Bersama kantong belanja yang baru diberikannya pada Rina, si asisten, Anne menghela napas panjang. Kakinya begitu berat ketika digerakkan menuju pintu rumah. Meski sudah ada asisten lain yang menyambut kedatangannya, tetap saja tak membantu sama sekali.“Air hangat untuk berendamnya sudah saya siapkan, Nyonya,” ujar asisten lain. “Apa mau mandi sekarang?”Anne berhenti sesaat, lalu mengangguk pelan. “Boleh,” balasnya. Matanya kini beralih pada Rina yang melangkah cepat menuju living room. “Mara ke mana, Rin?”Wanita muda itu memutar kepala, menghentikan langkah untuk menjawab, “Ada di kamar, Nyonya. Mau saya panggilkan?”“Nggak usah, kamu siapkan aja makan malam buat dia,” titahnya. “Saya nggak perlu, udah makan banyak di luar tadi.”“Baik, Nyonya.”Semenjak tahu rahasia besar antara Pramam dan Mara, Anne kini mulai menjaga jarak. Ia tak lagi singgah ke kamar Mara untuk menanyakan kondisi ataupun saling berbagi. Ya, meskipun kerenggangan itu sudah terjalin sejak Anne diminta mengurus
Last Updated : 2023-09-12 Read more