Share

114 (Ekstra Part 2a)

Kali ini aku dan Reza saling tatap. Beberapa kali aku menahan nafas mengingat Brayen sudah berani playing Victim. Merasa diri seperti korban, padahal dia adalah tersangka utamanya. Bagaimana kami tidak dipanggil, kabarnya teman berkelahi Brayen sudah masuk rumah sakit dan hidungnya di jahit.

 

"Kita harus ekstra sabar, bang," ucapku bersama Reza di cafe. Kami sedang menenangkan diri menghadapi kenyataan dan rasa malu di depan semua guru di sekolahnya Brayen tadi.

 

"Apa kita pindahkan saja dia sekolah, sayang?" tanya Reza. 

 

"Bagaimana jika kita pindahkan saja dia ke pondok, bang?"

 

"Masalahnya Brayen dari dulu tidak mau, sayang."

 

Henin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status