Share

Pesona Tuan Damar

Kubaca lagi surat yang diberikan Damar. Dia memang sengaja membuat rasa tak menentu di dada. Kutelisik semua ruangan ini ternyata tak ada dia di sini. Sial, sepagi ini dia sudah membuat moodku begitu kacau.

Walau terasa ada yang seperti mengintipku!

***

Kubuka bekal yang disiapkan bunda, padahal dari rumah aku sudah makan, tapi tetap saja aku membuka bekal ini, barangkali bisa membuat mood ini sedikit lebih baik, tapi tetap saja aku dibuat kacau. Si Damar benar-benar menguji mentalku sepagi ini.

Tok!Tok! Tok!

Pintu ruanganku diketuk, siapa lagi yang berkunjung sepagi ini, pikirku. Ternyata yang berkunjung adalah dokter Rahma. Wajahnya begitu fresh seperti orang yang sedang kasmaran. Beda jauh denganku.

"Mukanya kok ditekuk gitu," ledek dokter Rahma.

"Lagi sariawan," balasku berbohong.

"Sariawan kok makannya enak begitu," balasnya terkekeh. Iya, aku akhirnya membuka bekal dari bunda.

"Wow, apaan itu?' tanyanya antusias.

" Sushi dan dimsum," jawabku.

"Aha ... ini sih, rejeki nomplok di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status