"Monica!" "Nyonya!""Nyonya Monica, bangunlah!" Damar berteriak membuat kupingku terasa pecah.Asragfirullah, ternyata aku hanya mimpi. Aku bahkan menepuk pipiku. Begitu jelas sekali mimpi tadi ketika abang Brayen menceraikanku. Cukup lama aku termenung sendiri. Apakah itu yang akan kurasakan hari ini? Benar-benar seperti kenyataan."Astagfirullah, tidur kok pulas begitu!" tegas Mona yang ikut geram melihatku. Ternyata kami sudah sampai di lokasi. Mona sudah sedari tadi menunggu, tetapi aku tak kunjung keluar dari mobil. Mimpi itu sungguh menyeramkan menurutku."Tumben lihat orang tidur seperti itu," balas Damar."Aduh, maaf," jawabku. Kata orang mimpi buruk jangan diceritakan. Biarlah aku simpan sendiri, meski sebenarnya aku tak tahan ingin menceritakan kepada Mona. Namun, kutahan. Aku menghela napas panjang mengapa mimpi itu membuatku terasa nyata sekali."Sejak kapan aku tidur?" tanyaku pada Damar."Sejak masuk ke mobil dari butik, benar-benar menyebalkan," balas Damar. Diih, asis
Last Updated : 2023-09-13 Read more