajahnya masih terasa panas dan memerah. Berbagai umpatan terhadap Regis masih terlintas di dalam benaknya.“Di mana anak itu?” gumam Amora seraya menghela napas panjang. Ia sudah cukup lelah dan sekarang harus mengitari penthouse itu.Penthouse itu begitu luas hingga Amora tidak tahu harus melangkah ke mana untuk mencari putranya. Akhirnya ia terpaksa memanggil anak laki-laki itu untuk mempersingkat waktu pencariannya."Ray, keluarlah! Kamu di mana?" “Mama!” sahut Rayden.Amora pun menoleh ke arah sumber suara dan melihat sosok putranya yang baru saja menyembulkan wajahnya dari balik salah satu pintu ruangan.“Apa yang kamu lakukan di sana, Ray? Jangan berkeliaran sembarangan. Ini bukan rumah kita. Bersikaplah yang sopan,” ucap Amora mengingatkan anak laki-laki itu.Rayden mengerucutkan bibirnya, lalu mengikuti ibunya menuju ruang tengah di mana terdapat sofa berkelas tinggi da
Read more

Bab 95 - Makan Malam Mewah

“Ma, Ray sudah lapar nih.” Rayden kembali merengek karena melihat ibunya belum beranjak dari tempatnya. “Apa kamu tidak mau makanan yang lain, Ray?” tanya Amora memastikan kembali. “Tidak. Makan mi instan lebih cepat. Jadi Ray tidak perlu menunggu lama,” tukas Rayden yang berusaha menjelaskan alasan memilih makanan cepat saji tersebut. Namun, Amora mengetahui kebohongannya. Ia sangat tersentuh dengan pemikiran dewasa putranya itu yang tidak ingin merepotkannya. Meskipun saat ini Amora belum memiliki uang yang bisa memberikan makanan mewah kepada putranya, tetapi ia akan memberikan makanan terbaik yang bisa didapatkannya dengan beberapa uang yang masih tersisa di dalam dompetnya. “Mama akan mencari di mini market terdekat dulu. Kamu tunggu di sini ya,” ujar Amora. Rayden mengangguk. Baru saja Amora ingin melangkah keluar, ia kembali berbalik badan dan menatap putranya dengan tajam. “Ingat jangan menyentuh barang apa pun ya, Ray. Kita di sini hanya menumpang. Jadi jangan membua
Read more

Bab 96 - Alangkah Baiknya Kalau Dia Menjadi Ayahku

Sepeninggalan karyawan hotel itu, Amora memandang sepucuk surat yang ditinggalkan Regis untuknya di tangannya saat ini. Ia mencebikkan bibirnya dengan kesal. 'Apa dia tidak bisa berbicara secara langsung?' gerutu Amora di dalam hati. Ia berpikir jika cara yang dilakukan pria itu terlalu kuno, tetapi tidak dapat dipungkiri jika penyampaiannya sangat mengena di hatinya. Amora pun merobek rekatan di dalam amplop berwarna merah muda tersebut, kemudian mengeluarkan selembar kertas yang bertuliskan, “Selamat menikmati makanannya. Tidak perlu menungguku. Aku akan pulang larut. Kamu dan Rayden bebas menggunakan kamar mana pun.” ‘Ternyata dia pergi,’ gumam Amora di dalam hati. Ia kembali membaca isi surat tersebut, tetapi bola matanya tiba-tiba terbelalak lebar saat melihat tulisan singkat di sudut bawah isi surat tersebut. “P.S. Jangan merindukan pria mesummu ini.” Wajah Amora pun memerah seketika. Ia pun meremas lembaran kertas tersebut secara spontan. “Dasar sinting,” umpatnya. “Ad
Read more

Bab 97 - Dua Orang yang Sama

Pernyataan Rayden membuat Amora tercengang. Sejak awal ia sudah dapat merasakan ketertarikan putranya terhadap Regis, tetapi ia tidak menyangka putranya itu akan memiliki pemikiran untuk menjadikan Regis sebagai ayah dari putranya itu.“Ray ….”Sebelum Amora bertanya lebih jauh, anak laki-laki itu kembali berkata, “Setidaknya Paman Lorenzo lebih baik … Tidak! Jauh lebih baik daripada lelaki yang sudah meninggalkan Mama dan Ray begitu saja tanpa bertanggung jawab.”Amora terperangah syok. “Maksud kamu … papa kandungmu, Ray?” tanyanya memastikan dengan ragu.Rayden mengangguk. “Ray membencinya! Benci karena dia tidak datang melindungi Mama dan membiarkan Mama membesarkan Ray sendirian. Di saat Mama memerlukannya, dia tidak pernah hadir sama sekali. Ray sangat-sangat membencinya!” tandasnya.“Ray, kamu ….”Kalimat Amora terhenti sejenak. Ia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan kepada putranya mengenai kedua lelaki yang dianggapnya berbeda itu.Helaan napas panjang bergulir dari bibir A
Read more

Bab 98 - Menenangkan Gelora yang Memburu

Regis hendak mengulurkan tangannya untuk menghalau rambut halus Amora yang menghalangi pandangannya, tetapi ia kembali menarik tangannya ketika menyadari hal yang akan dilakukannya. Regis mengepalkan tangannya dengan erat dan memejamkan netranya sejenak untuk menenangkan geloranya yang tengah memburu.Satu helaan napas panjang bergulir dari bibir pria itu. “Apa yang sudah kupikirkan tadi?” gumamnya seraya mencubit pangkal hidungnya. Ia pun melangkah meninggalkan ruangan itu untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu. Ia tidak ingin mengotori wajah dan tubuh wanita itu dengan kedua tangannya yang masih kotor. Beberapa waktu lalu Regis baru saja terlibat dalam aksi kekerasan dan pertumpahan darah. Alasannya meninggalkan penthouse tadi memang terkait dengan masalah organisasinya. Regis mendapatkan laporan dari salah satu bawahan kepercayaannya bahwa ada sekelompok orang yang menggunakan nama besar Royal Dragon untuk melakukan penipuan dengan para organisasi hitam lainnya. Karena la
Read more

Bab 99 - Impas

“Ja-jangan mendekat, Regis!” hardik Amora yang kelepasan bicara secara informal dan memanggil nama pria itu secara langsung. Perlahan sudut bibir Regis melengkung dalam. Ia berdiri dengan posisi berkacak pinggang dan menatap Amora yang masih dalam posisi memberikan jarak dengan kedua tangannya di hadapan mereka. “Aku suka kamu memanggil namaku. Terdengar sangat manis,” gumam Regis yang membuat netra Amora semakin terbelalak lebar. Amora menggigit bibir bawahnya. Ia merasa sangat kesal karena pria itu berhasil mempermainkannya lagi."Tuan Muda Lorenzo, tolong jaga sikap Anda atau saya akan ...."“Akan apa, hm? Berteriak?" sela Regis menerka aksi yang akan dilakukan wanita itu terhadapnya.Saat ini kondisi Amora seperti seekor kelinci malang yang masuk ke dalam perangkap sang pemburu."Kamu tidak lupa kan kalau sekarang kamu berada dalam daerah kekuasaanku? Memangnya siapa yang bisa menolongmu kalau kamu berteriak?” ledek Regis seraya tertawa kecil. Wajah Amora kembali memerah. Ia m
Read more

Bab 100 - Bercak Darah

"Siapa juga yang mau melihatnya? Lagian tidak ada hal bagus yang bisa dilihat dari Anda!" Secara spontan Amora langsung melontarkan hal yang bertolak belakang dengan pikirannya. Ia tidak ingin membiarkan pria itu mengolok-oloknya terus. "Tidak ada hal bagus katamu?" gumam Regis yang tampak murka mendengar poin dari kalimat itu. Amora berdeham. "Saya rasa se-semua lelaki memiliki benda yang sama, bukan? Saya sudah sering melihatnya juga. Jadi tidak ada yang istimewa, bukan?" timpalnya. Tentu saja Amora berbohong. Mana mungkin ia sering melihat seorang pria yang tak berbusana. Dia bukan wanita abnormal yang memiliki kegemaran aneh seperti itu. Suara dehaman kembali bergulir dari bibir Amora. Ia dapat melihat ekspresi Regis yang tampak sangat terkejut dengan ucapannya tadi. “Sejak kapan Anda pulang?” selidik Amora yang berusaha mengalihkan pembicaraan aneh mereka. Ia juga penasaran dengan jawaban Regis atas pertanyaannya ini karena beberapa menit yang lalu, ia mengira pria itu masi
Read more
PREV
1
...
89101112
...
53
DMCA.com Protection Status