Home / Pernikahan / Pesona Istri Dari Desa / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Pesona Istri Dari Desa: Chapter 111 - Chapter 120

374 Chapters

Part 111

 Berat sekali mata ini terbuka. Terasa ada yang membelai tanganku, begitu lembut. Sesekali aku merasakan ada yang mencium punggung tanganku yang sangat tulus kurasa.   Ada Reza yang sedang berbaring di dekatku. Dia memegang tanganku sambil membelainya.   "Sayang ...." Hanya itu yang keluar dari mulutku, walau berat.    Reza terbangun, binar matanya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata walau terlihat dia masih lemas tak berdaya.    "Abang ... aku dimana?" aku bertanya lagi. Karena Reza bengong dan gugup seperti tak menyangka aku terbangun dan bisa memanggil namanya.    "Nin ...." suara Reza tercekat.   "Apa abang tidak mimpi?" Dia
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Part 112 (Ending season 1)

***Dua tahun berlalu banyak hal yang berubah. Brayen sudah mengetahui siapa ayah kandungnya, meski begitu Brayen lebih memilih tinggal bersama kami. Tak ada yang berkurang, semuanya mengalir apa adanya. Cinta selalu bersemi dihati kami."Daddy bawa apa itu?" tanya Brayen yang melihat Daddy nya membawa undangan.Brayen tak terasa sudah kelas empat sekolah dasar, Shaka pun sudah mulai sekolah di taman kanak-kanak. "Ini undangan dari Dokter Gunawan," jawab Reza."Alhamdulillah akhirnya dokter jomlo menikah." Yang jawab Brayen. Tiap minggu Dokter Gunawan selalu mampir ke rumah di tengah-tengah kesibukannya.Rumahnya Reza sudah tak seperti dulu lagi, aku membuat struktur yang berbeda. Tidak ada kepala pelayan atau asisten yang beda-beda dari kami. Untuk keperluan Reza semuanya aku yang handel agar baktiku tidak berkurang padanya. Mereka bekerja sesuai tugasnya masing-masing. Aku lebih menggunakan sistem kekeluar
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

113 (Ekstra Part 1)

 Brayen tumbuh dengan besar umurnya sekarang menginjak 17 tahun. Namun, ulahnya Brayen setiap hari bikin elus dada. Aku benar-benar dibuat menjadi ibu yang pengertian dan sabar. Selama satu semester di kelas sebelas yang sebentar lagi kelas duabelas Brayen tingkahnya semakin aneh. Dia sering berkelahi dengan teman di sekolahnya.   "Ulahnya Brayen kali ini memukul teman sekelasnya, sayang," ucapku sembari tidur di pangkuan suamiku--Reza.   "Sabar, sayang. Mungkin Brayen sedang di fase ingin di perhatikan," jawab Reza.   Aku sekarang menjadi psikolog terkenal berkat bantuan Reza. Shaka dan adiknya bernama Monica tumbuh dengan baik, tapi berbeda dengan Brayen, kurasa dia salah pergaulan membuat kami terus berfikir keras. Kadang aku sedikit frustasi mengingat setiap minggu selalu saja ada surat panggilan denga
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

114 (Ekstra Part 2a)

  Kali ini aku dan Reza saling tatap. Beberapa kali aku menahan nafas mengingat Brayen sudah berani playing Victim. Merasa diri seperti korban, padahal dia adalah tersangka utamanya. Bagaimana kami tidak dipanggil, kabarnya teman berkelahi Brayen sudah masuk rumah sakit dan hidungnya di jahit.       "Kita harus ekstra sabar, bang," ucapku bersama Reza di cafe. Kami sedang menenangkan diri menghadapi kenyataan dan rasa malu di depan semua guru di sekolahnya Brayen tadi.       "Apa kita pindahkan saja dia sekolah, sayang?" tanya Reza.        "Bagaimana jika kita pindahkan saja dia ke pondok, bang?"       "Masalahnya Brayen dari dulu tidak mau, sayang."       Henin
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

115 (Ekstra part 2b)

****Kuhamparkan sajadah, bermunajat kepada sang pemberi hidup. Aku harus cepat menjelaskan ke Brayen bahwa dia sudah baligh dan harus tahu batasan denganku sebagai ibu sambungnya. Kecemburuannya terlalu berlebihan membuat dia semakin berulah. Jam menunjukkan pukul dua siang sebentar lagi Shaka dan Monica pulang. Brayen terlihat sedang menyantap makan siang, aku kira dia akan mogok di kamarnya. Ternyata aku salah. "Aku sudah mempelajari batasanku dengan bunda, itu artinya suatu saat jika daddy tiada aku bisa menggantikan daddy sebagai suaminya Miss Nina." "Brayen, jaga ucapanmu!" tegasku. "Itu 'kan maksud bunda? Bahwa bunda denganku bukan muhrim dan artinya aku dan bunda bisa menikah suatu saat nanti. Hidup siapa yang bisa jamin!" Kali ini aku menamparnya dengan keras! Plak! "Bunda membatasi diri bukan berarti bunda tidak tahu aturan. Memeluk dan menciummu memang harus bunda
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

116 (Ekstra Part 3a)

Brayen tumbuh besar dengan gaya hidup yang beda. Dia merasa kasih sayangnya terambil oleh adik-adiknya. Sementara dengannya, aku benar-benar jaga jarak dan membatasi diri mana yang boleh atau tidak ketika bersamanya. "Miss, jika daddy tidak setia denganmu maka Brayen yang akan merebut miss darinya." Dia keluar dengan hanya satu ransel yang digunakan. Aku benar-benar dilema dibuatnya. Kuhubungi sopir keluarga untuk membawa Shaka dan Monica ke rumah eyangnya, kebetulan ibu dan ayah sedang liburan di kota. Aku harus menenangkan diri agar kedua anakku tidak merasakan kegundahan yang kurasa. Selain itu, aku juga harus menjelaskan ke mereka abangnya yang diusir oleh daddynya. Entah mengapa mendengar penuturan Brayen membuatku sedikit ragu dengan Reza, setelah dua belas tahun pernikahan kami, badai itu datang lagi. Apa benar Reza
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Part 117 (Ekstra Part 3b)

"Sabar, nak. Jaga juga penampilanmu. Ibu lihat kamu tidak merawat diri lagi," jelas ibu. Jangankan merawat diri, aku justru sibuk dengan anak-anakku dan urusan Brayen. Apa benar aku tidak menarik, mengingat setelah melahirkan Monica badanku semakin gemuk. "Buat dirimu menarik, Nin. Ke salon sekali waktu. Bahkan tujuh turunan uangmu tidak habis," kekeh ibu. "Ibu aja tidak merawat diri, tapi masih tetap cantik," jawabku asal. "Ibu beda denganmu yang hidupnya santai, kalau kamu mah tidur pun mikir," ucap ibu sambil tertawa. Memang sebaik-baik tempat pulang adalah orang tua. Tempat segala rasa ditumpahkan. Semoga Shaka dan Monica juga merasakan hal yang sama. Mereka terbuka denganku. Menjelang magrib Shaka dan Monica pulang bersamaku. Minimal segala k
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Part 118 (Ekstra Part 4a)

 "Berjanjilah dengan bunda jika kamu bisa menjadi laki-laki sejati, Brayen. Urusan dengan daddy mu itu urusan bunda sebagai istrinya."   Hening. Brayen masih duduk bersimpuh di bawah kakiku.   "Iya, bund. Brayen berjanji akan menjadi laki-laki sejati. Akan kubuktikan bahwa aku akan jadi anak yang berbakti. Maafkan segala khilaf Brayen, bund."   Luruh sudah air mata ini keluar.   "Berjanjilah, bund agar merawat diri bunda dengan baik. Aku, Shaka dan Monica akan selalu bersama bunda. Kami sudah besar bisa merawat diri kami. Diluar sana banyak wanita yang ingin dekat dengan daddy."   Anak ini sudah benar-benar dewasa hingga membuat hatiku terenyuh melihat kesungguhannya.  
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Part 119 (Ekstra Part 4b)

"Aku bundanya Brayen datang menjenguk nak David," ucapku penuh lembut. Kulihat mereka menatapku dari bawah sampai atas. Untung aku ikuti usulnya Brayen untuk dandan terlebih dahulu."O, ya, David perlu kamu tahu usiamu adalah usia emas dimana sekolah itu banyak cinta. Aku mendengar semua yang kalian bicarakan, santai saja." Aku duduk di tepi ranjang milik david. Kulihat keningnya diperban.Brayen mengacungkan jempolnya."Aku memang tidak menarik bagi kalian, tapi kupastikan kepada kalian bahwa suami dan anakku tidak akan terpengaruh dengan hasutan kalian.""Bu .. kan begitu bu maksud kami." Ayahnya David mulai ketakutan. Dia bahkan gagap hanya sekedar bicara."O, ya, David. Atas prestasimu akan kukembalikan ayahmu ke rumahnya, mulai hari ini ayahmu dipecat dari perusahaan. Selain itu, perlu kamu tahu bahwa saham yang kumiliki masih lebih besar dari tuan Reza, jadi gampang bagiku hanya sekedar memecat ayahmu!" tegasku m
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Part 120 (Ekstra Part 5a)

 Reza terus mengejarku sampai ke depan pintu mobil. Tak kuhiraukan dirinya,  sakit yang kurasa lebih dalam, dia bilang cinta? Justru dia lebih berani memberi luka. Apa Reza sedang mengalami puber kedua?   "Sayang, abang bisa jelaskan." Reza terus memelas memintaku untu mendengarnya.   "Tidak perlu! Karena yang kulihat dan kudengar itu pasti benar."   "Sayang salah sangka, dengerin abang," ucapnya lagi.    Dia ingin memelukku, tapi kutepis begitu saja. Aku langsung masuk mobil, Brayen ikut juga masuk. Reza terlihat kacau, wanita yang tadi juga ikut terkejut dan terlihat memohon ke Reza. Aku langsung mengambil alih kemudi mobil ini.   "Bund, bahaya jika bunda yang nyetir biar Brayen saja."
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
38
DMCA.com Protection Status