"Benarkah? Aku memang nggak berbakat, tapi bisnisku berjalan dengan sangat baik. Kalau nggak, orang di belakang kalian itu juga nggak akan menyuruh kalian untuk menyerangku. Kalian juga nggak perlu menipuku dalam urusan bisnis." Usai mengatakan itu, Wira hanya tersenyum tanpa berbasa-basi lebih lanjut. Dia menoleh, lalu mengambil sumpit dan lanjut menyantap makanannya."Kalau kamu berani bertaruh, buatlah surat perjanjian. Kalau nggak, silakan pergi dan jangan menggangguku yang sedang makan dengan tenang. Karena ada pertunjukan sebagai hiburan kita hari ini ... rasa makanannya menjadi lebih enak," timpal Wira sambil tersenyum. Kemudian, dia mengangkat gelasnya untuk bersulang bersama Fabrian dan yang lainnya.Begitu orang-orang ini mendengar percakapan antara Wira dan Irsyad, mereka sontak merasa lega dan benar-benar rileks sekarang. Satu per satu dari mereka meminum anggur hingga wajahnya tampak memerah.Irsyad berdiri di sana dan mulai merenung. Dia adalah orang yang cerdas dan peka.
Wira sama sekali tidak memedulikan ucapan Irsyad. Sebab, dia tahu bahwa tak peduli apa pun yang dipikirkan oleh Irsyad, pada akhirnya pria itu tidak akan bisa menemukan bukti apa pun.Apalagi, Wira juga menyadari bahwa Irsyad adalah orang yang cerdas. Kelemahan terbesar dari orang cerdas adalah keangkuhan mereka. Dia ingin melihat ekspresi Irsyad yang meragukan dirinya sendiri ketika gagal nantinya. Ini merupakan hukuman terbaik bagi orang cerdas.Sementara itu, Irsyad tentu tidak mengetahui pemikiran Wira. Dia malah duduk sembari menjelaskan, "Itu sangat sederhana. Pertama, kehadiran teman-temanmu selalu sangat kebetulan, baik ketika terjadi kebakaran atau perampokan. Mereka selalu kebetulan muncul dalam dua situasi tersebut. Ini adalah asumsi pertamaku."Mereka tidak mengindahkan perkataan Irsyad. Sebab, semua orang telah memikirkan hal ini sebelumnya dan dugaan tersebut hanyalah asumsi semata.Irsyad melanjutkan, "Kedua, kelompok ini nggak meninggalkan Provinsi Jawali, tapi uang ema
"Kamu menyembunyikan uang emas di dalam botol!" ucap Irsyad. Perkataannya ini membuat Fabrian dan yang lainnya merasa sedikit gugup."Tuan Muda Irsyad, kamu pasti bercanda. Kalau begitu, aku akan membukanya satu per satu," ujar Wira. Sembari berkata demikian, dia membuka salah satu botol. Irsyad langsung menundukkan kepala untuk memeriksanya. Akan tetapi, ketika botol itu dibuka, selain bau yang tidak sedap, hanya ada cairan yang tampak keruh. Botol kedua juga sama, begitu pula dengan botol ketiga ....Pada akhirnya, Wira telah membuka semua botol, tetapi tidak ada sebatang uang emas pun yang terlihat. Saat ini, ekspresi Irsyad akhirnya berubah. Dia sangat kebingungan sehingga bertanya, "Bagaimana mungkin nggak ada?"Irsyad tidak percaya dengan hal ini. Dia yakin bahwa analisisnya sudah sangat akurat. Dia percaya bahwa semua ini adalah perbuatan Wira. Namun, kenapa ... tidak ada!Setelah itu, Wira pun berkata, "Tuan Muda Irsyad, kamu sangat cerdas. Dengan semua bukti ini, pantas saja k
Usai mendengar perkataan Wira, Danu dan yang lainnya benar-benar terkejut! Mereka tidak menyangka bahwa Wira akan menggunakan metode ini. Apabila berita ini benar-benar tersebar, bukannya riwayat Darsono dan Irsyad akan tamat?Keesokan harinya, berita tentang Toko Uang Tyaga menyebar dengan cepat. Kini, semua orang telah mengetahuinya. Mereka sangat terkejut karena tidak pernah menyangka bahwa akan ada orang yang berani merampok Toko Uang Tyaga!Tindakan ini tidak cukup hanya dinilai dengan kata "berani", melainkan adalah tindakan yang sangat nekat dan mencari mati. Kini, seluruh Provinsi Jawali mulai mencari keberadaan uang emas tersebut. Menurut Toko Uang Tyaga, uang emas senilai miliaran gabak itu masih belum meninggalkan Provinsi Jawali!Pada saat ini, di kantor gubernur, Darsono dan Irsyad tengah duduk di ruang tamu bersama dengan Lukman dan Hatta. Darsono menangkupkan tangan, lalu berbicara seraya tersenyum ramah, "Tuan Lukman, kami berharap kamu bisa memberikan bantuan besar dal
Setelah mengambil keputusan, Lukman hendak memberikan perintah untuk menangkap Wira. Tidak disangka, seorang bawahannya tiba-tiba berlari masuk dengan tergesa-gesa. Kemudian, dia berkata, "Tuan, ada kabar buruk! Ini sangat gawat!"Lukman mengernyit dan segera memarahi, "Jangan panik begitu. Katakanlah, apa yang terjadi?"Bawahannya segera menjelaskan, "Di luar sana ... ada rumor baru yang beredar. Mereka mengatakan bahwa ... Toko Uang Tyaga telah bersekongkol dengan seseorang untuk merampok uang emasnya sendiri ...."Begitu mendengar hal ini, Lukman dan Darsono sama-sama terkejut. Terutama Darsono yang tampak sangat kesal. Dia langsung menepuk meja sembari berkata, "Keterlaluan! Bisa-bisanya memfitnahku merampok uangku sendiri! Siapa yang menyebarkan rumor ini?"Bawahan Lukman menjawab, "Aku ... aku juga nggak tahu, tapi sekarang rumor ini menyebar dengan cepat di luar ...." Saat ini, baik pedagang maupun orang biasa, mereka telah mulai menggosipkan hal ini."Eh ... apa kalian sudah me
Barraq dan yang lainnya segera menaati perintah Solomon. Saat itu, mereka lagi-lagi memimpin 1.000 orang untuk bergerak menuju Provinsi Jawali."Nggak lama lagi ... Provinsi Jawali pasti akan meminta bantuan. Pada saat itu, kita akan bisa mengendalikan Provinsi Jawali tanpa hambatan!" ucap Solomon sembari tersenyum. Sorot matanya memancarkan kepercayaan diri yang tegas!Saat ini, Provinsi Jawali masih belum mengetahui situasi di sini. Mereka masih fokus dalam insiden perampokan uang emas. Farrel yang telah mendengar kabar tersebut juga tertawa terbahak-bahak, lalu dia segera berkata, "Wira benar-benar kejam. Dia berhasil merampas lebih dari 60 miliar gabak dari Toko Uang Tyaga. Ini sungguh menarik."Akan tetapi, gadis berpakaian ungu yang mendengar perkataannya malah tertegun sejenak, lalu dia bertanya, "Bagaimana kamu bisa yakin bahwa dia adalah pelakunya?"Farrel pun menjawab, "Siapa lagi selain dia? Di dalam Provinsi Jawali, hanya sedikit orang yang akan berani merampok Toko Uang Ty
Tak lama kemudian, kereta kuda Farrel sampai di depan halaman rumah Wira. Farrel dibawa masuk ke halaman dan dia tertawa terbahak-bahak saat melihat Wira. Farrel berujar, "Wira, caramu benar-benar hebat!"Wira tersenyum dan berucap, "Farrel, apa maksudmu?"Farrel juga tidak berbasa-basi lagi, lalu langsung menyahut, "Wira, memangnya masih ada yang harus dirahasiakan di antara kita? Lagi pula, semua orang bisa menebak itu perbuatanmu."Wira tertawa dan menimpali, "Aku nggak peduli, pokoknya aku nggak akan mengakuinya. Selain itu ... mengenai rahasia ... Farrel, apa kamu nggak merahasiakan sesuatu dariku?"Ucapan Wira membuat Farrel terdiam. Farrel seketika merasa kesal. Namun, mendengar perkataan Wira, Farrel tahu pasti Yudha yang memberi tahu Wira!"Kalau kamu sudah tahu, untuk apa mengujiku lagi? Aku memang wanita, apa sudah cukup jelas?" ucap Farrel.Farrel merasa tidak berdaya, lalu tersenyum dan berkata, "Wira, sekarang kamu bisa memberitahuku yang sebenarnya, 'kan? Kamu tenang saj
Farrel melirik gadis berpakaian ungu setelah mendengar ucapan Wira. Gadis berpakaian ungu berkata, "Hehe, aku nggak berani bertaruh denganmu. Tapi, Wira berani. Bagaimana kalau kamu bertaruh dengannya saja?"Farrel mengedipkan mata. Meskipun suka bertaruh, dia hanya mengikuti taruhan saat merasa yakin sepenuhnya. Namun ....Sekarang Farrel tidak terlalu yakin. Tentu saja, biasanya dia pasti merasa emas yang disimpan di dalam air ini adalah hal yang tidak memungkinkan. Namun, Farrel menjadi ragu karena Wira yang mengatakan hal ini."Kenapa? Kamu nggak berani bertaruh? Kalau kamu menang, aku akan menyetujui 1 permintaanmu. Kamu boleh meminta apa pun!" ucap Wira sambil tersenyum.Farrel mengedipkan mata setelah mendengar ucapan Wira. Farrel bertanya, "Jadi, bagaimana kalau aku kalah dan kamu menang? Aku harus membayar apa?"Farrel ingin mendengar jawaban Wira baru memutuskan untuk bertaruh atau tidak. Kemudian, Wira menjawab, "Gampang ... nanti kamu cukup bantu aku kirim semua uang emas i
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m