All Chapters of Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan: Chapter 121 - Chapter 130
165 Chapters
Bab 121 Alat Pelampiasan Fernando
Fernando mendekatkan wajahnya pada wajah Lita, semakin dekat. Dengan rakus lelaki itu menyambar bibir Lita, lalu melumatnya. Mata Lita membelalak mendapatkan perlakuan mendadak dari suaminya tersebut. Namun semakin lama dia semakin menikmatinya.Saat hanya nafsu yang ada di dalam diri Fernando. Menikmati hubungan suami istri karena menyalurkan hasratnya yang sempat tertunda karena melihat Shanaz tadi. Dia bahkan tidak peduli walau tadi sedang ada masalah dengan Lita.Fernando mulai mengabsen rongga mulut Lita. Istrinya tak mau kalah. Lita mulai membalas permainan lidah dari Fernando, membuat keduanya semakin dibakar gelora asmara.Fernando melonggarkan sedikit posisinya untuk melepas celananya. Setelah itu membuka pakaian Lita. Hal yang sama dilakukan oleh Lita. Dia tak mau kalah menyingkap kaos yang dipakai oleh Fernando. Kini keduanya dalam keadaan polos tanpa sehelai benang yang menutupi seluruh tubuhnya.Fernando meremas kedua buah dada Lita dengan liar. Sesekali keluar desahan ke
Read more
Bab 122 Hal Yang Lebih Penting 
Fernando yang tersadar dari lamunannya kemudian membantu Shanaz untuk kembali berdiri dengan tegak. Lalu membenarkan bajunya yang tak berantakan. Shanaz melakukan hal yang sama, membenarkan pakaiannya juga."Hati-hati lain kali," ucap Fernando tanpa memandang ke arah Shanaz. Itu karena dia takut salah tingkah lagi."Iya Tuan. Saya minta maaf atas kecerobohan saya tadi," sahut Shanaz. Ia lalu berjalan ke arah Kenny lalu menggendongnya. Namun bayi itu masih menangis. "Kenapa dia masih menangis?" tanya Fernando tak mengerti."Tuan Muda Kenny haus Tuan. Apa boleh saya minta bantuan Tuan untuk menggendong Tuan Muda? Selagi saya membuatkan susu," pinta Shanaz.Fernando menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Kemari, datanglah kepada Ayah, nak," ucap Fernando sambil mengulurkan kedua tangannya ke depan.Dengan hati-hati Shanaz menyerahkan Kenny kepada Fernando. Kini bayi kecil yang lucu itu sudah berpindah tangan pada gendongan Fernando. Shanaz bergerak cepat untuk membuatkan susu formula unt
Read more
Bab 123 Anak Kandung Yang Sebenarnya
2 orang lelaki berpostur tinggi besar, dan dengan otot-otot yang kuat memegangi Galih. Sehingga membuatnya tak bisa melawan. Mau kabur saja tidak bisa. Sehingga hanya bisa pasrah menerima pukulan demi pukulan yang dilayangkan kepada dirinya.Istri Galih yang tidak lain adalah Yuni tak berniat menolong lelaki yang sudah lama menikahinya itu. Meskipun Galih memohon pertolongan darinya. Tetapi dia tidak peduli."Yuni, aku mohon tolong aku, Yuni…" rintih Galih.Air mata Yuni telah membanjiri kedua pipinya, namun enggan menolong. "Aku tidak sudi menolongmu lagi. Kamu sudah keterlaluan," sahutnya.Bug! Satu pukulan melayang dan mendarat di pipi sebelah kiri Galih, terasa sangat perih hingga membuat lelaki itu meringis, karena kesakitan. "Ini untuk istri yang telah kamu aniaya," ucap Lita dengan wajah yang sangat menakutkan, seakan hari itu Lita adalah perwakilan malaikat kematian untuk Galih.Galih sudah tak berdaya namun tak menyurutkan niat Lita untuk tetap menyiksanya. Sekali lagi ia mem
Read more
Bab 124 Kenny Kesayangan Keluarga
Shanaz selesai mandi. Dia sengaja mandi dengan tempo yang lebih cepat dari biasanya. Shanaz takut Lorenzo dan Meisya tak dapat mengatasi saat Kenny menangis atau membutuhkan sesuatu. Namun yang terjadi tidak demikian. Kenny terlihat sangat bahagia diasuh oleh paman dan tantenya. Ia sangat menikmatinya dengan bukti tertawa riang. Shanaz masuk ke dalam kamar Kenny.Langkah kaki Shanaz sempat terhenti di balik dinding kamar Kenny. Ia harus menata hatinya, saat harus kembali berhadapan dengan Lorenzo. Lelaki yang membuat hatinya terasa bergetar saat ada di sampingnya.Shanaz mengambil napas dalam-dalam lalu mengembuskan perlahan. Dia harus melawan gejolak hatinya dan bersikap senormal mungkin di depan Lorenzo. Apalagi lelaki itu kini sedang dekat dengan Meisya. Shanaz akan mendukung dan berdoa semoga hubungan Lorenzo dan Meisya dapat langgeng dan sampai ke pelaminan. Karena Meisya adalah gadis yang baik. Setelah merasa lebih tenang Shanaz kemudian berjalan masuk ke dalam kamar Kenny."Wa
Read more
Bab 125 Nasip Karir Shanaz
Dari raut wajah Shanaz yang tampak gelisah. Fernando mencium ada sesuatu yang mencurigakan. Karena malu urusan rumah tangganya diketahui oleh Meisya. Jadi Fernando meminta berbicara 4 mata dengan Shanaz."Sepertinya ada yang perlu aku tanyakan padamu. Bisakah kita bicara berdua?" tanya Fernando.Shanaz mengangguk. "Baik Tuan Fernando," jawabnya. Sementara reaksi 2 orang lainnya, yaitu Lorenzo dan Meisya hanya fokus menatap ke arah Shanaz.Lalu Shanaz dengan sopan berpamitan kepada Lorenzo dan Meisya. "Kalau begitu saya izin keluar dulu Nona Meisya, Tuan Lorenzo.""Iya Nabila," sahut Meisya. Sementara Lorenzo hanya mengangguk, dan tanpa mengeluarkan kata.Fernando berjalan duluan. Shanaz mengekor di belakangnya, Fernando mengajak Shanaz menuju ke ruang makan. Lalu menyuruh Shanaz untuk duduk."Duduklah," suruh Fernando dengan menunjuk ke kursi yang ada di sampingnya. Shanaz mengangguk. "Baik Tuan Fernando," sahutnya. Lalu menempati kursi yang ditunjuk oleh Fernando."Lita baru pergi a
Read more
Bab 126 Lolos Dari Masalah
Niat Lita adalah menginterogasi Shanaz. Apakah dia yang sudah memberitahu Fernando mengenai absennya dia dari vaksin Kenny tadi pagi. Namun ia dibuat terkejut dengan adanya Meisya dan Lorenzo yang masih ada di kamar Kenny.Namun hal itu tak menyurutkan niatnya untuk tetap melabrak Shanaz. Jika perlu dia akan memecat pengasuh anaknya yang dinilai tidak tahu diri tersebut. Lita menatap tajam ke arah Shanaz dan menunjuk Shanaz dengan jari telunjuknya dengan ekspresi wajah membunuh. "Kau! Pasti kau yang sudah berkata macam-macam kepada suamiku kan?!" tuduh Lita.Shanaz merasa sangat ketakutan, karena apa yang dikatakan oleh Lita sebenarnya memang benar. Tetapi mengakuinya bukan jalan yang tepat saat ini. Bisa habis karirnya di rumah Fernando detik itu juga.Lorenzo dan Meisya saling bersitatap. Dalam kepala mereka memiliki pertanyaan yang sama. "Ada apa ini?" tanya Lorenzo akhirnya buka suara. Karena ia sangat penasaran. Sementara Meisya masih bungkam.Akan tetapi lama-lama Meisya merasa
Read more
Bab 127 Tangisan Bayi Lainnya
"Tekanan darah Ibu tinggi. Lalu dibawa ke rumah sakit. Karena panik aku langsung ke sana," jawab Lita. "Mengertilah bahwa Ibu saat itu sangat membutuhkan aku," lanjut Lita yang sengaja memasang wajah sedih agar Fernando mempercayai aktingnya.Dan seperti yang telah diharapkan oleh Lita. Fernando akhirnya hatinya luluh. Dia sudah ikhlas dengan semua yang terjadi. Apalagi setelah Lita menghambur dan memeluknya. Semua kekesalan itu bak es batu yang mencair. "Tolong maafkan aku ya," ucap Lita. Ucapan itu hanya dari bibirnya. Namun hatinya sebenarnya tak tulus mengatakannya.Fernando mengusap lembut punggung Lita lalu tersenyum. "Iya. Tapi lain kali kamu harus memberi aku kabar, agar tak membuat khawatir," sahutnya.**Sementara itu di kamar Lorenzo, suasana menjadi hening. Antara Lorenzo dan Shanaz tak saling bicara karena didera rasa canggung. Kenny sudah tertidur dengan pulas. Karena tak ada yang bisa Lorenzo lakukan jadi dia memilih untuk keluar dari kamar Kenny.Lorenzo bangkit dan
Read more
Bab 128 Nyaman Dalam Dekapan Ibu
Shanaz masih bisa mendengar suara nyaring tangisan bayi yang ternyata bukan Kenny. Ia lalu mengikuti ke sumber suara. Demi memenuhi rasa penasarannya.Shanaz terus berjalan, dan suara itu berhenti di kamar Yuni. Ia baru paham ternyata suara tangisan itu berasal dari bayi yang ada di atas ranjang Yuni. Bayi itu menangis karena popoknya sudah penuh, dan Yuni sedang menggantinya dengan yang baru."Jadi ini anak Bibi?" tanya Shanaz. Yuni menoleh sebentar lalu menganggukkan kepalanya. "Iya benar. Dia adalah anakku yang aku ceritakan tadi," jawab Yuni yang lalu kembali fokus dengan kegiatan mengganti popok bayinya."Apa suami Bibi tidak keberatan, Bibi membawa anaknya ikut bekerja di sini?" tanya Shanaz. Entahlah, begitu banyak sekali pertanyaan yang berseliweran di kepalanya. Rasanya dia harus menulis pertanyaannya pada selembar kertas dan memenuhinya. Karena dia merasa banyak kejanggalan."Dia ada di penjara saat ini. Jadi akulah tulang punggung, sekaligus kepala keluarganya. Tidak ada y
Read more
Bab 129 Cinta Tulus Ibu
Fernando dan Lita datang ke kamar Kenny. Setelah mendengar suara tangisan bayi. Fernando menanyakan apa yang terjadi. Sedangkan Lita bergerak cepat menggendong Felicia.Shanaz sedikit tercengang dengan pemandangan yang barusan dilihatnya. Lita mengurus anaknya saja malas-malasan. Kenapa kini malah mau bersusah payah mau menggendong Felicia yang merupakan bukan siapa-siapanya.Namun pertanyaan itu hanya mampu dipendamnya. Setelah selesai membuat susu formula untuk Kenny kemudian Shanaz menghampiri Kenny dan memberikan susu tersebut. Ia sudah tidak terlalu panik sebab bayi itu juga sudah tenang dalam dekapan hangat Yuni."Kemarikan Tuan Muda, Bi. Biar saya saja yang gendong," pinta Shanaz merentangkan tangannya. "Bibi gendong saja Felicia," lanjutnya. Yang ditakutkan oleh Shanaz kalau sampai Lita mengamuk karena Kenny tak diutamakan. Namun ternyata hal itu terpatahkan dengan ucapan Lita yang tiba-tiba masih ingin menggendong Felicia. "Dia sudah terlanjur nyaman dengan Yuni. Berikan saj
Read more
Bab 130 Belum Ikhlas Sepenuhnya
Lita membuka pintu, sudah ada Fernando yang berdiri di depan pintu. "Ibu mengundang kita untuk makan malam di rumahnya," ucap Fernando."Kapan?" tanya Lita."Sekarang. Kamu siap-siap ya," jawab Fernando."Pantas saja Ibu tidak pulang seharian ini," ucap Lita sambil berjalan keluar dari kamar Yuni. Saat kakinya melangkah, Lita masih memikirkan tentang tempat tidur untuk anaknya.Saat Lita dan Fernando mau masuk ke kamar. Ibunya datang. Lita menghampirinya. "Fernando bilang ibu mau mengadakan acara di rumah. Acara apa Bu?" tanya Lita penasaran."Aku mau membuat kopi. Kamu bisa mengikutiku ke dapur jika ingin mengetahui jawabannya," jawab Santi. "Kamu sama Ibu ya. Aku mau masuk ke kamar dan mandi," ucap Fernando.Lita mengangguk. Kemudian Fernando masuk ke dalam kamar. Sedangkan Lita dan Santi berjalan menuju ke dapur.Selembar kertas di tangan Santi rupanya membuat Lita menjadi penasaran. "Apa yang sedang Ibu bawa?" tanyanya.Santi menunjukkannya pada Lita. "Ini adalah daftar masakan y
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status