Share

Kita harus berpura-pura?

“Apakah aku tidak mimpi?” tanyaku padanya.

“Tidak, aku memng suamimu, sayang.” Dia membalasku dengan kecupan lagi. Berkali-kali kucubit lenganku merasakan ini hanya halusinasiku, tapi ini nyata.

“Lalu kenapa sampai tidak mengingatku?” tanyaku lagi. Kupasang wajah cemberut padanya.

“Itu teknik marketing sayang, tapi sayangnya abang masuk ke tempat singa ketika mengingat semua kejadian yang menimpaku, jadi kali ini kita harus berjuang bersama," bisiknya. Tangannya melingkar di pinggangku.

"Abang pintar sekali membuat hati ini menentu tidak jelas," balasku mencubit hidungnya.

"Karena beginilah perjalanan cinta kita sayang, begitu menegangkan," katanya.

"Sampai rasanya maut begitu dekat balasku."

Kembali dia memelukku erat, dia bahkan lebih berani dari yang kukira.

"Tunggu aku, Sayang. Semua ini pasti tidak lama."

Aku mengangguk walau dibuat bingung olehnya, maksudnya ke tempat singa itu apa ke tempat mafia itu lagi. Jadi selama ini abang Brayen hanya berpura-pura saja menjadi Akhdan.

“B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status