Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 121 - Chapter 130

460 Chapters

Bab 121. Siluman Kalajengking Ditemukan

“Ya Paman, kami telah berhasil menumpas Siluman Kera di pinggiran Desa Purworejo dan Siluman Landak di Desa Purwosari. Tiga Siluman lainnya terdapat di tiga kawasan, sebelah Utara ini kemudian kawasan Barat dan Selatan.” Tutur Arya. “Wah, berat sekali tugas yang akan kalian lakukan itu. Saya hanya bisa berharap pada Gusti Alloh, agar kalian senantiasa dilindungi dan disampaikan tujuan kalian yang mulia itu.” Harapan Broto Seno. “Amin, kami merasa mempunyai kewajiban untuk melaksakan semua itu Paman.” Ucap Arya diiringi senyumnya. “Baiklah karena hari sudah semakin larut, sebaiknya kalian beristirahat. Besok pagi biar saya yang mengumpulkan warga desa, untuk mengawasi kalian dari jauh dalam menumpas Siluman Kalajengking di hutan di pinggiran desa ini.” Tutur Broto Seno sembari mengantar mereka menuju sebuah kamar kosong tempat beristirahat di rumah itu. ****** Kerajaan Gaib malam itu gempar akan berita tewasnya Siluman Kera dan Siluman Landak, Dewi Purnasari alias Dewi Ular ta
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Bab 122. Tewasnya Siluman Kalajengking

Siluman Kalajengking itu ternyata sangat gesit, gerakannya cepat untuk memutar badannya. Arya dan Dewa Pengemis dibuat berfikir membalas serangan untuk sementara ini yang dapat mereka lakukan hanya menghindar dan selalu menghindar dari serangan capit, ekor dan semburan berbahaya dari mulut Siluman Kalajengking itu. Para warga Desa Sendangharjo begitu histeris melihat pertarungan itu, beberapa orang dari mereka ada yang berteriak saking ngerinya. Arya dan Dewa Pengemis mencari cara untuk bisa menyerangnya dari jarak dekat, karena memang sejauh ini kegesitan Siluman Kalajengking itu memutar tubuhnya sangat sulit untuk mereka melakukan serangan salah-salah tubuh mereka yang akan terkena salah satu dari bagian tubuh Siluman Kalajengking itu. Arya mencoba berlari mengitari tubuh Siluman Kalajengking itu, ia bermaksud membuat mahkluk aneh itu lelah memutar-mutar tubuhnya. Namun upaya Arya itu ternyata tidak membuahkan hasil, tak ada tanda-tanda lelah yang ia lihat dari Siluman Kalajengkin
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Bab 123. Tiba Di Desa Tambaksari

“Baik Paman nanti akan kami kabarkan, kami pamit dulu.” Usai berucap dan lambaikan tangan pada seluruh warga desa, Arya dan Dewa Pengemis meninggalkan halaman rumah Broto Seno itu. ******* Sama halnya dengan Desa Sendangharjo, para penduduk desa di kawasan hutan Blora sebelah Barat itu tidak pernah ke luar rumah jika malam datang. Begitu pula tidak membuka lahan di pinggiran hutan, karena mereka pernah melihat sosok Macan Tutul yang sangat besar selalu berlalu lalang di kawasan pinggiran hutan itu. Sejauh ini sosok Macan Tutul itu belum pernah meneror hingga masuk kepedesaan, namun warga desa tetap tidak berani ke luar dari rumah karena mengikuti petunjuk dari para leluhur mereka akan bahaya dari teror sosok ular raksasa berkepala tiga. Beruntung Arya dan Dewa Pengemis tiba di desa sebelah Barat hutan Blora itu masih sore, hingga tak sulit bagi mereka untuk menemui para warga desa di sana. Saat itu Arya dan Dewa Pengemis singgah di sebuah warung, di sana banyak para warga desa du
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

Bab 124. Siluman Macan Tutul

Ia pun mempunyai firasat melihat cara dari dua pendekar menghabisi satu persatu Siluman yang diberi perintah untuk menjaga kawasan hutan Blora, tak lama lagi mereka akan mencari dan bahkan masuk ke istana Kerajaan Gaib yang ia pimpin itu. ****** Udara pagi masih terasa dingin meskipun sang mentari telah muncul dari ufuk Timur, Arya dan Dewa Pengemis tampak memasuki kawasan hutan Blora sebelah Barat itu sementara warga desa Tambaksari menyaksikan dari kejauahan. Cukup lama mereka mengitari pinggiran hutan itu, sosok yang dicari belum juga tampakan diri. Meskipun demikian Arya dan Dewa Pengemis tak mau gegabah, mereka mencoba untuk masuk lebih dalam lagi ke hutan itu dengan penuh kewaspadaan. “Gerrrrrrrrr...! Auuuuuuuuuuuuuum...!” Terdengar suara menggelegar dari rauman sosok yang tentunya sangat besar wujudnya, karena suara itu sempat membuat dedaunan yang mengering berguguran dan dari langkah kakinya tanah tempat mereka berpijak terasa bergetar. “Hati-hati Arya! Sepertinya mahkl
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

Bab 125. Tewasnya Siluman Macan Tutul

“Kraaaaaaaaaaaaaak.....! Blaaaaaaaaaaaaaaar...!” Kepala Siluman Macan Tutul yang berukuran besar itu seperti meledak hancur berkeping-keping dihantam ajian Rajawali Mematuk Mangsa yang dilesatkan Arya setelah lesatan tubuhnya di udara lalu hujaman kedua telapak tangannya mengucup mematuk tepat di kepala mahkluk buas itu. Tubuh Siluman Macan Tutul itu pun ambruk di tanah, dengan kepala hancur berkeping-keping dan tentunya saja nyawanya saat itu juga melayang. Kembali terdengar sorak sorai dari warga desa yang berlarian menuju pinggiran hutan Blora sebelah Barat itu, di samping menghampiri Arya dan Dewa Pengemis mengucapkan selamat dan terima kasih mereka juga ingin melihat dari jarak dekat sosok Siluman Macan Tutul yang selama ini hanya pernah mereka lihat dari jarak jauh. “Luar biasa..! Baru kali ini saya melihat sosok pendekar yang memiliki ilmu tinggi bertarung mempertaruhkan nyawa, menghadapi sosok Siluman Macan Tutul yang sangat besar ini. Saya dan seluruh warga desa Tambaksari
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Bab 126. Siluman Hantu Tangan Tiga

“Ya, sejauh ini saya telah banyak menemui hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran dan pengalaman hidup. Semoga kita selalu dibimbing Gusti Alloh untuk senantiasa berbuat kebajikan, karena di rimba persilatan ini hanya terdapat dua golongan hitam dan putih atau baik dan jahat.” Tutur Arya. “Benar Arya, kalau kita tidak bisa memilah semua itu bukan tidak mungkin kita akan terperosok ke jurang kebatilan. Karena lebih sulit melawan nafsu yang ada di dalam diri kita, ketimbang melawan musuh yang nyata.” Arya menganggukan kepala. “Kau benar, tak sedikit dari pendekar golongan putih terpedaya oleh nafsunya sendiri hingga mereka tak bisa lagi membedakan mana yang benar dan salah untuk dilakukan.” Kali ini Dewa Pengemis yang mengangguk, ia makin kagum pada sahabatnya itu yang memiliki ilmu dan pemikiran luas serta bijak. Malam semakin larut kobaran api unggun masih tetap menyala, rasa kantuk yang tak dapat ditahan lagi membuat Arya dan Dewa Pengemis tertidur sambil menyandarkan tubuh merek
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Bab 127. Tewasnya Mahkluk Mengerikan

“Ha.. Ha.. Ha..! Kau memang benar, tak seorang pun dari manusia yang boleh memasuki hutan Blora ini. Hutan ini adalah milik kami, untuk itu tinggalkan segera kawasan hutan ini jika masih sayang akan nyawa kalian!” Ancam Siluman Hantu Tangan Tiga, Arya cengengesan sembari garuk-garuk kepalanya sementara Dewa Pengemis nampak geram. “Kami tidak akan pernah beranjak dari hutan ini, telah banyak permasalahan yang kalian timbulkan pada para penduduk desa yang ada di seputaran hutan Blora menculik dan juga membunuh mereka yang tak berdosa.” Dewa Pengemis yang menanggapi, Siluman Hantu Tangan Tiga menyeringai. “Siapa suruh mereka masuk ke kawasan hutan ini! Seperti yang tadi saya katakan hutan ini adalah milik kami, hanya dari golongan kami yang boleh masuk dan mendiami hutan Blora ini.” “Siapapun punya hak atas hutan ini, karena semua yang ada di muka bumi ini adalah ciptaan Gusti Alloh termasuk kau!” Ujar Arya yang mulai jengkel, namun Siluman Hantu Tangan Tiga malah tertawa. “Ha.. H
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Bab 128. Kembali Ke Desa Purwosari

“Kelima Siluman itu telah berhasil kita atasi, sekarang apa yang mesti kita lakukan lagi Arya?” Tanya Dewa Pengemis ketika mereka telah berada di seberang sungai yang besar itu. “Seperti yang Resi Kundala katakan setelah kita berhasil melumpuhkan Siluman-siluman itu, ia akan menemui kita dengan mengosok-gosok sehelai daun yang diberikannya itu.” Jawab Arya. “Nah, di mana kita akan melakukan itu agar ia menemui kita? Apa disini saja?” Kembali Dewa Pengemis bertanya. “Sebaiknya kita kembali menuju Desa Purwosari bertemu dengan Tumenggung Galih, karena di sana awal mulanya kita ditemui Resi Kundala. Lagi pula menurut saya desa itu lebih dekat dengan Kerajaan Gaib dibanding desa-desa yang lain, itu terbukti salah seorang warga desa itu bisa dengan mudah sampai ke tengah-tengah hutan Blora lalu hilang. Tutur Arya, Dewa Pengemis nampak menganggukan kepalanya. “Benar juga apa yang kau katakan itu, Arya. Ayo, sekarang juga kita menuju Desa Purwosari mumpung masih siang dan menghindari
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Bab 129. Memanggil Resi Kundala

Menurut Dewi Ular bisa saja suatu ketika musuh datang dan menyerang istana itu, karena kelima Siluman yang merupakan kaki tangan Kerajaan Gaib itu yang bertugas membentengi di bagian alam luar istana telah tewas. Dewi Purnasari atau Dewi Ular itu pun terlihat mempersiapkan diri untuk bertempur, segala ilmu kesaktian yang ia miliki ia keluarkan sebagai uji coba untuk mengetahui seberapa tingkat kemajuan ilmu-ilmu nya itu. Saat tubuh Dewi Purnasari berubah menjadi sosok ular raksasa berkepala tiga mahkluk itu sangat tangguh, ada beberapa macam kekuatan dan senjata yang mematikan berada di tubuhnya. Di samping gelungannya yang dapat meremukan tulang belulang manusia, racun yang disemburkan dari ketiga mulut ular itu bisa membuat manusia buta dan bahkan tewas seketika jika terkena gigitannya. Sosok ular raksasa berkepala tiga itulah yang disinyalir sebagai jelmaan dari Jin jahat yang kini menguasai jasad dari Dewi Purnasari, mahkluk itu benar-benar tak ada kompromi sedikit pun pada mus
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

Bab 130. Masuk Ke Kerajaan Gaib

“Ya Kek, kami mengerti.” Ulas Tumenggung Galih. “Berhubung diperbolehkan para warga desa untuk ikut ke tengah-tengah hutan Blora itu ada baiknya juga kita sampai berita ini pada warga Desa Purworejo, Sendangharjo dan Tambaksari. Karena para kepala desa mereka kemarin berpesan, jika nantinya akan diadakan tindakan pada Kerajaan Gaib di tengah-tengah hutan Blora mereka ingin dikabari dan ikut serta. Adakah dari para warga desa di sini yang bisa diminta tolong menyampaikan pesan ini, Mas Tumenggung?!” Saran dan pinta Arya. “Tentu saja ada Mas Arya, sebentar saya akan menemui beberapa orang warga desa di sini untuk menyampaikan pesan-pesan itu sembari memberi tahu semua warga desa ini siapa saja yang mau ikut ke dalam hutan Blora itu.” Ujar Tumenggung Galih, setelah Arya mengangguk Tumenggung Galih segera beranjak menghampiri beberapa warga desa di sekitaran rumahnya. Setelah Tumenggung Galih menemui beberapa warganya beberapa orang yang ditunjuk itu segera menuju Desa Purworejo, Se
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
46
DMCA.com Protection Status