Jodhiva mengangguk.Dacia menuruni mobil, lalu memasuki rumah.Kemudian, Jodhiva mengendarai mobilnya kembali ke Vila Bagya. Mobil diparkirkan. Jodhiva pun menuruni mobil. Saat ini, tampak Jerremy sedang bersandar di depan pohon. Dia melepaskan headset-nya, lalu berkata, “Kak, apa perlu kamu berhubungan sedekat itu dengan Dacia?”Jodhiva berhenti di depan Jerremy, lalu tersenyum padanya. “Dia itu temannya Jessie. Aku hanya mengantarnya pulang saja. Memangnya kenapa?”Jerremy melipat kedua tangannya di depan dada. Dia memalingkan kepalanya. “Teman apaan! Hati manusia bisa berubah. Sekarang mereka memang masih berteman, tapi tidak berarti mereka akan berteman di kemudian hari.”Kali ini, terdengar suara tawa Jodhiva. “Sepertinya kamu memiliki bias terhadapnya?”Jerremy tertegun sejenak. Raut wajahnya kelihatan muram. “Dia itu wanita yang sangat arogan. Cuma Jessie saja yang peduli sama dia. Sekarang, bahkan, Kak Jody juga …. Pokoknya jangan sampai kalian dimanfaatin dia nantinya.”Jodhiv
Baca selengkapnya