“Ya, kamu benar. Memang bukan urusanku. Tapi, aku tidak menyangka kalau kamu akan berakhir seperti ini. Ternyata roda membawamu hingga ke titik ini dan berhenti.”Rahang Amora mengetat mendengar sindiran yang dilayangkan Hilde. Akan tetapi, ia mencoba untuk mengabaikan hal tersebut.Di satu sisi, Rayden menilik kepalan tangan ibunya yang mengetat. Ia menerka jika ibunya sedang berusaha menahan amarah di dalam dada. Refleks, Rayden melayangkan tatapannya dengan tajam kepada wanita yang menjadi penyebab kemarahan ibunya tersebut.Amora memaksakan seulas senyuman. “Semua belum berakhir, Hilde. Jangan terburu-buru mati dulu,” balasnya yang membuat air muka Hilde menggelap.Amora tidak tahu dari mana Hilde mendengar tentang masalahnya. Meskipun penasaran, tetapi ia tidak ingin memperpanjang masalah tersebut di depan Rayden.Putranya itu sedang mendengarkan pembicaraan mereka dengan wajah penuh rasa ingin tahu. Masa lalunya adalah bagian hidup Amora. Ia tidak ingin kehidupan murni putranya i
Baca selengkapnya