Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Kabanata 51 - Kabanata 60

Lahat ng Kabanata ng Gairah Berbahaya sang Mafia: Kabanata 51 - Kabanata 60

529 Kabanata

Bab 51 - Satu-satunya Pengecualian

Regis mengulum senyumnya. Perlahan ia melepaskan cengkeramannya dari tangan dan rahang Amora, kemudian ia mengusap bibirnya yang basah sejenak.“Sepertinya rasa bibirmu masih sama seperti dulu. Hanya saja menciummu tadi seperti sedang berciuman dengan duri landak. Terlalu kaku dan menyakitkan,” ledek Regis.Amora melotot. Ia ingin mengumpat kasar, tetapi akhirnya membuang napasnya dengan penuh kekesalan.“Apa salahnya Anda mengakuinya, Nona Lysander? Apa menghabiskan malam dengan saya sangat mempermalukanmu, hm?”Amora memutuskan untuk tidak ingin meladeni ucapan pria itu dan mengusap pelan kedua pergelangan tangannya yang memerah karena cengkeraman pria itu tadi.Diam-diam sudut matanya memperhatikan Regis yang sedang mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya, lalu menyodorkan benda berkilau di telapak tangannya itu kepada Amora.“Saya rasa Anda tidak akan lupa dengan benda ini, bukan?” tanya Regis dengan penuh percaya diri.“Itu ….”Amora langsung menggigit bibirnya, kemudian kembali me
Magbasa pa

Bab 52 - Melepaskan Tanggung Jawab

“Apa Anda pikir saya tidak perlu meminta pertanggungjawaban dari Anda, Nona Lysander?”Suara berat yang terdengar dingin tersebut membuat Amora terbelalak lebar. Wanita itu tidak menyangka Regis akan mengatakan hal sedemikian tidak tahu malunya.“Memangnya hal apa yang perlu saya pertanggungjawabkan? Tidak melaporkanmu kepada pihak berwajib saja sudah merupakan kebaikan yang saya berikan. Apa lagi Anda sudah mengambil keperawananku!” cetus Amora dengan kesal.“Anda yang memberikannya, bukan saya yang mengambilnya tanpa izin,” timpal Regis meralat perkataan wanita itu.Bola mata hazel Amora kembali membulat, lalu bergerak dengan gelisah. Ia tahu jika ucapan pria itu benar adanya, tetapi saat itu dirinya berada dalam pengaruh alkohol dan obat perangsang sehingga tidak menyadari hal yang telah dilakukannya.“Ta-Tapi, sebagai seorang lelaki sejati, bukankah seharusnya Anda tidak mengambil kesempatan seperti itu?” balas Amora dengan kesal.“Saya bukan lelaki munafik, Nona Lysander. Bukanka
Magbasa pa

Bab 53 - Pasti Akan Bertemu Lagi

Melihat Amora telah meninggalkan mobil tuan mudanya, Mark yang sejak tadi menunggu di samping mobil akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kendaraan itu. Namun, ia merasa waswas karena khawatir akan mendapatkan limpahan kemarahan dari atasannya setelah melihat wajah masam Amora saat keluar tadi. Mark menerka jika keduanya baru saja berseteru hebat. “Tuan Muda,” sapa Mark yang mengambil tempat duduk di balik kemudi. Netra Regis yang terpejam pun terbuka kembali. Ia hanya memberikan anggukan kecil kepada asistennya tersebut. Kening Mark mengerut. Ia merasa lega karena ternyata kekhawatirannya tadi tidak terjadi, tetapi ia tetap bersikap waspada. "Bagaimana dengan Felix Wright?" tanya Regis mengenai pria yang ingin menipu Amora tadi."Sepertinya dia sangat syok tadi, tetapi saya sudah memintanya untuk mengajukan surat pengunduran dirinya sesegera mungkin," jawab Mark.Regis menyeringai sinis. "Dia terlalu menganggap remeh peringatanku waktu itu," ucapnya.Masalah mengenai Felix Wr
Magbasa pa

Bab 54 - Ancaman

“Mama jangan menangis.” Rayden membalas pelukan ibunya. Mengusap pelan punggung ibunya dengan tangannya yang mungil. “Syukurlah kamu tidak dibawa pergi, Ray,” cicit Amora dengan suara yang mulai teredam ke dalam tangisannya. Terlihat jelas kebingungan pada wajah Rayden atas ucapan ibunya. Namun, ia dapat merasakan kekhawatiran dari nada suara ibunya tersebut. “Ray tidak akan pergi ke mana-mana, Ma. Ray akan selalu ada di samping Mama,” hibur anak laki-laki itu. “Amora.” Suara sesengukan Amora terhenti ketika mendengar Emma Adams memanggilnya. Perlahan ia mendongakkan wajahnya dan melihat sosok wanita paruh baya itu dengan penuh pertanyaan. Amora bergegas menyeka air matanya, lalu berdiri dan menghampiri Emma yang sedang memandangnya dengan ekspresi khawatir. “A-apa yang terjadi, Nyonya Adams? Kalian habis dari mana?” tanya Amora dengan panik. Ia masih bingung dengan situasi yang terjadi.Emma menghela napas pelan, lalu ia menjawab, “Saya juga tidak tahu siapa pelakunya. Tapi,
Magbasa pa

Bab 55 - Bahagia Hanya Dengan Memilikimu

"Apa kamu tahu siapa dalang dari masalah ini, Amora?"Wajah Emma terlihat sangat cemas. Amora menerka jika wanita paruh baya itu pasti masih mengingat hal mengerikan yang dialami tadi saat berhadapan dengan para perusuh yang mendatangi rumahnya."Saya juga tidak tahu, Nyonya Adams," jawab Amora.Sebenarnya Amora sudah mengantongi beberapa nama tersangka dalam masalah ini, tetapi ia masih tidak terlalu yakin sehingga ia terpaksa berbohong kepada wanita paruh baya itu.Selama tujuh tahun terakhir ini Amora tidak pernah mencari masalah demgan siapa pun. Jika bisa menghindari masalah, ia pasti akan melakukannya. Tidak ada hal yang diinginkan Amora selain hidup damai bersama putranya saat ini.Akan tetapi, ternyata ada orang-orang yang tidak menyukai ketenangan hidupnya seperti Julia Brown atau mungkin Chelsea Harrison. Kedua nama itulah yang muncul di dalam benaknya ketika Emma mengajukan pertanyaan itu."Begitukah? Apa mereka salah sasaran ya?" Emma kembali bertanya. Ia tampak berpikir k
Magbasa pa

Bab 56 - Tidak Boleh Bergantung Dengannya

“Sudah. Jangan menangis lagi.”Amora mengusap wajah putranya yang telah dipenuhi dengan air mata. “Mama juga,” ucap Rayden seraya tertawa kecil. Ia ikut mengusap kedua pipi ibunya yang basah.Amora tersenyum, lalu mengambil minuman yang belum sempat diteguknya tadi untuk putranya.Rayden meneguk sedikit, lalu memberikannya kepada ibunya tersebut. Kedua manik mata mungilnya menatap ibunya dengan lekat dan penuh rasa ingin tahu.“Jadi bagaimana dengan lelaki di kencan tadi, Ma?”Amora hampir saja tersedak dengan pertanyaan putranya tersebut. "Kamu ini ... masih belum menyerah juga?" gerutunya.Anak laki-laki itu memamerkan deretan giginya yang rapi, kemudian bertanya dengan penuh selidik, “Apa Mama tidak menyukainya?” selidiknya. Ia masih berusaha mengorek informasi dari bibir ibunya atas kencan buta yang dihadiri ibunya siang ini.Emma juga ikut mendengar dengan antusias.“Dia penipu. Lain kali kamu jangan asal mendaftarkan kencan buta untuk Mama, Ray,” tukas Amora dengan tegas. Mempe
Magbasa pa

Bab 57 - Memanfaatkan Kekuasaan

Gedung Perkantoran Royal Dragon.Regis melangkah dengan cepat memasuki ruang kerjanya. Ia menghempaskan tubuhnya di atas kursi kebesarannya. Seperti biasanya, wajahnya terlihat dingin tanpa ekspresi.Setelah membatalkan seluruh kencan butanya hari ini, Regis memilih untuk kembali ke kantor.Mark tidak mengikutinya kembali karena harus mencari beberapa informasi terkait yang dibutuhkan Regis.Regis menekan tombol interkomnya dan menekan satu nomor yang terhubung langsung ke extention milik sekretarisnya, Monica Grant.“Bawakan seluruh data donasi yang saya minta kemarin!” titah Regis kepada sekretarisnya tersebut.Tanpa menunggu jawaban dari seberang interkom tersebut, Regis langsung memutuskan sambungan interkom tersebut. Tidak berapa lama kemudian, suara ketukan terdengar dari balik pintu ruangan kerjanya itu.“Masuk!” seru Regis tanpa menoleh. Ia sedang memainkan gawai di tangannya.Monica Grant melangkah masuk dengan penuh kewaspadaan. Ia sangat jarang berhubungan langsung dengan a
Magbasa pa

Bab 58 - Menunggu

“Apa kamu benar mau kembali ke rumahmu lagi, Amora?” Emma Adams menatap Amora yang sedang membereskan beberapa barang pribadinya ke dalam koper. Wanita paruh baya itu berusaha membujuk Amora agar tetap tinggal bersamanya. Satu minggu sudah berlalu sejak peristiwa ancaman yang dilakukan oleh para pelaku yang tidak dikenal. Sudah satu minggu pula Amora dan putranya tinggal di kediaman Emma Adams. Siang ini Amora memutuskan untuk kembali ke rumahnya sendiri. Ia tidak ingin terus merepotkan wanita paruh baya itu. Meskipun Emma tidak merasa direpotkan sedikit pun, tetapi Amora tetap tidak ingin hidup bergantungan dengan wanita paruh baya itu. Apalagi ia mendengar jika putra Emma akan datang menemui Emma akhir pekan nanti. Sebagai seseorang yang tidak memiliki hubungan darah dengan wanita paruh baya itu, Amora merasa tidak nyaman apabila nanti putra Emma bertanya tentang keberadaannya di rumah itu. Ia berpikir lebih baik jika ia memang meninggalkan rumah wanita paruh baya itu hari ini.
Magbasa pa

Bab 59 - Menjemput

Suara bel yang berbunyi di seluruh penjuru Sekolah Internasional Marionette merupakan hal yang paling dinantikan oleh semua siswa sekolah tersebut. Beberapa deret mobil mewah telah berbaris rapi di depan pintu masuk gedung sekolah itu untuk menjemput pulangnya para siswa-siswi berstatus elit.Hari ini seluruh siswa tersebut pulang lebih awal karena baru saja menyelesaikan ujian pertengahan semester sehingga tidak mengherankan apabila lahan parkiran menjadi sangat padat dibandingkan hari-hari biasanya.Terlihat sosok Mark Carter yang sedang berdiri di depan pintu masuk tersebut. Manik matanya memandang dengan awas ke beberapa wajah siswa-siswi yang satu per satu mulai keluar dari dalam gedung sekolah tersebut.Pandangannya pun terhenti pada sosok seorang gadis remaja yang sedang tertawa dan bercanda ria dengan teman-teman di sekelilingnya.“Nona,” sapa Mark ketika tatapan mereka saling beradu.Senyuman di wajah Alicia Lorenzo langsung memudar. Langkahnya perlahan terhenti dan menatap t
Magbasa pa

Bab 60 - Pemilik Punggung yang Indah

Seulas senyuman penuh makna terukir di bibir Alicia. Netra birunya yang menawan tampak berbinar saat membaca pesan masuk di dalam gawainya.Pesan tersebut berasal dari Amora yang sudah dikirimkan sekitar lima belas menit yang lalu, tetapi Alicia baru saja membukanya. Ia pun membalas pesan tersebut dengan cepat.[Tunggu saja. Saya sudah di jalan.]Tentu saja Alicia berbohong. Ia baru saja melewati kafe tempat pertemuan mereka dan tidak meminta Mark ataupun kakaknya untuk mengantarkannya ke sana sebentar.Tidak berapa lama pesan Alicia mendapat balasan kembali.[Apa masih lama, Nona? Saya masih ada urusan lain.]Bibir Alicia berdecak sebal. Ia tampak berpikir keras sejenak, kemudian kembali mengetikkan balasan kepada wanita tersebut.[Tunggu saja. Awas saja kalau sampai saya ke sana dan kamu tidak ada di sana!]Seringai licik terbit di sudut bibir Alicia. Ia sangat puas dengan balasan yang dikirimkannya. Ia yakin wanita yang sedang menunggunya itu tidak akan pergi sebelum dia tiba di sa
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
53
DMCA.com Protection Status