Share

Di Begal

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-20 23:45:13

Dengan lembutnya dia menenangkan laki-laki itu. Mengapa dia begitu mirip, apa sebenarnya dia adalah abang Brayen? Aku terus berbicara di dalam hatiku. Memastikan jika sebenarnya dia adalah abang Brayen yang dinyatakan meninggal.

Damar juga begitu terkejut melihatnya. Sebagai bekas tuannya tentu dia kaget karena wajahnya yang memiliki kemiripan. Beda dengan keempat rekanku yang dstang ke tempat ini, dia begitu terpukau dengan abang Brayen.

"Dia memang keren? Aku jadi curiga dia hanya berpura-pura," ucap dokter Fadila di sampingku.

"Pura-pura kenapa?" tanya dokter Rahma.

"Pura-pura sebenarnya dia orang kaya," balas dokter Fadila sambil terkekeh.

"Lo kebanyakan nonton sinetron," balas dokter Nabila.

"Coba perhatikan wajahnya memang dia ganteng," balas dokter Fadila tidak mau kalah.

"Perhatikan bajunyaana ada laki-laki dari kota berpenampilan seperti itu." Dokter Farhan ikut nimbrung. Aku hanya jadi penikmat diantara mereka yang berdebat sendiri.

Sementara Damar hanya diam tanpa banyak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ifa
lanjut terrrus
goodnovel comment avatar
Azzahra
up lagi thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dari Desa   Bermalam di Kampung itu

    Aku yakin di kehidupan kedu, kita akan bersama tanpa sekat diantara kita berdua. Menuai cinta yang bersemi ini sedari lama, meski rintangan selalu hadir diantara kita tanpa batas waktu yang bisa kita hentikan. Aku yakin bahagia itu nyata.*"Keluar kalian!" teriak para begal itu. "Tetap tenang, rekan-rekan. Jika dia bawa senjata tajam, kita harus pakai logika untuk melawan mereka," ujarku yang membauat mereka tidak tegang. Semua didalam bis tak setegang tadi. Sedikit ada peregangan walau kami akan berhadapan dengan musuh di depan kami."Dokter Farhan, siapkan suntikan bius jika mereka macam-macam," ujarku. Kita memang dilarang menggunakan obat-obatan sembarang, tapi kondisi seperti ini mau tidak mau kita pakai keilmuwan kita."Jangan takut, jumlah kita lebih banyak!" tegasku. Pengalaman di gedung waktu itu mengubah jalan pikirku menjadi lebih kuat. "Dokter Fadila, Nabila dan Rahma siapkan yang bisa kita pakai melawan," ajakku. Setidaknya ada gunting dan pisau medis yang kami punya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-21
  • Pesona Istri Dari Desa   Begitu Hangat kurasa

    “Harusnya apa yang aku genggam harus aku yakini, pak,” ujarku membuatnya terdiam."Nyatanya tidak ada di muka bumi ini yang benar-benar membuat kita yakin," katanya lagi. Dia memang pintar membuat aegumen."Itu hanya apa yang anda alami, Pak," balasku tak mau kalah.“Aku tidak setua itu dipanggil pak," ucapnya sedikit cemberut.Ada sessuatu yang menghangat di hatiku ketika dia mengajakku bicara. Apa benar abang Brayen masih hidup. Namun, mengapa dia sama sekali tak seperti mengenaliku. Bahkan baju lusuhnya pun tak malu dia pakai. Aku merutuk diriku yang masoh mengharapkan abang Brayen pemuda ini. Setidaknya semua rindu yang sudah mengungkung ragaku tidak bertepuk sebelah tangan.**Kami salat berjamaah beserta para warga di sini, untung saja kami membawa mukenah dari rumah hingga tak perlu meminjam ke warga. Sebagai dokter tentu hal seperti ini sudah kami pertimbangkan baik buruknya, segala sesuatu bisa terjadi jika kita tak bisa menjaga kesehatan dengan baik.“Masya Allah cantiknya

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Pesona Istri Dari Desa   Cinta Dalam Diam

    Pov DamarApakah mencintai itu begitu sulit? Dari awal aku menyukainya dia bahkan tak mengenalku sama sekali.Aku melihat Monica sejak SMA, dia satu sekolah denganku. Aku beda dua tahun dengannya. Sejak dia baru di sekolah ini, diam-diam aku sudah men Namun, sayangnya dia sama sekali tak mengenalku. Aku hanya mencintainya dalam diam tanpa ada balasan darinya. Setiap keluar main tiba, aku selalu mengintip ke ruangannya. Kami bersekolah di sekolah bertaraf intenasional yang tentunya isinya siswa dari kalangan orang mampu. Seperti yang lainnya Monica sama sekali tak pernah dekat dengan laki-laki manapun. Dia menyibukkan diri dengan belajar.Sebelum masuk ke kelas, aku mampir dulu ke kelasnya Monica terlebih dahulu, hanya sekedar melihat wajahnya yang ayu sudah cukup membuatku bahagia. Cinta dalam diam bahkan sesederhana itu hanya melihatnya baik-baik saja sudah membuat hati ini berbunga-bunga. Setelah itu aku akan kembali ke kelas dengan semangat yang luar biasa. Hanya menatapnya begitu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Pesona Istri Dari Desa   Ada Apa denganmu, Damar?

    Ada apa denganmu, Damar?Sejak semalam aku tidak bisa tidur, meski yang lainnya sudah tertidur pulas. Bagaimana tidak pulas, Damar menarikku paksa beserta rombongan keluar dari sini. Dia justru mencarikan kami sebuah Villa di dekat dengan kampung ini. "Bukan kalian yang akan mengobati, tetapi kalian yang akan diobati. Jika berada di tenda ini."Memang sangat prihatin tenda yang dibuat oleh warga, kami memaklumi karena posisi kampung ini memang sangat terpencil. Namun, bukan itu letak masalahnya pemuda yang bernama Akhdan itu begitu mencuri hatiku, seperti layaknya kupu-kupu yang berterbangan di hati dan pikiranku. Aku merasa dia begitu dekat, hingga begitu sulit untuk meninggalkan kampung ini."Apa tidak sopan meninggalkan kampung ini," ujarku pada Damar yang turut membereskan barang-barang kami."Aku sudah izin sama warga beserta kepala RT nya," jawab Damar. Tak perlu diragukan lagi jika bersama Damar, dar segi kekuatan melawan musuh tentu dia pemenangnya. Di wajahnya tak ada rau

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Pesona Istri Dari Desa   Siapa pemuda itu sebenarnya?

    Damar hanya diam ketika aku menuju mobil daddy, sebenarnya aku pun tak tega melihatnya begitu mengharapkanku. Dia pun tahu sendiri jika aku tak bisa melupakan suamiku. Apa aku keterlaluan? Aku hanya mengungkapkan apa yang kurasakan tak lebih dari itu.“Nak, apa daddy tidak salah lihat jika pemuda yang membawa buah tangan itu mirip seperti Brayen?” tanya daddy begitu penasaran. “Di dunia ini banyak yang sama, Dad. Kalaupun dia, pasti dia mengenal kita,” balas abang Shaka.Berharap pun sepertinya tak akan mengubah keadaaan jika pemuda itu memang bukan suamiku—Brayen. Semua yang diberikan buah tangan begitu bahagia, terutama dokter Farhan. Dia seperti tak menyangka dibawakan buah tangan oleh warga."Ini dari warga, saya hanya diminta untuk mengantar," katanya. Beberapa pemuda ikut mendampingi, karena buah tangan yang dibawa begitu banyak. Sesekali kami saling pandang, lalu mengalihkan ke tempat lain.Dokter Fadila terus mencuri pandang pada pemuda yang bernama Akhdan itu. Kurasa wajar

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24
  • Pesona Istri Dari Desa   Rindu itu berat

    "Mungkin bunda hanya kangen saja." Bunda seperti memberi kode ke semua agar tidak kepikiran. Walau sorot mata bunda tidak bisa dibohongi. Jangankan dia, aku pun tak bisa mengendalikan betapa dahsyatnya rindu ini."Enak sekali, ya, Bund." Kak Gendis ikut meramaikan membuat kami melupakan sejenak ucapan bunda tadi."Beli dimana, Monica? Sampai satu karung dibawa." Bunda kembali bertanya, aku tak boleh gugup agar bunda tidak curiga. Bukan tak mau menceritakan semuanya, tetapi memang belum saatnya."Hehe ... di jalan, Bund," ucapku berbohong. Tak ingin menambah pikiran bunda, akhirnya aku pun berbohong. Berbohong demi kebaikan bersama. Jika saatnya tiba, pasti bunda akan tahu juga.Selera makan sedikit berubah karena bunda terlihat murung, aku dan abang Shaka langsung merapikan dan meminta bunda untuk istirahat. Sementara Arvian sudah nyenyak di gendongan Sus Yanti.Daddy sedari tadi diam, kurasa daddy ikut menyakini satu hal jika pemuda itu memiliki kesamaan dengan kami yang pencinta du

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24
  • Pesona Istri Dari Desa   Rasaku Padamu

    Berita konglomerat yang masuk rumah sakit begitu tersebar ke seluruh rumah sakit, tak sedikit yang ingin dekat dengan Damar. Siapa yang tak kenal Damar, semenjak resmi menggantikan ayahnya wajahnya selalu tampil dilayar televisi.Wajahnya yang tampan tentu menarik perhatian, apalagi dia berasala dari keturunan kaya raya.“Oh, itu yang namanya tuan Damar,” bisik salah satu perawat yang berada didekatku.“Iya, ganteng, ya. Kabarnya belum nikah, lho.” Mereka seolah tak memedulikanku yang berada di sampingnya. Pujian terus mereka lontarkan. Pesona Damar menghipnotis semua yang ada di rumah sakit ini.Ting. Ponsel berdenting dari grup yang kami buat.[Semua membicarakan mas Damar, peluang semakin kecil.] pesan dari dokter Nabila, fans garis keras Damar. [Wajar jika dia dibicarakan, anak konglomerat Prasetyo.] balas dokter Rahma.Aku hanya menyimak obrolan mereka, dokter Fadila dan Farhan tidak dimasukkan di grup ini. [Dokter Monica sudah jenguk mas Damar?] Doter Nabila mengirim chat yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Pesona Istri Dari Desa   Pesona Tuan Damar

    Kubaca lagi surat yang diberikan Damar. Dia memang sengaja membuat rasa tak menentu di dada. Kutelisik semua ruangan ini ternyata tak ada dia di sini. Sial, sepagi ini dia sudah membuat moodku begitu kacau.Walau terasa ada yang seperti mengintipku!***Kubuka bekal yang disiapkan bunda, padahal dari rumah aku sudah makan, tapi tetap saja aku membuka bekal ini, barangkali bisa membuat mood ini sedikit lebih baik, tapi tetap saja aku dibuat kacau. Si Damar benar-benar menguji mentalku sepagi ini.Tok!Tok! Tok!Pintu ruanganku diketuk, siapa lagi yang berkunjung sepagi ini, pikirku. Ternyata yang berkunjung adalah dokter Rahma. Wajahnya begitu fresh seperti orang yang sedang kasmaran. Beda jauh denganku."Mukanya kok ditekuk gitu," ledek dokter Rahma."Lagi sariawan," balasku berbohong."Sariawan kok makannya enak begitu," balasnya terkekeh. Iya, aku akhirnya membuka bekal dari bunda."Wow, apaan itu?' tanyanya antusias." Sushi dan dimsum," jawabku."Aha ... ini sih, rejeki nomplok di

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Hah

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Dasar Aneh

    Aku tak henti tersenyum hingga tak terasa kami sampai rumah. Benar-benar tidak bisa diprediksi itu orang. Bisa-bisanya dia berubah dalam sekejap. Dasar aneh!"Kamu kenapa, Nak? Wajahmu bersemu merah," ucap bunda. Wajah herannya tidak bisa disembunyikan."Mungkin dari pesan yang dibaca," balas daddy. Bisa-bisanya mereka ikut usil. Astagfirullaah Aku pun sendiri bingung dengan tingkah anehku."Apa, iya, dari Brayen? Bukannya tadi dia sedang berduka," sambung bunda lagi."Kamu kayak tidak tahu aja anak nakal itu, dia akan mengejar sampai dapat," balas daddy."Hooh, kayak abang, sih." Eh, kok mereka sekarang yang berdebat."Sudah sampai, Bund. Ayo kita masuk, Monica sudah lapar, apalagi lihat bunda dan Daddy berdebat makin buat Monica lapar." Mau bagaimana lagi, Daddy sama abang Brayen itu memiliki kemiripan. Itu tidak bisa dipungkiri jika mereka berdua susah ditebak.Aku hanya bisa menggelengkan kepala mengingat tingkah unik abang Brayen yang kurasa aneh. Entah mengapa jiwa usilku ngin

  • Pesona Istri Dari Desa   Kau Tak Akan Terganti

    "Maksudnya?" tanya daddy memperjelas."Dokter Brayen baru saja menangani operasi besar, kemungkinan tidak mengaktifkan ponselnya," jawab dokter yang jaga di depan IGD."Syukurlah ...." Bunda ikut lega karena prasangka dari Arvian tidak benar.Sekarang aku yang panik karena ponselku terus bergetar karena pesan dari abang Brayen. Ya Allah, habis aku setelah ini."Arvian cari ayah dulu, Opa," kata Arvian."Iya, cucu eyang yang panikan," balas bunda. Dari masalah ini kami jadi paham jika Arvian selama ini menyimpan luka yang tidak kami sadari. Dia begitu menyanyangi ayahnya-Abang Brayen."Mon kamu mau kemana?" tanya bunda yang melihatku berbalik arah, sebenarnya mau kabur karena pesan yang kukirim pada abang Brayen pasti akan ditagih."Pulang, Bund.""Oh ....""Ayo kita pulang, biarkan Arvian bersama ayahnya," balas daddy."Abang tidak menemui anak nakalnya." Bunda ternyata iseng juga sama daddy. Melihat daddy salah tingkah membuat aku ikut tertawa juga. Lucu ekspresi daddy."Bunda iseng

  • Pesona Istri Dari Desa   Bikin Panik!

    "Maksudmu diantar Brayen?" tanya bunda dengan penuh senyuman. Kenapa bunda bahagia? Daddy juga tidak terlihat marah. Apa aku tidak salah lihat, sementara Arvian balik dan tidak berucap. Aneh kulihat oang-orang."Iya, Bund. Dia maksa mau antar pulang," balasku jujur."Tapi kamu mau," balas daddy menatapku."Dipaksa, Dad." "Bilang saja kamu bahagia diantar oleh si anak nakal itu," sambung daddy. Kenapa aku bahagia mendengar omelan daddy. Anak nakal itu seperti ungkapan kerinduan."Abang gak marah?" tanya bunda heran. Jangankan bunda, aku pun sangat heran."Kita sudah cukup tua untuk sakit hati, biarkan mereka yang menentukan apa yang terbaik bagi mereka." Ha? Apa aku gak salah dengar daddy Reza mengatakan hal tersebut."Wow, menyala abang Reza," sahut bunda. Ada yang menghangat di hatiku, ini tidak mimpi 'kan? semua seperti mendukung kami bersama."Jangan senyum-senyum sendiri, Mon," sambung daddy.Tu kan, semua isi pikiranku hanyalah khayalan semata. Aku tetap sadar diri agar tidak te

  • Pesona Istri Dari Desa   Jujurlah

    Ternyata abang Brayen tidak mau menyerah, dia mengikutiku dari belakang. Tanpa ragu dia bahkan menarik tanganku ke mobilnya. Aku yang ingin melepas diri, kalah dengan tangannya yang begitu kekar. "Biar nanti mobilnya diantar pak sopir saja," katanya enteng."Apa semua wanita begini menyusahkan," katanya lagi. Dia nampak sebal melihat Nugroho mendekatiku. Wajah cemburunya tidak bisa di sembunyikan."Mau kemana?" tanyaku spontan."Aku antar pulang, Daddy sudah menunggumu sejak tadi.""Maksudnya?" apa benar daddy menungguku. Darimana dia tahu. Bisa saja ini hanya akal-akalanya saja agar bisa mendekatiku."Kenapa heran begitu, bukannya kami berdua sama-sama tukang intip," balasnya sambil terkekeh.Dengan santainya dia menyetir, aku dibuat bingung sendiri dengan tingkahnya. Walau entah mengapa ada yang terasa hangat di hatiku. "Singkirkan pikiranmu bisa mencari laki-laki yang lain selain aku," katanya lagi. Kali ini nada bicaranya lebih intens. Ada ketegangan di wajahnya seperti sangat s

  • Pesona Istri Dari Desa   Beri Aku Kesempatan

    Dia terus menatapku membuatku salah tingkah. Dengan entengnya dia minum kopi yang aku pesan. Benar-benar meresahkan. Aku hanya bisa menunduk, tidak berani menatap wajahnya."Sejak kapan dokter Monica bisa minum kopi?" tanyanya lagi. Aku hanya bisa menunduk, tak kuat hanya sekedar memandangnya. Apa rasa ini tumbuh kembali? Mengingat dia jauh lebih fresh, serta hidupnya kulihat lebih teratur."Kenapa tidak berani memandangku?" tanyanya dengan santai. Cemilan yang bahkan kupesan ikut serta dia makan. Aku terus menarik napas agar bisa mengendalikan diri."Apa kerjaan dokter yang dikatakan hebat ini suka ngintip?" tanyaku. Aku tak mau kalah."Kalau bisa aku akan mengintipmu setiap saat, Sayang." Duh, kenapa dia menatapku seperti itu.Aku bangkit dan beranjak dari tempat duduk, tapi abang Brayen langsung menahanku. Mata kami beradu, dia bahkan menatapku dengan lekat."Mau kemana?" tanyanya."Mau kembali ke rumah sakit, gara-gara kalian hidupku tidak tenang, tidak daddy, anda pun demikian.

  • Pesona Istri Dari Desa   Suka Ngintip?

    "Apa tidak salah dokter mau bekerja sama dengan hospital group, mengingat Perusahaan Adytama salah satu perusahaan terbesar di kota ini.""Tidak masalah, Bu. Yang punya kan daddy saya, sementara saya baru merintis." "Oh, baiklah."Ini bukan sekali dua kali ketika pertemuan mereka terlihat heran, tapi sebenarnya aku sengaja membuka identitasku di depan dokter Ika karena aku melihat dia membuka identitasnya waktu berkenalan. Sebagai pembisnis daddy selalu mengajarkan untuk tidak boleh terlihat lemah. Apalagi seperti orang yang heran dengan kekayaan atau kesuksesan orang lain, meski kita terlihat sederhana, tetapi harus tetap untuk menjaga pembawaan diri agar disegani oleh rival. Ini yang aku pegang, ketika menemukan sosok seperti dokter Ika, maka aku pun tidak boleh menunjukkan kelemahan di hadapan dia."Mari kita mulai, Dok," sambungnya.Setelah panjang lebar kami berkomunikasi akhirnya kami menemukan kesimpulan. Kami juga sepakat membangun kerja sama kedepannya. Fokus dengan tujuan,

DMCA.com Protection Status