“Apa nggak sebaiknya ke rumah sakit aja, Bu?” Sonya menyarankan usai memberikan gelas berisi air hangat. Anne menggeleng pelan sekali.“Saya hanya perlu istirahat sebentar, tolong kamu handle para pelanggan, ya,” pintanya. “Nanti kalau ada pelanggan VIP yang tanya, bilang saja saya sedang keluar.”Sonya mengangguk. “Baik, Bu. Kalau ada perlu apa-apa, Ibu bisa panggil saya.”“Makasih, Nya.” Anne berusaha tersenyum ramah ketika pusing menyergap kepala. “Soal Bu Ina, jangan beri tahu apa pun soal kondisi saya ini ya. Kamu bisa tutup mulut, ‘kan?”“Tentu, Bu.”Gadis itu pergi keluar ruangan, meninggalkan Anne sendirian. Tak ada keraguan atau kekhawatiran pada anak buahnya yang satu itu, meski kelihatan cukup patuh pada Ina. Mau tak mau Sonya harus patuh pada ucapan Anne selaku atasannya yang baru.Anne meraih gelas berisi air hangat itu setelah memasukkan dua butir obat ke mulut. Sudah beberapa hari ini, ia sering mengeluh pusing. Tiap bangkit dari duduk sehabis memeriksa laporan, terkada
Last Updated : 2023-08-27 Read more