Semua Bab Gairah Terlarang Sang CEO: Bab 71 - Bab 80
108 Bab
Menonton Pertandingan Bisbol New York Mets
"Chant, bagaimana kalau kita naik sepeda motor ke stadion bisbol New York Mets?" tanya Jordan selepas makan siang dan bersantai di sofa menonton saluran TV berlangganan.Istrinya yang duduk memeluk pinggang ramping berotot liat Jordan pun menganggukkan kepalanya. "Boleh, aku sudah lama tak naik sepeda motor. Apa kau mahir naik sepeda motor, Jordan?" tanya Chantal."Pastinya, Darling. Kau kujamin akan suka dengan hembusan angin jalanan saat membonceng di balik punggungku, Chant!" jawab Jordan terkekeh lalu mengecup puncak kepala wanita kesayangannya.Suasana damai tanpa serangan pembunuh bayaran dua hari terakhir ini di Queens, New York memberi kelegaan untuk pasangan suami istri Fremantle. Calvin pun ketika diberi tahu bahwa putera dan menantunya ingin menonton pertandingan bisbol New York Mets mengatakan akan ikut bersama mereka.Jelang petang, Jordan memanasi sebentar sepeda motor Ducati milik papanya di garasi lantai basement khusus kendaraan Calvin Fremantle. Setelah siap untuk di
Baca selengkapnya
Aib Keluarga Fremantle
"Paman, kenapa sayembara untuk melenyapkan nyawa Jordan dibatalkan?" tanya Pablo Guilermo bernada protes di ruangan CEO Guilermo Group Enterprise. Mister Guilermo senior yang duduk di kursi kebesarannya pun mengepulkan asap cerutu Kuba yang dijepit di jemari tangan kirinya. "Well, papa Jordan sempat menemuiku kemarin di restoran. Aku terbang ke Queens dan berbincang dengan Calvin Fremantle. Dia merubah pandanganku mengenai kematian David, kurasa dia benar. Yang pergi tak mungkin kembali, Jordan juga sedang menantikan anak di rahim istrinya. Sepertinya sudah saatnya aku mengubur dendam itu saja!" ujar pria itu dengan ekspresi datar.Tentu saja Pablo terkejut mengetahui kabar terbaru itu karena papa mendiang sepupunya itu awalnya berapi-api ingin membunuh Jordan yang dituduh sebagai pembunuh David. Dia pun berkata lagi, "Paman, kalau aku yang tetap ingin membayar para pembunuh bayaran untuk melenyapkan nyawa Jordan. Apa Paman mengizinkan?" Pertanyaan keponakannya membuat hati Fernando
Baca selengkapnya
Peluru Tajam Itu Menembus Paru-Parunya
"Siiuuu ... siiiuuu ... siiiuuu!" Desingan peluru tajam yang ditembakkan bertubi-tubi dari jarak jauh di atap bangunan 20 lantai di sebelah barat laut SEI Tower terdengar mengerikan.Semua pengawal Jordan bahkan tak sempat berpikir apapun selain merunduk spontan. Jordan yang dalam posisi berjalan merangkul istrinya menuju ke pintu masuk gedung pencakar langit miliknya tertembus peluru di bagian punggung atas kirinya. Darah segar berwarna merah tua segera merembes dari setelan jas abu-abu yang dikenakannya. "Lindungi Master Jordan!" teriak Donovan kepada rekan-rekan bodyguard yang mengelilingi Jordan Fremantle.John Hennesey dan Ian MacLyod memapah big boss mereka masuk ke dalam gedung SEI Tower untuk menghindari berondongan peluru penembak jitu. Sedangkan, rekan-rekannya yang lain menyusul di belakang mereka berlindung dari hujan peluru tajam."Chant, apa kau baik-baik saja?!" tanya Jordan justru menguatirkan istrinya dibanding dirinya sendiri.Tentu saja Chantal yang lebih panik kar
Baca selengkapnya
Menunggu Sebuah Keajaiban
"Dok, bagaimana kondisi suamiku?" Chantal bergegas menghampiri Dokter Vincent Lambert yang baru saja selesai mengoperasi Jordan. Di luar harapan Chantal, dokter spesialis bedah thorax itu menggelengkan kepalanya hingga ia nyaris berhenti detak jantungnya. "A—apa Jordan ... apa dia?" ucapnya terbata-bata dengan emosi kacau balau."Suami Anda sudah melewati bagian penting dari operasi tadi, tetapi kita harus menunggu perkembangan kondisinya. Peluru senapan tembak jitu tadi meninggalkan kerusakan yang cukup parah di paru-paru Mister Fremantle. Paramedis akan memindahkan beliau ke ruangan ICU untuk observasi ketat. Saya harap besok pagi sudah ada kabar baik beliau siuman dari obat bius pasca operasi tadi," terang Dokter Vincent dengan profesional yang membuat Chantal menghela napas lega."Baiklah. Apa saya boleh menemaninya di ruang ICU?" balas Chantal penuh harap.Namun, Dokter Vincent melarangnya untuk terus menerus menemani pasiennya di dalam ruang ICU untuk menjaga kondisi tetap ster
Baca selengkapnya
Hanya Kesepakatan Pura-Pura
"Hey, Nando. Segalanya aman terkendali. Ayo kita ke kafetaria rumah sakit saja untuk mengobrol. Jordan belum boleh dijenguk di ICU, kau bisa melihatnya dari kaca pantau di dinding itu saja," sambut Calvin Fremantle. Dia sengaja berbohong tidak ada yang boleh menjenguk puteranya untuk menghindari bahaya yang mungkin muncul.Maka Fernando Alex Guilermo pun berjalan ke kaca pantau yang ditunjukkan oleh papa Jordan. Dia melihat kondisi pemuda itu yang nampaknya masih kritis dan dalam hatinya merasa sedikit puas. Sisi hatinya yang memiliki rasa dendam terpendam itu justru senang melihat Jordan di ambang batas hidup dan mati.Dia tersenyum tipis di depan kaca pantau lalu berpura-pura menghela napas dalam-dalam seraya menoleh ke arah papa Jordan. "Ayo kita ke kafetaria sekarang, Calvin!" ujarnya merangkul bahu pria yang masih sangat gagah di usia kepala 6 tersebut.Sekitar selusin pengawal dari dua kubu mengikuti langkah dua konglomerat berbeda bisnis tersebut menuju ke kafetaria rumah saki
Baca selengkapnya
Perlawanan Chantal Pada Pembunuh Bayaran
"Pa, pulanglah ke penthouse Jordan. Papa pasti lelah menjaga suamiku semalaman hingga pagi," ujar Chantal yang sudah tiba di rumah sakit pagi-pagi benar.Semalam sudah cukup baginya untuk beristirahat memulihkan tenaga. Dia juga berharap Jordan akan membuka matanya saat dia berjaga di ICU. Mungkin sebentar lagi sesuai perkiraan dokter yang merawatnya.Calvin pun tersenyum letih lalu memeluk menantu kesayangannya itu seraya berkata, "Aku titip puteraku kepadamu, Chantal Darling. Sore nanti Papa akan kembali berjaga menggantikanmu agar kamu tak kelelahan. Sampai ketemu sore oke?" "Hati-hati di jalan, Pa!" sahut Chantal sambil melambaikan tangannya melepas kepergian papa mertuanya yang melangkah menuju ke lift dikawal selusin pengawal berbadan tegap.Andrew Duvall sejak kemarin mengawasi lorong ruang ICU tempat Jordan dirawat. Dia harus memastikan nyawa pria sasarannya melayang dan tak kembali ke raga lagi agar 2 juta dolar menjadi bayarannya. Melihat kepergian selusin pengawal bersenja
Baca selengkapnya
Rencana Gila Jordan
"Dokter Vincent Lambert ... jangan pergi dulu! Ada panggilan dari ruang ICU nomor 7," panggil perawat jaga yang baru saja melihat lampu emergency call di meja tugasnya.Dokter berusia paruh baya itu membalik badannya lalu berlari menuju ke arah sebaliknya untuk memeriksa Jordan Fremantle. Ternyata benar pria yang dia operasi kemarin karena tertembak punggungnya itu telah siuman didampingi oleh istrinya."Oke, apa kabar, Mister Fremantle?" sapa Dokter Vincent sembari memasang stetoskop ke telinganya lalu mendengarkan tarikan napas Jordan."Dadaku dan punggungku ... masih nyeri saat bernapas, Dok. Rasanya seperti ... terbakar!" jawab Jordan mencoba menata napasnya saat berbicara dengan dokter.Chantal diam tak mengatakan sepatah kata pun, dia menyimak perkataan Dokter Vincent Lambert mengenai kondisi suaminya dan terapi selanjutnya."Saya akan meminta perawat untuk memberikan antibiotik, pereda nyeri, dan multivitamin nanti. Hanya makanan lunak untuk sementara hingga pemeriksaan MRI sel
Baca selengkapnya
Mengamuk Di Private Jet Menuju Caribbean Island
"Uhh ... di mana aku?" gumam Chantal sembari menyesuaikan matanya dengan cahaya ruangan yang terang benderang. Dia terbaring di sebuah kursi panjang beralas empuk. Sedikit goncangan kabin private jet itu membuatnya tersadar dan segera duduk menurunkan kakinya ke lantai. Dia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya dan tersadar dia berada di mana saat ini. Sosok papanya duduk santai terkantuk-kantuk di salah satu kursi pesawat."PAPAA! APA KAU MENCULIKKU LAGI DARI SEI TOWER?!" teriak Chantal kalap seperti guntur di siang bolong. Lawrence Brickman langsung terjaga dari tidur-tiduran karena kantuk. Dia bangkit dari kursinya lalu berpindah duduk ke sebelah puterinya. Jelas sekali Chantal marah besar dan menduga ini adalah rencana pribadinya menculik puterinya seperti saat ke Nevada tempo hari."Ssttt ... bisakah tidak berteriak seperti perempuan gila, Chant?! Telinga Papa masih berfungsi normal," ujar Lawrence terkekeh menampakkan sederet gigi putihnya.Namun, Chantal telah hilang kesa
Baca selengkapnya
Melihat Tanpa Bisa Menyentuhnya
"Master Jordan, silakan buka aplikasi pesan email Anda. Elvis Newman mengirimkan link video untuk private streaming aktivitas Nyonya Chantal dari Bahama Island, Karibia," ujar Donovan memberi tahu bosnya permintaan mata-mata yang menguntit Chantal Brickman. Dia menahan hasrat untuk tertawa melihat Jordan yang tergesa-gesa mencari ponselnya. Setelah menemukan ponselnya di bawah tumpukan berkas yang berserakan di meja kerjanya, Jordan segera terpaku memandangi layar ponselnya dengan wajah berjuta emosi. "Ohh, Darling! Aku sangat merindukanmu, seandainya saja kau tahu itu," gumam Jordan muram. Dia ingin menemui Chantal, tetapi itu sangatlah berbahaya. Sampai saat ini tak ada pemecahan untuk persoalan ancaman pembunuhan terhadap dirinya.Rekaman video yang terkirim kepada Jordan berisi seorang wanita yang tengah berbadan dua tersebut sedang berenang di kolam renang salah satu resort mewah lalu berjemur dengan bikini biru cerah di bangku kayu panjang. Melihat tubuh istrinya yang selalu m
Baca selengkapnya
Ditembaki Saat Candle Light Dinner
"Jordan, Jessi, lihat ke mari! Senyum!" seru paparazi pemburu gosip panas selebritis Holywood di trotoar depan restoran Malibu One Star yang terkenal hanya bisa dimasuki oleh orang berkocek tebal atau memiliki status sebagai pesohor.Dengan malas Jordan menyunggingkan senyum tipisnya dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Seorang wanita bergaun sexy berbahan sutera hitam ketat dengan belahan hingga setengah paha kanannya bergelanyut manja di lengan kokohnya. Teman kencannya belakangan ini yang bernama Jessica Carrera tersebut seolah menikmati popularitasnya karena dapat berkencan dengan most wanted bachelor (bujangan paling diminati) di penjuru California.Sepasukan pengawal Jordan mengamankan bos besar mereka dari empat penjuru mata angin dengan penuh kewaspadaan. Donovan dan John Hennesey berbisik satu sama lain karena sedikit kesal, keramaian seperti itu berbahaya untuk Jordan yang masih diburu oleh para pembunuh bayaran di luar sana."Jordan, terima kasih sud
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status