Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 641 - Chapter 650

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 641 - Chapter 650

2722 Chapters

Bab 641

Wira sontak tercengang saat mendengar berita ini."Benar ... aku juga heran. Rakyat Desa Angindra juga nggak bodoh. Kenapa mereka harus berbuat seperti ini?" tanya Danu dengan ekspresi bingung. Desa Angindra sepertinya sudah bosan hidup.Desa Angindra selalu hidup dengan aman selama bertahun-tahun. Mereka bisa memiliki pijakan yang kuat karena selalu berwaspada. Mereka juga tidak pernah bertengkar dengan pemerintah dan selalu bersikap baik dengan gubernur setempat. Namun, mereka memberontak sampai datang ke Provinsi Jawali untuk melakukan penjarahan. Bukankah ini jelas-jelas merupakan pemberontakan terhadap pemerintahan? Terlepas dari jumlah pasukan Provinsi Jawali, sekalipun menjarah semua harta rakyat Provinsi Jawali, mereka akan mati dan tidak bisa menikmati hartanya!Jika mengetahui hal ini, pemerintahan langsung mengirim pasukan dalam jumlah yang besar untuk melenyapkan seluruh penduduk Desa Angindra dalam sekejap. "Ya, masalah ini nggak masuk akal. Mereka nggak melawan pemerint
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 642

Saat ini, Danu dan lainnya sudah tiba di Toko Uang Tyaga. Meskipun sudah malam, masih ada banyak orang yang menukarkan uang di sini. Sementara itu, Pramana, Fabrian, dan lainnya masuk satu per satu menuju ke gerai yang berbeda. Mereka mengeluarkan uang kertas untuk mulai menukar. "Tuan, mohon tunggu sebentar." Para pejabat kecil ini mengira toko uang akan sepi saat malam hari. Tidak disangka, ternyata begitu banyak orang yang datang!"Cepat, cepat. Aku sedang buru-buru. Kenapa kalian lambat sekali? Bagaimana cara kalian bekerja?" ucap Pramana dengan marah sembari berkacak pinggang. Dia mulai membuat keributan. Para pejabat kecil sontak tertegun sejenak, tetapi mereka tidak berani untuk menyinggung Pramana. Mereka tersenyum dan bergegas mengambil uang perak. Setelah menyerahkan uang perak, Pramana melihat dengan sekilas, lalu berteriak marah, "Kamu jangan main-main denganku. Jumlah uang perak ini nggak sesuai!"Teriakan Pramana membuat para pejabat kecil terkejut. Mereka segera menga
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 643

"Kukira Wira ini pria terhormat, nggak kusangka dia akan menyuruh kalian datang mengacau. Kalian pikir dengan berbuat begini, kami akan diam saja?" Irsyad segera melambaikan tangannya dan berkata, "Kalian sengaja datang ke toko kami untuk membuat masalah. Aku persilakan kalian keluar sekarang. Kalau nggak, aku nggak akan segan-segan!"Mendengar ini, Fabrian terbahak, lalu berkata, "Tuan Irsyad, kamu mau menyerangku? Bukannya sombong, tapi aku cukup terkenal lho. Sebaiknya kamu jangan menyentuhku. Kalau kamu berani melakukannya, itu artinya kamu meremehkan istana!"Fabrian sama sekali tidak takut. Dia tahu bahwa para veteran Pasukan Zirah Hitam yang datang bersamanya jago berkelahi. Jika perkelahian benar-benar pecah, mereka pasti bisa mengalahkan para penjaga Toko Uang Tyaga dengan mudah. Namun, hari ini dia datang bukan untuk berkelahi. Tujuannya ke sini adalah untuk mengacaukan situasi di toko uang! Makin kacau makin baik!"Menggelikan, cuma terkenal sedikit saja mau sombong! Aku men
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 644

Usai berkata begitu, Fabrian dan yang lainnya bergegas keluar, seolah-olah hendak membantu memadamkan api.Irsyad yang marah pun segera mengutus orang untuk memadamkan api. Namun, semuanya malah jadi kacau balau. Orang-orang Toko Uang Tyaga sendiri sudah mengambil air dengan kalang kabut. Ditambah lagi, Fabrian dan yang lainnya sengaja membuat kekacauan. Terkadang, sebelum mencapai gedung yang dilalap api, air saja sudah tumpah.Irsyad yang melihat situasi ini dari kejauhan langsung naik darah. "Fabrian, kalian ngapain? Cepat pergi! Aku nggak butuh bantuan kalian!" seru Irsyad.Fabrian, Pramana, dan yang lainnya tersenyum mendengarnya. "Kenapa sungkan begitu? Hei, hei ... kenapa jalanmu ceroboh sekali? Kamu menumpahkan air lagi. Cepat ambil yang baru, kalau nggak, gedung ini bisa ludes terbakar!" ujar Fabrian.Irsyad geram sekali dengan situasi ini. Namun, dalam situasi kacau ini, semua orang telah pergi untuk memadamkan api, jadi dia tidak punya cara untuk mengusir Fabrian dan yang la
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 645

Danu tersenyum senang karena rencana mereka berjalan sukses. Wira juga mengangguk puas.Saat ini, Mandra dan timnya menunggangi kuda dan bersembunyi di tengah jalan. Hanya ada beberapa kuda dan kereta kosong yang ditinggalkan di dalam gang gelap. Sementara itu, orang-orangnya sama sekali tidak kelihatan.Irsyad dan orang-orangnya segera tiba di gang itu. Salah satunya lantas berseru, "Tuan, di depan ada kereta! Itu kereta para bandit!""Huh! Mereka pasti tahu kalau mereka nggak bisa keluar kota, makanya mereka meninggalkan hasil rampokan dan kabur!" cemooh Irsyad. Kemudian, dia memimpin orang-orangnya untuk memeriksa kereta-kereta itu. Namun, ekspresi mereka seketika berubah."Tuan, cuma ada kotak-kotak kosong di kereta ini, nggak ada ... nggak ada satu keping perak pun di sini!" seru salah satu bawahan Irsyad.Setelah diperiksa, tidak ada sepeser uang pun di belasan kereta itu. Hal ini seketika membuat wajah Irsyad masam."Apa? Nggak ada uangnya? Mustahil!" ujar Irsyad tidak percaya.
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 646

Mendengar ini, semua orang sontak tertegun. Mereka kebingungan, tidak mengerti maksud ucapan Wira.Wira memandang mereka sambil tersenyum. Tahu bahwa dia belum bisa menjelaskannya sekarang, dia pun berkata, "Sudahlah, kita bahas sisanya nanti. Sekarang, mari kita siap-siap menyambut tamu."Danu dan yang lainnya seketika tertegun, sementara Fabrian dan Pramana saling memandang. Fabrian lalu berkata dengan kaget, "Maksudnya ... orang dari Toko Uang Tyaga?""Tentu saja, seperti yang kalian bilang tadi, kita meninggalkan begitu banyak petunjuk. Mereka tentu curiga, lalu datang memeriksa ke sini," jawab Wira.Semua orang langsung memasang tampang cemas. Salah satunya tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Terus, kedua kereta ini ....""Keluarga berada mana yang nggak punya dua kereta?" sahut Wira dengan santai. Kemudian, dia menepuk tangan dan berkata, "Terima kasih atas kerja keras kalian hari ini. Sekarang, mari kita rayakan!"Setelah itu, Wira meminta para koki untuk menghidangkan makan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 647

Saat berkata begitu, Wira menatap Irsyad dengan ekspresi mengejek."Tuan Irsyad, turut berduka cita ya. Untungnya, kamu cuma kehilangan uang, nggak hilang nyawa. Syukurlah, syukurlah ...," ujar Wira lagi sambil tersenyum dan menangkupkan tinjunya.Wajah Irsyad tampak luar biasa masam saat membalas, "Wira, kamu masih bisa makan dengan santai di sini?""Kenapa nggak? Waktu mendengar Tuan Irsyad mengalami musibah besar, aku malah kegirangan dan ingin minum dua gelas anggur lagi!" kata Wira sambil terbahak. Ucapan ini membuat Irsyad makin meradang."Huh! Wira, jangan kira aku nggak tahu siapa yang merampokku. Kereta-kereta bandit itu diparkir di dalam gang, tapi nggak ada sepeser uang pun di dalamnya. Sekarang, ada dua kereta di halamanmu. Jadi, pasti kamulah yang merampokku. Aku mau menggeledah rumahmu!" seru Irsyad dengan berang.Puluhan orang di belakang Irsyad melempar tatapan tajam pada Wira. Namun, dia hanya bertanya tanpa peduli, "Aku tanya dulu, apa pangkat Tuan Irsyad di kerajaan?
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 648

Ekspresi Irsyad berubah muram mendengar itu. Harus diakui, kata-kata Wira sangat masuk akal. Tindakannya menerobos masuk rumah Wira tanpa bukti atau membawa dokumen resmi tidak bisa dibenarkan.Ditambah lagi, meskipun Wira tidak disenangi istana, dia tetap seorang sekretaris utama tingkat kesembilan. Irsyad memang berisiko dibunuh jika menerobos masuk rumahnya. Biarpun tidak sampai dibunuh, dia juga tidak bisa menuntut jika dilukai."Wira, paling-paling kamu takut, 'kan? Menggelikan. Kalau gitu, aku akan menyuruh seseorang untuk menggeledah rumahmu besok," ujar Irsyad sambil mendengus dingin."Kamu nggak takut aku mengangkut uang emas itu keluar malam ini? Selain itu, apa kamu seyakin itu kalau seseorang bisa diutus untuk menggeledahku besok? Sobat, kamu harus mendapatkan buktinya dulu. Aku tahu Toko Uang Tyaga cukup cakap, tapi nggak semudah itu untuk meyakinkan Lukman," tantang Wira sambil tersenyum sinis.Ekspresi Irsyad sontak berubah muram. Dia menatap Wira dan tiba-tiba merasa ti
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 649

"Benarkah? Aku memang nggak berbakat, tapi bisnisku berjalan dengan sangat baik. Kalau nggak, orang di belakang kalian itu juga nggak akan menyuruh kalian untuk menyerangku. Kalian juga nggak perlu menipuku dalam urusan bisnis." Usai mengatakan itu, Wira hanya tersenyum tanpa berbasa-basi lebih lanjut. Dia menoleh, lalu mengambil sumpit dan lanjut menyantap makanannya."Kalau kamu berani bertaruh, buatlah surat perjanjian. Kalau nggak, silakan pergi dan jangan menggangguku yang sedang makan dengan tenang. Karena ada pertunjukan sebagai hiburan kita hari ini ... rasa makanannya menjadi lebih enak," timpal Wira sambil tersenyum. Kemudian, dia mengangkat gelasnya untuk bersulang bersama Fabrian dan yang lainnya.Begitu orang-orang ini mendengar percakapan antara Wira dan Irsyad, mereka sontak merasa lega dan benar-benar rileks sekarang. Satu per satu dari mereka meminum anggur hingga wajahnya tampak memerah.Irsyad berdiri di sana dan mulai merenung. Dia adalah orang yang cerdas dan peka.
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 650

Wira sama sekali tidak memedulikan ucapan Irsyad. Sebab, dia tahu bahwa tak peduli apa pun yang dipikirkan oleh Irsyad, pada akhirnya pria itu tidak akan bisa menemukan bukti apa pun.Apalagi, Wira juga menyadari bahwa Irsyad adalah orang yang cerdas. Kelemahan terbesar dari orang cerdas adalah keangkuhan mereka. Dia ingin melihat ekspresi Irsyad yang meragukan dirinya sendiri ketika gagal nantinya. Ini merupakan hukuman terbaik bagi orang cerdas.Sementara itu, Irsyad tentu tidak mengetahui pemikiran Wira. Dia malah duduk sembari menjelaskan, "Itu sangat sederhana. Pertama, kehadiran teman-temanmu selalu sangat kebetulan, baik ketika terjadi kebakaran atau perampokan. Mereka selalu kebetulan muncul dalam dua situasi tersebut. Ini adalah asumsi pertamaku."Mereka tidak mengindahkan perkataan Irsyad. Sebab, semua orang telah memikirkan hal ini sebelumnya dan dugaan tersebut hanyalah asumsi semata.Irsyad melanjutkan, "Kedua, kelompok ini nggak meninggalkan Provinsi Jawali, tapi uang ema
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
6364656667
...
273
DMCA.com Protection Status