Share

Part 111

Author: Ummi Salmiah
last update Last Updated: 2023-06-01 06:00:00

Berat sekali mata ini terbuka. Terasa ada yang membelai tanganku, begitu lembut. Sesekali aku merasakan ada yang mencium punggung tanganku yang sangat tulus kurasa.

Ada Reza yang sedang berbaring di dekatku. Dia memegang tanganku sambil membelainya.

"Sayang ...." Hanya itu yang keluar dari mulutku, walau berat. 

Reza terbangun, binar matanya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata walau terlihat dia masih lemas tak berdaya. 

"Abang ... aku dimana?" aku bertanya lagi. Karena Reza bengong dan gugup seperti tak menyangka aku terbangun dan bisa memanggil namanya. 

"Nin ...." suara Reza tercekat.

"Apa abang tidak mimpi?" Dia
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pesona Istri Dari Desa   Part 112 (Ending season 1)

    ***Dua tahun berlalu banyak hal yang berubah. Brayen sudah mengetahui siapa ayah kandungnya, meski begitu Brayen lebih memilih tinggal bersama kami. Tak ada yang berkurang, semuanya mengalir apa adanya. Cinta selalu bersemi dihati kami."Daddy bawa apa itu?" tanya Brayen yang melihat Daddy nya membawa undangan.Brayen tak terasa sudah kelas empat sekolah dasar, Shaka pun sudah mulai sekolah di taman kanak-kanak."Ini undangan dari Dokter Gunawan," jawab Reza."Alhamdulillah akhirnya dokter jomlo menikah." Yang jawab Brayen. Tiap minggu Dokter Gunawan selalu mampir ke rumah di tengah-tengah kesibukannya.Rumahnya Reza sudah tak seperti dulu lagi, aku membuat struktur yang berbeda. Tidak ada kepala pelayan atau asisten yang beda-beda dari kami. Untuk keperluan Reza semuanya aku yang handel agar baktiku tidak berkurang padanya. Mereka bekerja sesuai tugasnya masing-masing. Aku lebih menggunakan sistem kekeluar

    Last Updated : 2023-06-01
  • Pesona Istri Dari Desa   113 (Ekstra Part 1)

    Brayen tumbuh dengan besar umurnya sekarang menginjak 17 tahun. Namun, ulahnya Brayen setiap hari bikin elus dada. Aku benar-benar dibuat menjadi ibu yang pengertian dan sabar. Selama satu semester di kelas sebelas yang sebentar lagi kelas duabelas Brayen tingkahnya semakin aneh. Dia sering berkelahi dengan teman di sekolahnya."Ulahnya Brayen kali ini memukul teman sekelasnya, sayang," ucapku sembari tidur di pangkuan suamiku--Reza."Sabar, sayang. Mungkin Brayen sedang di fase ingin di perhatikan," jawab Reza.Aku sekarang menjadi psikolog terkenal berkat bantuan Reza. Shaka dan adiknya bernama Monica tumbuh dengan baik, tapi berbeda dengan Brayen, kurasa dia salah pergaulan membuat kami terus berfikir keras. Kadang aku sedikit frustasi mengingat setiap minggu selalu saja ada surat panggilan denga

    Last Updated : 2023-06-01
  • Pesona Istri Dari Desa   114 (Ekstra Part 2a)

    Kali ini aku dan Reza saling tatap. Beberapa kali aku menahan nafas mengingat Brayen sudah berani playing Victim. Merasa diri seperti korban, padahal dia adalah tersangka utamanya. Bagaimana kami tidak dipanggil, kabarnya teman berkelahi Brayen sudah masuk rumah sakit dan hidungnya di jahit. "Kita harus ekstra sabar, bang," ucapku bersama Reza di cafe. Kami sedang menenangkan diri menghadapi kenyataan dan rasa malu di depan semua guru di sekolahnya Brayen tadi. "Apa kita pindahkan saja dia sekolah, sayang?" tanya Reza. "Bagaimana jika kita pindahkan saja dia ke pondok, bang?" "Masalahnya Brayen dari dulu tidak mau, sayang." Henin

    Last Updated : 2023-06-02
  • Pesona Istri Dari Desa   115 (Ekstra part 2b)

    ****Kuhamparkan sajadah, bermunajat kepada sang pemberi hidup. Aku harus cepat menjelaskan ke Brayen bahwa dia sudah baligh dan harus tahu batasan denganku sebagai ibu sambungnya. Kecemburuannya terlalu berlebihan membuat dia semakin berulah. Jam menunjukkan pukul dua siang sebentar lagi Shaka dan Monica pulang. Brayen terlihat sedang menyantap makan siang, aku kira dia akan mogok di kamarnya. Ternyata aku salah. "Aku sudah mempelajari batasanku dengan bunda, itu artinya suatu saat jika daddy tiada aku bisa menggantikan daddy sebagai suaminya Miss Nina." "Brayen, jaga ucapanmu!" tegasku. "Itu 'kan maksud bunda? Bahwa bunda denganku bukan muhrim dan artinya aku dan bunda bisa menikah suatu saat nanti. Hidup siapa yang bisa jamin!" Kali ini aku menamparnya dengan keras! Plak! "Bunda membatasi diri bukan berarti bunda tidak tahu aturan. Memeluk dan menciummu memang harus bunda

    Last Updated : 2023-06-02
  • Pesona Istri Dari Desa   116 (Ekstra Part 3a)

    Brayen tumbuh besar dengan gaya hidup yang beda. Dia merasa kasih sayangnya terambil oleh adik-adiknya. Sementara dengannya, aku benar-benar jaga jarak dan membatasi diri mana yang boleh atau tidak ketika bersamanya. "Miss, jika daddy tidak setia denganmu maka Brayen yang akan merebut miss darinya." Dia keluar dengan hanya satu ransel yang digunakan. Aku benar-benar dilema dibuatnya. Kuhubungi sopir keluarga untuk membawa Shaka dan Monica ke rumah eyangnya, kebetulan ibu dan ayah sedang liburan di kota. Aku harus menenangkan diri agar kedua anakku tidak merasakan kegundahan yang kurasa. Selain itu, aku juga harus menjelaskan ke mereka abangnya yang diusir oleh daddynya. Entah mengapa mendengar penuturan Brayen membuatku sedikit ragu dengan Reza, setelah dua belas tahun pernikahan kami, badai itu datang lagi. Apa benar Reza

    Last Updated : 2023-06-02
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 117 (Ekstra Part 3b)

    "Sabar, nak. Jaga juga penampilanmu. Ibu lihat kamu tidak merawat diri lagi," jelas ibu. Jangankan merawat diri, aku justru sibuk dengan anak-anakku dan urusan Brayen. Apa benar aku tidak menarik, mengingat setelah melahirkan Monica badanku semakin gemuk. "Buat dirimu menarik, Nin. Ke salon sekali waktu. Bahkan tujuh turunan uangmu tidak habis," kekeh ibu. "Ibu aja tidak merawat diri, tapi masih tetap cantik," jawabku asal. "Ibu beda denganmu yang hidupnya santai, kalau kamu mah tidur pun mikir," ucap ibu sambil tertawa. Memang sebaik-baik tempat pulang adalah orang tua. Tempat segala rasa ditumpahkan. Semoga Shaka dan Monica juga merasakan hal yang sama. Mereka terbuka denganku. Menjelang magrib Shaka dan Monica pulang bersamaku. Minimal segala k

    Last Updated : 2023-06-03
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 118 (Ekstra Part 4a)

    "Berjanjilah dengan bunda jika kamu bisa menjadi laki-laki sejati, Brayen. Urusan dengan daddy mu itu urusan bunda sebagai istrinya."Hening. Brayen masih duduk bersimpuh di bawah kakiku."Iya, bund. Brayen berjanji akan menjadi laki-laki sejati. Akan kubuktikan bahwa aku akan jadi anak yang berbakti. Maafkan segala khilaf Brayen, bund."Luruh sudah air mata ini keluar."Berjanjilah, bund agar merawat diri bunda dengan baik. Aku, Shaka dan Monica akan selalu bersama bunda. Kami sudah besar bisa merawat diri kami. Diluar sana banyak wanita yang ingin dekat dengan daddy."Anak ini sudah benar-benar dewasa hingga membuat hatiku terenyuh melihat kesungguhannya. 

    Last Updated : 2023-06-03
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 119 (Ekstra Part 4b)

    "Aku bundanya Brayen datang menjenguk nak David," ucapku penuh lembut. Kulihat mereka menatapku dari bawah sampai atas. Untung aku ikuti usulnya Brayen untuk dandan terlebih dahulu."O, ya, David perlu kamu tahu usiamu adalah usia emas dimana sekolah itu banyak cinta. Aku mendengar semua yang kalian bicarakan, santai saja." Aku duduk di tepi ranjang milik david. Kulihat keningnya diperban.Brayen mengacungkan jempolnya."Aku memang tidak menarik bagi kalian, tapi kupastikan kepada kalian bahwa suami dan anakku tidak akan terpengaruh dengan hasutan kalian.""Bu .. kan begitu bu maksud kami." Ayahnya David mulai ketakutan. Dia bahkan gagap hanya sekedar bicara."O, ya, David. Atas prestasimu akan kukembalikan ayahmu ke rumahnya, mulai hari ini ayahmu dipecat dari perusahaan. Selain itu, perlu kamu tahu bahwa saham yang kumiliki masih lebih besar dari tuan Reza, jadi gampang bagiku hanya sekedar memecat ayahmu!" tegasku m

    Last Updated : 2023-06-03

Latest chapter

  • Pesona Istri Dari Desa   Reza Parah?

    Reza dilarikan ke rumah sakit karena ternyata Reza lemas dan mengalami sesak nafas. Kemungkinan yang terjadi karena Reza sempat emosi dan kepikiran Monica sehingga jantungnya kumat."Daddy kenapa, Bund.""Tiba-tiba lemas, padahal paginya daddy segar sekali.""Nafasnya naik turun, ya Allah bunda takut daddymu kenapa-kenapa." Nina menangis dipelukan Shaka. Monica yang mengira hanya chek up biasa ikut panik ketika dikabari abangnya jika Reza masuk ICU. Reza sampai tidak sadarkan diri menambah deretan kepanikan keluarganya."Bukannya tadi bunda bilang hanya chek up saja.""Iya, ternyata daddy lemas untung segera dilarikan ke rumah sakit.""Ya Allah Monica kira tidak separah ini." Terdengar suara serak Monica yang menangis mendengar Reza tidak sadarkan diri."Abang Brayen sudah menuju ke sana.""Iya, Dek. Kamu cepat ke sini," ucap Shaka yang meminta Monica langsung ke rumah sakit. Sementara Brayen shock melihat keadaan Reza, bayangan bersama ketika kecil membuat hati Brayen terenyuh dadd

  • Pesona Istri Dari Desa   Mencari Restu

    Misiku kali ini bukan lagi untuk bersatu dengan abang Brayen, tapi memikirkan bagaimana agar abang Brayen bersama daddy seperti dulu lagi. Terkadang kita dipaksa kuat oleh keadaan dan dibuat ikhlas oleh kenyataan, jadi pandai-pandailah menjaga perasaan kita sendiri, karena disaat kita terpuruk, susah dan sedih tidak semua orang akan peduli. “Ikuti saja kata bunda, Dek. Sejauh mana kamu melangkah jika dia jodohmu pasti dia akan kembali mengejarmu.”“Iya, Bang.”“Abang yakin kamu bisa melewatinya, Dek. Demi daddy,” kata abang Shaka.“Makasih, Bang. Demi kalian semua.”Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. sakitnya daddy pasti jalan agar abang Brayen dan daddy bersatu kembali. Aku juga harus sadar jika usia daddy tidak muda lagi. Aku mau daddy di hari tuanya bahagia tanpa beban."Belajar untuk tidak terlalu berharap kepada siapapun kecuali Allah, karena harapan yang berlebihan kepada manusia hanya akan menyakiti perasaanmu sendiri," ucap ababg Shaka memberi nasehat. "Saatnya kamu le

  • Pesona Istri Dari Desa   Biarkan Dia Berjuang

    Reza kembali kumat, ternyata selama ini Reza ada riwayat jantung sehingga harus dikontrol minum obat setiap hari. Nina pun sadar semakin hari usia mereka sudah tidak muda lagi sehingga gampang sekali terkena penyakit.“Kasitahu anak-anak, Bang, kalau jantungmu sedang tidak baik-baik saja,” kata Nina pada Reza yang terbaring. Nina sadar semenjak Monica gagal menikah lagi, suaminya–Reza sering sakit-sakitan. Dia merasa gagal sebagai orang tua.“Bang, coba diubah pola pikirnya bahwa tidak semua keinginan kita selalu sejalan.”“Iya, Sayang. Daddy baik-baik saja, Bund.”“Baik-baik bagaimana, kata dokter abang harus berobat intensif.” “Tenang saja, Bund. Semua pasti baik-baik saja,” kata Reza. Jauh dari lubuk hatinya sebenarnya dia menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Shaka sudah bahagia dengan Gendhis. Sementara Monica masih dilema.“Apa abang memikirkan Monica?” tanya Nina. Dia penasaran akhir-akhir ini suaminya lebih pendiam.“Jangan dipendam, salah satu sumber penyakit adalah

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status