Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Gairah Berbahaya sang Mafia: Chapter 71 - Chapter 80

529 Chapters

Bab 71 - Daya Ingat yang Kuat

“Nyonya Lysander, apa yang terjadi dengan Anda?” Daisy Miller—wali kelas Rayden menatap syok penampilan Amora yang berpaspasan dengannya di tengah koridor sekolah. Saat ini hampir sekujur tubuh Amora dalam kondisi basah kuyup. Hujan memang sudah turun dengan sangat deras di luar gedung saat ini. Daisy menerka jika Amora baru saja menerjang hujan untuk tiba di sekolah tersebut. “Saya kehujanan, Miss,” jawab Amora dengan cepat. Netranya memandang ke sekeliling koridor dan tidak mendapati siapa pun di belakang Daisy saat ini. “Miss, di mana putra saya?” tanya Amora dengan bingung. Ia mengira Rayden bersama dengan guru tersebut. Kening Daisy mengernyit. “Rayden belum pulang? Saya pikir tadi dia langsung dijemput oleh Nyonya setelah pembagian beasiswa." Amora mulai memahami jika Daisy tidak mengetahui keberadaan Rayden saat ini. “Tadi saya ada sedikit urusan dan sempat tertahan cukup lama. Saya … saya pikir Ray akan menunggu di sekolah,” ucap Amora dengan nada yang mulai terdengar p
Read more

Bab 72 - Amarah yang Menggelegak

Kedua bola mata Rayden membelalak syok. Ia tidak menyangka lelaki plontos bertampang sangar itu akan melemparnya!Seketika tubuh Rayden melayang di udara. Ia memejamkan matanya dengan erat dan mengira tubuhnya akan remuk karena menghantam tanah di halaman rumahnya.Akan tetapi, semua kekhawatirannya lenyap karena tubuhnya ternyatta mendarat di dalam dekapan seseorang yang tidak lain adalah Regis Lorenzo.Lelaki itu berhasil menangkapnya dengan cepat sebelum tubuh Rayden mencium tanah yang bertekstur kasar dan berbatu.Sepasang tangan kokoh Regis memeluk erat tubuh mungil tersebut di dalam pelukannya. Ia tidak peduli meskipun setelan jas mahalnya harus kotor karena berguling di atas tanah tersebut.Pundaknya juga membentur batu yang cukup besar dan menimbulkan sedikit sobekan di sana. Regis sempat meringis sekilas, tetapi ia mengabaikan rasa sakitnya itu karena ada hal yang lebih penting daripada benturan kecil itu.“Tuan Muda!”Mark yang berteriak dengan panik, segera menghampiri Regi
Read more

Bab 73 - Kehilangan Kendali

Kepalan tinju Regis melayang dengan sangat cepat. Memukul tepat di titik area kelemahan yang ada pada setiap tubuh lawannya. Ia tidak memberikan satu kesempatan pun bagi ketiga lawannya untuk menyentuh tubuhnya. Dalam hitungan detik saja, ketiga lelaki yang telah menertawakannya tadi telah bertekuk lutut di hadapannya dengan memegang area yang terkena pukulan Regis tadi. Sudut bibir Regis terangkat sinis. Satu tangannya menarik rambut salah satu lawannya dan menengadahkan wajah lawannya tersebut. Ia kembali memberikan pukulan bertubi-tubi pada wajah lawannya tersebut hingga cairan merah pekat mengalir deras dari hidung lawannya itu. Tubuh lawannya itu sudah tidak lagi berdaya melawan dan berakhir sangat mengenaskan.Kini perhatian Regis beralih kepada lelaki paruh baya yang tengah meringkuk dengan satu tangan memegang ulu hatinya yang terasa nyeri akibat pukulan Regis beberapa saat lalu.“Am-ampuni saya, Tuan,” ujar lelaki paruh baya yang sempat mengejeknya bersama lelaki plontos t
Read more

Bab 74 - Aura Permusuhan

Amora yang baru saja tiba di depan rumahnya, sangat kaget ketika melihat kekacauan yang terjadi. Tadi ia berusaha menerobos kerumunan orang-orang yang mengelilingi halaman rumahnya.Wanita itu benar-benar syok ketika melihat semua barang pribadinya berada di luar rumahnya. Apalagi ketika melihat sosok Regis Lorenzo yang sedang mencengkeram leher seorang pria asing, Amora langsung menghardiknya dengan keras.“Mama!”Rayden langsung melepaskan pelukan Alicia ketika melihat sosok ibunya. Ia menghambur ke arah ibunya, kemudian memeluk pinggang wanita itu dengan erat.Melihat sosok Amora, Alicia yang berdiri di tengah keributan itu langsung memalingkan wajahnya. ‘Ke-kenapa dia bisa ada di sini?’Alicia tidak menyangka akan bertemu dengan wanita karyawan toserba itu di tempat tersebut.‘Tadi anak itu panggil dia apa? Mama? Jadi dia ... Mama anak itu?’ batin Alicia yang menelaah dengan wajah yang telah terperangah syok.Karena khawatir wanita itu mengenali wajahnya, ia segera mencari tempat
Read more

Bab 75 - Tidak Ingin Menyerah

Regis malah tersenyum. Ia tahu jika ucapannya telah membuat jantung wanita itu hampir terlepas. Ia memang sengaja mengungkit hal itu untuk melihat reaksi yang diberikan Amora dan ternyata dugaannya tidak meleset. Amora memang tidak ingin Rayden mengetahui bahwa mereka pernah berhubungan dekat dulu. Hal ini semakin meyakinkan hati Regis mengenai status Rayden. Namun, demi lebih yakin, ia tetap akan melakukan tes DNA. Tentu saja ia sudah mendapatkan sampel dari rambut milik Rayden tanpa sepengetahuan anak laki-laki itu dan Amora pastinya. Inilah salah satu alasan Regis mendekati anak itu. Melihat kepanikan dan kegugupan wanita itu, Regis kembali tersenyum. Sikapnya masih terlihat sangat tenang meskipun sebelumnya ia sudah menumpahkan amarahnya seperti seseorang yang kehilangan akal sehatnya. “Baiklah kalau memang Anda mengharapkan seperti itu, Amora,” ucap Regis yang tidak ingin memperpanjang keributan di antara mereka. Embusan napas kasar bergulir dari bibir Amora. Ia tidak bisa me
Read more

Bab 76 - Pelipur Hati

Melihat tidak ada tanggapan dari Amora, Regis kembali berkata, “Tawaran yang aku berikan adalah tawaran berupa hubungan kontrak. Kamu tidak perlu khawatir mengenai keuntungannya karena akan aku pastikan kamu tidak kehilangan sepeser pun bagianmu.”Amora memutar bola matanya dengan malas. Ia menatap Regis dengan tajam.“Cinta dan pernikahan bukanlah barang yang bisa diperjualbelikan ataupun ditukar dengan uang, Tuan Muda Lorenzo. Sepertinya Anda harus lebih banyak belajar lagi,” tandasnya dengan tegas.Bukannya marah dengan sindiran pedas dari Amora, Regis malah semakin tersenyum lebar dan ketertarikannya terhadap wanita itu semakin besar.“Kamu benar. Aku memang harus banyak belajar dan aku rasa aku membutuhkan seorang guru. Apa kamu mau mengajariku, Amora Lysander?”Sepasang manik mata hazel Amora terbelalak lebar. Ia mengembuskan napasnya berulang kali dengan kesal karena Regis tidak peduli dengan inti dari pembicaraannya dan malah terus memutar pembicaraan menjadi keluar dari topik
Read more

Bab 77 - Kabar Buruk Part 1

“Nyonya Lysander, Anda dari mana saja? Saya sudah berulang kali mencoba untuk menghubungi Anda, tapi Anda tidak menjawab telepon saya. Apa Anda masih saja menggunakan handphone bututmu itu?” ujar Jordan Franklin yang sudah memahami kondisi Amora.Pria paruh baya itu memang sering kesulitan menghubungi Amora karena kondisi gawai wanita itu.Amora pun bergegas merogoh tasnya dan mendapati gawainya dalam keadaan mati. Benda pipih canggih itu sering mati tiba-tiba karena faktor usia penggunaannya.Memang sudah waktunya bagi Amora untuk mengganti gawainya tersebut. Akan tetapi, uang yang dimilikinya sangat terbatas. Amora memilih untuk ebih memprioritaskan keperluan Rayden, rumah dan kesehariannya sehingga ia berpikir untuk tetap bertahan menggunakan gawainya itu hingga benar-benar tidak dapat digunakan lagi.“Maaf, Tuan Franklin, handphone saya kumat lagi,” ujar Amora seraya memperlihatkan layar ponselnya dalam keadaan mati total.Regis yang berada di dekatnya ikut melirik gawai milik Amo
Read more

Bab 78 - Kabar Buruk Part 2

“Tadi saya baru saja membawa Nyonya Adams ke rumah sakit. Beliau mengalami serangan jantung,” tukas Jordan dengan ekspresi yang terlihat sendu.Tanpa Amora ketahui, Jordan merasa cukup bersalah dalam hal ini. Tadi mereka sempat berdebat hebat terkait penjualan rumah tersebut dan Emma tiba-tiba saja mengalami serangan jantung sehingga Jordan bergegas membawanya ke rumah sakit terdekat.“Apa?”Bola mata hazel Amora membulat. Sejak tadi ia memang sudah merasa aneh karena tidak melihat kehadiran Emma di tengah keributan tersebut.Biasanya Emma pasti akan selalu hadir dan berada di sampingnya dalam menghadapi masalah seperti ini bersamanya. Sekarang Amora pun mendapatkan jawaban atas kebingungannya tersebut dan sungguh berada di luar dugaannya!“Siapa Nyonya Adams?” tanya Regis kepada Mark yang kini berdiri di sampingnya.Melihat kekhawatiran yang terlukis di wajah Amora, Regis berpikir jika nama yang disebutkan itu cukup penting bagi wanita itu.“Dia adalah tetangga sekaligus pengasuh put
Read more

Bab 79 - Wanita Pilihan Kakak

Amora telah menuju ke parkiran motornya. Ia memasangkan helm di kepala Rayden. Ketika ia baru saja ingin menyalakan mesin motornya, Amora baru menyadari jika kunci motornya tidak ada di dalam lubang kunci kontaknya.Seingat Amora, karena panik dengan keadaan Rayden tadi, ia langsung turun dari motor tanpa mencabut kunci motornya.Amora pun merogoh di saku kanan-kiri celananya dan juga mencari di dalam tasnya, tetapi tidak menemukan anak kunci tersebut. “Sial, kenapa juga harus hilang segala?” gerutunya dengan kesal.“Ada apa, Ma?” tanya Rayden dengan bingung yang melihat ibunya merundukkan badannya dan melongokkan pandangannya ke bawah motor tersebut.“Kunci motor Mama sepertinya hilang, Ray,” jawab Amora.Rayden menghela napas pelan. Ia melepaskan helmnya, lalu ikut membantu ibunya untuk mencari.Namun, tiba-tiba saja Mark menghampiri mereka.“Nona Lysander, apa Anda mau ke rumah sakit?” tanya asisten Regis tersebut.Amora melirik pria itu sekilas dan mengangguk, lalu kembali melanju
Read more

Bab 80 - Menginterogasi

Amora baru saja tiba di rumah sakit. Ia langsung menuju ke ruangan gawat darurat untuk melihat keadaan Emma bersama Rayden. Mereka pun menyusuri setiap bilik untuk mencari keberadaan wanita paruh baya itu. Sayangnya, mereka tidak menemukan Emma di sana Akhirnya Amora bertanya kepada salah seorang petugas rawat di dalam ruangan itu dan baru mengetahui bahwa Emma sudah diberikan tindakan. Sekarang wanita paruh baya itu sudah dipindahkan ke ruangan tersendiri. Setelah mendapatkan informasi tersebut, Amora pun bergegas menuju ruangan yang ditunjuk perawat tadi bersama Rayden. Sementara itu, Regis masih berada di luar lobi rumah sakit. Ia belum menyusul Amora karena masih menjawab panggilan telepon penting dari sang ayah. Setelah mengakhiri panggilan telepon tersebut, Regis pun berkata kepada Mark yang sedang berdiri menunggunya di samping mobil, “Mark, sekarang kamu antarkan Alicia ke rumah dulu.” “Kakak tidak ikut?” Kening Alicia mengerut ketika mendengar perintah kakaknya itu dari
Read more
PREV
1
...
678910
...
53
DMCA.com Protection Status