Share

Rindu itu berat

"Mungkin bunda hanya kangen saja." Bunda seperti memberi kode ke semua agar tidak kepikiran. Walau sorot mata bunda tidak bisa dibohongi. Jangankan dia, aku pun tak bisa mengendalikan betapa dahsyatnya rindu ini.

"Enak sekali, ya, Bund." Kak Gendis ikut meramaikan membuat kami melupakan sejenak ucapan bunda tadi.

"Beli dimana, Monica? Sampai satu karung dibawa." Bunda kembali bertanya, aku tak boleh gugup agar bunda tidak curiga. Bukan tak mau menceritakan semuanya, tetapi memang belum saatnya.

"Hehe ... di jalan, Bund," ucapku berbohong.

Tak ingin menambah pikiran bunda, akhirnya aku pun berbohong. Berbohong demi kebaikan bersama. Jika saatnya tiba, pasti bunda akan tahu juga.

Selera makan sedikit berubah karena bunda terlihat murung, aku dan abang Shaka langsung merapikan dan meminta bunda untuk istirahat. Sementara Arvian sudah nyenyak di gendongan Sus Yanti.

Daddy sedari tadi diam, kurasa daddy ikut menyakini satu hal jika pemuda itu memiliki kesamaan dengan kami yang pencinta du
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ifa
kilat, kak semangat.
goodnovel comment avatar
Azzahra
secepatnya, kasihaaan Damar. tapi Abang Brayen juga kasihan
goodnovel comment avatar
Yenita Fitri
lanjut thor ,aku dilema, antara brayen dan damar, love sekebun utk mu Thor,,,,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status