Semua Bab Tukar Jiwa: Dendam Nyonya di Tubuh Kepala Pelayan: Bab 111 - Bab 120
165 Bab
Bab 111 Masih Ada Luka
Sudah lama berada di rumah Lita, akan tetapi Fernando tak kunjung memberi kabar gembira kelahiran anaknya kepada ibu dan ayahnya. Tanpa sepengetahuan dari anak dan menantunya ibunya Lita memutus untuk menghubungi besannya. Ia mencari kontak dengan nama ibunya Fernando, lalu menekan tombol panggil."Halo, Bu Santi. Ada berita bahagia yang ingin saya sampaikan kepada Ibu," ucap Mira saat sambungan teleponnya sudah terhubung dengan Santi."Berita bahagia? Berita bahagia apa ya Bu?" tanya Santi penasaran."Saya mau menyampaikan kalau Lita telah melahirkan Bu," jawab Mira dengan nada sangat bersemangat."Melahirkan? Kapan Bu?" Santi bertanya dengan menahan sesak di dadanya. Apa maksudnya semua ini. Tiba-tiba Lita sudah melahirkan. Tak seharusnya seperti ini. Santi sangat kecewa."Sudah tadi pagi, Bu. Dan berjalan dengan lancar, sehat semuanya," jawab Mira. Dia belum sadar ada seseorang yang kecewa dengan kabar yang ia berikan di ujung telepon.Mira bicara panjang lebar. Akan tetapi Santi
Baca selengkapnya
Bab 112 Akibat Keegoisan
"Aku melakukan ini hanya demi Ibu dan Ayahku. Bukan karena telah memaafkan kamu," jelas Fernando.Senyum di bibir Lita langsung luntur. Dadanya bagaikan dihantam oleh batu yang besar. Orang lain tak akan dapat melihat luka di hati Lita yang menganga. Tubuh Lita langsung berubah menjadi ringan. Ia langsung jatuh pingsan. Fernando menahan tubuhnya. Suasana berubah menjadi cemas. Semua orang ikut khawatir dengan kesehatan Lita. "Ada apa?" tanya salah seorang tamu dengan nada cemas.Banyak suara tamu membahas Lita, akan tetapi Fernando tak memedulikannya. Menggotong tubuh Lita menuju ke mobil Fernando.Shanaz bergegas mengikuti langkah Fernando. "Apa yang terjadi Tuan?" tanyanya."Aku tak bisa menjelaskannya sekarang. Lita harus segera mendapatkan pertolongan dari medis," jawab Fernando.Shanaz mengangguk. Salah satu kakinya sudah masuk ke dalam mobil. Namun suara ibunya Lita dengan tegas melarangnya."Tunggu! Kamu tidak boleh ikut!" Ibunya Lita melarang dengan gigi yang terdengar gemer
Baca selengkapnya
Bab 113 Sebuah Nama
"Ke mana bayiku?" tanya Fernando kepada orang-orang yang masih berada di luar ruang pemeriksaan. Di sana ada ibunya, ayah dan ibunya Lita. Fernando tak menyadari bahwa ada 1 orang yang hilang. Dia adalah Shanaz."Anakmu tadi menangis, dan tak ada seorangpun yang bisa menenangkan dia kecuali Nabila," jawab Santi. Dia sengaja melihat ke arah Mira. Menegaskan bahwa Nabila punya jasa yang bisa diperhitungkan.Fernando menghela napas lega dan mengelus dadanya sendiri. "Syukurlah kalau begitu. Tadi aku panik saat mendengar tangisan," ucapnya."Dia dalam keadaan yang baik. Jangan khawatir," sahut ayahnya. Sementara Mira tak bisa berkutik. Dia tadi sudah berusaha untuk menenangkan bayinya. Hanya saja tak berhasil, masih tetap menangis. Dan setelah dalam dekapan Shanaz anak itu diam. Bahkan dapat tertidur dengan pulas.Kini yang menjadi pertanyaan Fernando, di mana bayinya saat ini? Ia sudah mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Tak ada Shanaz atau bayinya di sana. Boleh kan dia menengok mak
Baca selengkapnya
Bab 114 Cinta Lama Belum Selesai
"Maaf Nyonya Mira. Saya ingin menyampaikan bahwa Nyonya Lita mencari Anda," ucap pelayan itu."Aku akan ke sana sekarang," sahut ibunya Lita.Ibunya Lita menghentikan langkahnya, saat menyadari tak ada pergerakan dari Fernando. Lalu membalikkan badannya. "Kenapa kamu masih di sini?" tanyanya."Lalu harusnya aku bagaimana?" pikir Fernando tak mengerti. Tetapi hanya di dalam hatinya."Masih diam saja. Ayo ikut masuk dengan ibu," ajak ibunya Lita dengan mengeraskan rahangnya. Dari tadi wajah mereka saling kaku, tak ada kedamaian antara satu dan lainnya.Tak ingin dituduh macam-macam akhirnya Fernando memilih untuk ikut dengan mertuanya. Ia khawatir ibunya Lita akan bercerita yang tidak-tidak mengenai dirinya dan Shanaz. Jadi ia mencari aman saja."Baiklah. Mari kita kembali ke ruang pemeriksaan," sahut Fernando. Mereka berdua lalu berjalan menuju ke ruang pemeriksaan, Shanaz menyusul, untuk mengetahui info terbaru mengenai kondisi kesehatan Lita. Lagipula bayi Fernando tidur dengan pulas
Baca selengkapnya
Bab 115 Bukan Putra Kandungku
"Siapapun wanita pilihanmu. Ayah mendukung. Yang paling terpenting ikutilah kata hatimu," ucap Damar menasehati anak sulungnya.Lorenzo mengangguk, lalu tersenyum. "Iya Ayah. Aku akan selalu mengingat nasihat dari Ayah," sahutnya. "Terimakasih," ucap Lorenzo setelah itu.Ayahnya hanya mengangguk, lalu tersenyum. Sama seperti yang ibunya lakukan dia menepuk pundak Lorenzo sebelum pergi. Fernando berjalan mengiringi langkah ayahnya. Sementara Lorenzo masih terpaku di sana. Seharusnya dia senang karena mendapatkan dukungan dari seluruh keluarganya. Akan tetapi malah pikirannya lari kepada Shanaz, yang dia kira adalah Nabila. Dulu awal-awal dekat dengan Shanaz, Lorenzo mengira cintanya akan dibalas oleh Shanaz. Akan tetapi yang membuat Lorenzo tak mengerti Shanaz malah menjauhinya. Lorenzo tak paham apa salahnya.Lorenzo menggelengkan kepalanya dengan cepat, saat menyadari kebodohannya karena terlalu memikirkan tentang Shanaz. Ia belum mempunyai hubungan apapun dengan Meisya selain hubun
Baca selengkapnya
Bab 116 Nama Adalah Doa
Lita memiringkan kepalanya mendengar suaminya akan menamai bayinya. Dia menjadi penasaran. "Katakan. Aku penasaran dengan nama yang kamu rangkai untuk anak kita.""Aku ingin memberi nama anak kita Kenny," jawab Fernando. "Kenny Antonio," lanjutnya melengkapi nama untuk anaknya.Lita tersenyum, kemudian manggut-manggut. Dia senang dengan nama yang disematkan oleh Fernando kepada bayi itu. "Nama yang sangat bagus," puji Lita."Hmm. Artinya juga sangat bagus," ucap Fernando.Lita mengerutkan keningnya sambil memiringkan kepalanya. "Memang apa arti nama anak kita ini?" Lita lagi-lagi dibuat penasaran oleh Fernando."Seperti yang kamu tahu Antonio aku ambil dari nama keluarga ini yang artinya layak dipuji dan berguna. Sedang Kenny artinya penuh ide dan apa adanya," jelas Fernando dengan bangga. "Aku suka sesuatu yang apa adanya dan sebuah keterbukaan," lanjutnya.Lita senang mendengar nama penuh arti yang dirangkai dengan tulus oleh Fernando. Akan tetapi arti Kenny yang berarti apa adanya
Baca selengkapnya
Bab 117 Cara Mengambil Hati Fernando
Lita menaikan satu alisnya, seolah menantang Fernando untuk melanjutkan ucapannya. "Teruskan. Atau kamu akan apa jika aku tetap pergi?" Mengusir wanita yang telah dinikahinya tersebut. Itulah yang ingin dilakukan oleh Fernando. Tetapi mana bisa, setelah mengingat Lita telah melahirkan bayi laki-laki yang tampan dan menggemaskan seperti Kenny. Fernando hanya bisa mengepalkan tangannya menahan emosi."Aku mohon. Setidaknya kamu gendong sebentar anakmu agar berhenti menangis," pinta Fernando dengan menyatukan kedua telapak tangannya. Akan tetapi mirisnya Lita tak memedulikannya. Meskipun Fernando sudah menatapnya dengan tatapan mata yang memelas. Lita tetap bersikukuh untuk pergi dengan temannya. "Aku tidak bisa. Nanti aku akan terlambat," tolaknya.Perasaan Fernando berubah menjadi kesal. Menatapnya dengan tatapan mata yang tajam. "Ibu macam apa kamu! Dasar tidak wanita tak punya perasaan!" umpat Fernando dengan napas yang memburu. Wanita macam apa yang telah dinikahi oleh Fernando.
Baca selengkapnya
Bab 118 Seputar Perkembangan Bayi
Fernando memanggil Shanaz. Lalu Shanaz membalikkan badannya lagi ke arah Fernando. "Iya Tuan. Ada yang Anda butuhkan lagi?" tanya Shanaz. "Apa kamu masih banyak pekerjaan?" tanya Fernando dengan raut wajah ragu. "Saya mau mengembalikan nampan ini ke tempatnya Tuan," jawab Shanaz dengan menunjukkan nampan yang ia bawa.Fernando menggelengkan kepalanya pelan. "Lakukan nanti saja. Dan bisakah kamu menemaniku sejenak di sini?" pinta Fernando.Banyak hal yang menjadi khawatiran Shanaz untuk meladeni permintaan mantan suaminya itu. Lita atau seseorang akan berpikir yang tidak-tidak melihat mereka berdua berbincang-bincang di ruang tengah. Meskipun niat Shanaz memang ingin menjerat Fernando, ia tetap harus berhati-hati dengan kemungkinan itu. Karena dia bisa dipecat dan kehilangan kesempatan untuk balas dendam.Tak lantas menjawab membuat Fernando menjadi menebak. "Kenapa? Kamu takut Lita akan cemburu? Atau seseorang akan membuat gosip tentang kita?" Shanaz mengangguk. "Saya takut dipecat
Baca selengkapnya
Bab 119 Hanya Ada Rasa Menyesal
Fernando tertidur karena lelah. Setelah menunggu istrinya tak kunjung pulang. Sebelumya Fernando juga telah menyuruh Shanaz untuk kembali ke kamarnya. Khawatir Lita akan salah paham jika Shanaz masih ada di ruang tengah bersamanya.Fernando terbangun dan membuka matanya yang masih berat. Ketika merasakan ada yang menepuk pundaknya. Matanya yang masih merah karena mengantuk menatap tajam ke arah Lita."Dari mana saja kamu? Larut malam begini baru pulang," tanya Fernando bernada keluhan."Aku kan sudah bilang tadi pergi dengan teman-temanku. Apa kamu mau aku menghubungi salah satu dari mereka untuk menanyakannya?" tantang Lita.Fernando tak meragukan ke mana perginya istrinya. Hanya saja yang ia tidak suka istrinya jauh lebih memilih mementingkan teman sosialitanya ketimbang anaknya sendiri. Itulah yang dibenci Fernando dari Lita."Aku percaya akan hal itu. Hanya saja kamu setiap hari pergi dan tak pernah menjadi ibu yang baik untuk Kenny," ucap Fernando menumpahkan kekesalan yang ada d
Baca selengkapnya
Bab 120 Gara-gara Baju Seksi
Fernando menelan salivanya dengan susah payah. Suasana tiba-tiba menjadi panas. Wajah Fernando berubah menjadi memerah seperti tomat karena salah tingkah. Dan semua itu akibat melihat penampilan Shanaz yang kelewat seksi tersebut.Mata Fernando bahkan tak bisa berkedip. Menyaksikan kerah gaun dengan model v yang belahan dada rendah. Lebih parahnya Shanaz sedang tak menggunakan bra, sehingga ujung dadanya menonjol dengan jelas. Menyadari hal itu Shanaz segera menutup pintu dan bersembunyi di balik pintu kamarnya."Maaf Tuan. Saya tidak tahu jika Tuan Fernando yang datang," ucap Shanaz. Dengan kepala yang menyembul dari balik pintu. Rambut panjangnya yang biasa dicepol terurai dengan indah. Fernando hampir gila karena hampir tidak bisa menahan diri. Setelah tersadar dia menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia lalu menurunkan pandangannya. Padahal semua itu juga sudah terlambat, tubuh seksi Shanaz juga tak terlihat lagi. "Seharusnya aku yang minta maaf padamu, karena menganggu istiraha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status