“Ma-maafkan saya. Tadi saya sudah lancang memanggil Paman seperti itu,” cicit Rayden dengan wajah tertunduk.“Saya tahu kalau Paman pasti marah karena gara-gara saya, Paman jadi malu di depan orang-orang,” lanjut Rayden lagi.Tadi putra Amora itu memang keceplosan. Ia benar-benar tidak menyangka akan bertemu kembali dengan pria yang telah menjadi sosok ayah idamannya sejak awal pertemuan pertama mereka.Karena tindakan spontannya tadi, ia malah dianggap tidak memiliki tata krama oleh ibunya Benjamin. Sebenarnya ada rasa sesal di dalam hati Rayden dengan sikapnya tersebut walaupun tadi ia enggan mengakuinya.Regis mengulum senyumnya, lalu mengusap puncak kepala anak laki-laki itu dan berkata, “Siapa bilang kalau saya malu? Memangnya dari segi mana kamu melihat saya marah, hm?”Rayden mengangkat wajahnya dengan cemas, lalu bertanya, “Paman sungguh tidak marah?”Lengkungan di bibir Regis semakin dalam. “Tidak. Untuk apa saya marah? Apa memanggil saya seperti itu adalah penghinaan?” ucapn
Last Updated : 2023-08-05 Read more