Share

Bab 656

Author: Arif
Farrel melirik gadis berpakaian ungu setelah mendengar ucapan Wira. Gadis berpakaian ungu berkata, "Hehe, aku nggak berani bertaruh denganmu. Tapi, Wira berani. Bagaimana kalau kamu bertaruh dengannya saja?"

Farrel mengedipkan mata. Meskipun suka bertaruh, dia hanya mengikuti taruhan saat merasa yakin sepenuhnya. Namun ....

Sekarang Farrel tidak terlalu yakin. Tentu saja, biasanya dia pasti merasa emas yang disimpan di dalam air ini adalah hal yang tidak memungkinkan. Namun, Farrel menjadi ragu karena Wira yang mengatakan hal ini.

"Kenapa? Kamu nggak berani bertaruh? Kalau kamu menang, aku akan menyetujui 1 permintaanmu. Kamu boleh meminta apa pun!" ucap Wira sambil tersenyum.

Farrel mengedipkan mata setelah mendengar ucapan Wira. Farrel bertanya, "Jadi, bagaimana kalau aku kalah dan kamu menang? Aku harus membayar apa?"

Farrel ingin mendengar jawaban Wira baru memutuskan untuk bertaruh atau tidak. Kemudian, Wira menjawab, "Gampang ... nanti kamu cukup bantu aku kirim semua uang emas i
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 657

    Farrel menjelaskan, "Tadi sebelum datang, aku mendapat kabar bahwa bandit Desa Angindra sama sekali nggak terluka dan terus melakukan kejahatan. Sebaliknya, pasukan Provinsi Jawali yang bertugas untuk melenyapkan bandit belum kembali!""Tiga ribu pasukan Provinsi Jawali melawan 1.000 bandit yang nggak punya senjata lengkap. Seharusnya, anggota Desa Angindra nggak mampu melawan pasukan Provinsi Jawali," lanjut Farrel.Wira juga terkejut setelah mendengar perkataan Farrel. Apa yang direncanakan Desa Angindra?"Maksudmu, ada yang menyokong Desa Angindra? Siapa orang itu?" ucap Wira. Dia tidak terlalu familier dengan orang-orang di sini. Tentu saja, dia tidak bisa menebak siapa penyokong itu."Ini ... sulit ditebak .... seharusnya ada 3 kemungkinan!" kata Farrel seraya mengulurkan 3 jarinya.Wira seketika merasa penasaran begitu mendengar perkataan ini, lalu menyahut, "Coba jelaskan!"Farrel pun mengungkapkan tebakannya, "Kemungkinan pertama nggak sulit ditebak, yaitu gubernur bersekongkol

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 658

    Rendra dan Solomon tersenyum, lalu segera mengerahkan pasukan mereka. Tiga puluh ribu lebih pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino berangkat menuju Provinsi Jawali.Saat ini, Lukman sangat senang setelah menerima surat dari Rendra. Lukman berujar, "Untung saja Rendra mengutus pasukannya ke Provinsi Jawali untuk membantuku melenyapkan bandit."Selesai bicara, Hatta yang berdiri di samping juga agak terkejut. Dengan begitu, masalah ini pun terselesaikan.Wira tentu saja tidak memedulikan semua ini. Dia berencana mengeluarkan uang emas dan meminta bantuan Farrel untuk mengirimnya. Sementara itu, perjalanan Wira di Provinsi Jawali juga sudah berakhir. Jadi, Wira tidak ingin tinggal lebih lama lagi.Namun, Wira tidak tahu bahwa saat ini pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino sudah tiba di Provinsi Jawali. Pasukan di ketiga benteng kota membuka gerbang dan membawa pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino masuk. Pemimpin pengawal dari ketiga benteng kota segera menyambut kedatangan Rendra dan pasu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 659

    Saat ini, Rendra masih tidak terburu-buru. Dia duduk di dalam kamp sambil merenung. Tiba-tiba, Solomon berjalan masuk dan berkata, "Ayah, ada surat lagi dari orang itu. Coba lihat dulu."Rendra langsung membuka matanya dan mengambil surat itu. Dia mengernyit setelah membaca isi surat. Rendra berucap, "Menyerang hanya demi seseorang?"Rendra agak terkejut. Dia mengamati nama "Wira" dengan cermat dan hatinya tergerak."Apa?" tanya Solomon yang segera menghampiri Rendra. Solomon juga kaget setelah membaca surat itu."Jadi, kita bersusah payah hanya demi seseorang?" ujar Solomon. Dia tidak mengerti apa maksud orang itu.Rendra menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, "Sepertinya, orang itu sangat menyukai Wira. Dia ingin ... membuat Wira kecewa dan tunduk kepadanya, lalu bekerja untuknya."Mendengar ucapan Rendra, Solomon mendengus dan menimpali, "Kenapa begitu repot? Kalau kita menerobos kota dan menangkap Wira, dalam 3 hari, kita bisa segera kembali ke Kerajaan Agrel."Re

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 660

    "Berengsek! Rendra, kamu benar-benar keterlaluan. Ternyata kamu nggak membiarkan Provinsi Jawali menyerah!" seru Lukman. Saat ini, dia juga terkejut sesudah mengambil bilah bambu yang dilempar dari luar.Pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino menolak kalaupun Lukman menyerah dan membuka gerbang kota. Apa pun yang terjadi, mereka juga akan membantai semua rakyat tanpa tersisa sedikit pun."Ayah ... bagaimana ini? Apa sekarang ... kita cuma menunggu dibunuh?" ujar Hatta yang panik. Dia tidak ingin mati.Saat memikirkan hal ini, Lukman menarik napas dalam-dalam. Dia yang mendapatkan sebuah ide berujar, "Hanya ada 1 cara untuk menyelesaikan masalah saat ini."Hatta tertegun sejenak sesudah Lukman selesai bicara. Dia yang kebingungan bertanya, "Memangnya masih ada cara lain lagi?" Hatta tidak tahu mereka bisa menggunakan cara apa lagi untuk menghadapi 30 ribu pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino."Ada, suruh Wira menjadi ... penasihat militer!" ucap Lukman. Hatta tercengang dan dan ekspres

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 661

    Apa yang bisa dilakukan saat seluruh penduduk kota dibantai? Hari ini, seluruh rakyat Provinsi Jawali akan dibunuh. Hari kedua, para tentara Kota Pusat Pemerintahan Roino akan dilenyapkan. Hari ketiga, kota ini akan bebas dari pemberontakan. Seluruh jenderal yang menyergap Kerajaan Nuala juga telah gugur.Tidak banyak pihak yang bisa mengendalikan prajurit. Kerajaan Agrel sudah melakukan banyak hal, tetapi akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Kejadian ini benar-benar membingungkan. "Tentara Kota Pusat Pemerintahan Roino memang memberontak. Aku khawatir mereka adalah bidak Kerajaan Agrel. Tapi, aku nggak mengerti alasan pemberontakan ini. Kita nggak bisa menyerang ataupun bertahan. Sungguh membingungkan!" Farrel juga berpikir demikian. Tidak sulit untuk memahami hal ini, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa berpikir dengan tenang saat wilayahnya sedang diserang oleh pasukan militer."Selain itu, mereka terus membantai kota dan menolak untuk menyerah. Taktik seperti apa ini?" tambah F

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 662

    Setelah Wira melontarkan pertanyaannya, Dewina sontak tertegun. Dia tidak menyangka bahwa Wira begitu cerdas. Wira langsung mengetahui bahwa Dewina adalah orang Kerajaan Agrel hanya dari satu kalimat yang Dewina ucapkan. Dewina tampak terkejut, sementara Wira tampak muram. Namun, saat in Wira masih belum paham tujuan Dewina kemari. Jangan-jangan ... Dewina berniat untuk menarik Wira ke pihaknya? Wira bahkan berpikir apa semua situasi ini terjadi demi dirinya? Meskipun alasan Dewina sangat masuk akal, Wira tetap tidak menyangka bahwa semua ini benar-benar demi dirinya. "Tuan Wira memang yang terbaik. Kalau begitu, aku nggak akan berbasa-basi lagi. Aku memang orang Kerajaan Agrel. Kali ini, aku datang mewakili Kerajaan Agrel untuk merekrut Tuan Wira," sahut Dewina sambil tersenyum. Wira menatapnya dengan dingin sembari bertanya, "Apa? Apa semua ini demi diriku?"Setelah Wira selesai berbicara, Dewina juga sama terkejutnya. Namun, Dewina mengangguk dan menjawab, "Benar, semua ini kami

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 663

    Setelah pamit, Dewina langsung pergi. Wira menatap kepergian Dewina dengan perasaan terkejut. Kerajaan Nuala benar-benar akan hancur dan dalam bahaya! Menurut Wira, Pemimpin Kerajaan Agrel jauh lebih hebat dibandingkan Pemimpin Kerajaan Nuala.Jika Wira tidak ada di era ini, Kerajaan Agrel mungkin tidak butuh waktu lama untuk menghancurkan Kerajaan Nuala. Ketika waktunya tiba, Kerajaan Agrel akan mengirim pasukan untuk melenyapkan Kerajaan Nuala. Terlebih lagi, masih ada pihak lain yang sedang mengamati keadaan dan bersiap untuk menyerang.Wira menghela napas dengan tidak berdaya, lalu berkata, "Beri tahu Keluarga Marino untuk menemuiku di ruang kerja." Setelah berbicara, Wira berbalik menuju ruang kerja. Dia tahu bahwa kedatangan Lukman sekarang pasti untuk meminta bantuannya.Sebenarnya, Wira sangat muak dengan Lukman. Lukman adalah orang yang terlihat baik di depan, tetapi mempermainkan orang lain di belakang. Jika bukan karena Lukman, Wira tidak akan diawasi oleh Toko Uang Tyaga da

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 664

    Usai menyampaikan persyaratannya, Wira tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya duduk di sana sambil menyesap tehnya. Wira yakin Lukman sedang merasa bimbang. Bagaimanapun, jika Lukman menyanggupinya, lalu kesepakatan ini terekspos suatu hari nanti, dia bisa mati dengan mengenaskan.Saat ini, Lukman memang ragu-ragu. Dia tahu sekarang adalah masa yang sangat kritis. Jika dia tidak menyetujui syarat Wira, situasi akan menjadi sangat buruk. Akhirnya, Lukman menggertakkan gigi dan berkata, "Baiklah, tapi nggak boleh ada perjanjian tertulis." Lukman menarik napas dalam-dalam usai berkata begitu. Ini adalah persyaratan dari dirinya.Pemikiran Lukman tentu saja diketahui Wira, jadi dia tersenyum dan berkata datar, "Kalau nggak ada niat untuk menepatinya, perjanjian tertulis pun nggak ada gunanya. Lukman, aku nggak takut kamu akan menelan kata-katamu kembali."Mendengar ini, Lukman bertanya dengan kaget, "Kamu nggak takut aku ingkar janji?""Ya, aku nggak pernah meragukan orang-orang yang bek

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2986

    Jaran berpikir saat Wira sendiri yang ingin menceritakannya, semua kebenarannya pun akan terungkap.Wira tersenyum dan berkata, "Nggak bisa dibilang seperti ini juga. Aku mencari kalian bukan hanya untuk menghadapi dia, aku sebenarnya punya alasan lain juga. Aku juga ...."Saat mengatakan itu, Wira melirik bungkusan yang berisi abu jenazah di punggung Agha.Saat baru bertemu dengan Wira dan yang lainnya, Fikri kebetulan melihat adegan itu. Dia pun langsung mengerti, ternyata begitu kejadiannya. Sepertinya, Wira adalah orang yang sangat menghargai hubungannya dengan yang lainnya juga hingga rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk mencari jasad teman-temannya. Bisa memiliki teman seperti ini termasuk keberuntungan seumur hidup.Saat keduanya sedang berbicara, Dwija tiba-tiba mendekati Wira dan berkata sambil menunjuk ke arah kaki gunung, "Ada orang yang datang."Wira dan yang lainnya segera berjalan ke tepi tebing gunung dan melihat saat ini seluruh gunung sudah dikepung dengan rapat.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2985

    Sementara itu, terlihat sebuah lubang hitam dan kini masih sedang meneteskan darah di kepala Jaran. Dalam sekejap, Jaran sudah terkapar di tanah dan langsung mati."Apa yang sudah terjadi?" tanya semua orang yang menoleh secara bersamaan dan menatap Wira.Saat ini, Wira masih menggenggam sebuah pistol dan tadi dia yang menembak saat Jaran tidak memperhatikannya. Bagaimanapun juga, perhatian Jaran sedang tertuju pada Fikri, ini juga yang memberikannya kesempatan bagus untuk bertindak. Dia pun berhasil memastikan kemenangannya hanya dengan satu tembakan."Aku khawatir dia benar-benar akan menggunakan ilmu sihir terkuatnya seperti yang dikatakannya dan membawa masalah bagi kalian semua, jadi aku langsung menembaknya. Dengan begitu, kita juga akan menghemat banyak tenaga," kata Wira sambil tersenyum dan menyimpan kembali pistolnya.Fikri yang berdiri di samping pun segera mendekati Wira dan berkata sambil tersenyum, "Kalau kamu punya senjata seperti ini sejak awal, kenapa masih perlu bantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2984

    "Karena kamu memilih untuk mati bersama mereka, jangan salahkan aku nggak berbelas kasihan," teriak Jaran dengan marah.Namun, saat Jaran hendak turun tangan, terdengar suara angin yang bertiup dan langsung muncul beberapa sosok di depannya. Mereka semua mengenakan jubah hitam dan hanya menunjukkan sepasang mata saja. Melihat mereka, dia langsung menjadi panik. Dia juga berasal dari Lembah Duka, tentu saja tahu siapa mereka dan dia tidak mungkin bisa menandingi mereka.Dalam sekejap, napas Jaran menjadi makin terengah-engah. Dia mengepalkan tinjunya dengan erat dan secara refleks mundur beberapa langkah, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Kalian semua meninggalkan Lembah Duka? Apa kalian masih ingat dengan aturan yang ditetapkan orang-orang itu untuk Lembah Duka?""Sekarang kalian keluar dari Lembah Duka berarti sudah menentang mereka secara terang-terangan. Kalau ketahuan mereka, mereka pasti nggak akan membiarkan kalian begitu saja.""Bagaimana kalau kita saling mengalah? Jangan a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2983

    "Tapi, tempat ini nggak akan jadi kuburanku, melainkan jadi kuburan kalian. Karena kalian sendiri yang cari mati, aku akan mengabulkan keinginan kalian," kata Jaran.Dalam sekejap, kedua pihak berpindah ke tebing gunung yang letaknya jauh dari sana. Setelah bergerak sekitar satu jam, Wira dan yang lainnya sudah tiba di tebing gunung itu. Pemandangan di sana sangat tandus dan terdapat sebuah jurang yang sangat dalam di samping. Tempat ini terlihat sangat menyeramkan, tetapi sangat cocok untuk pertarungan hidup dan mati juga."Aku tahu kamu sengaja mengulur waktu. Kamu pasti sudah tahu kemampuanku juga, jadi nggak berani melawanku secara langsung. Sayangnya, sekarang kita sudah sampai ke sini, aku ingin melihat kamu masih punya cara apa lagi untuk terus mengulur waktu," kata Jaran dengan tegas.Jaran berpikir tadi Wira memilih untuk berpindah lokasi, ini membuktikan Wira pasti sedang mengulur waktu. Bagaimanapun juga, Wira juga sudah tahu kekuatannya, tidak akan berani benar-benar melawa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2982

    Fikri berkata dengan dingin, "Dilihat dari penampilannya yang seperti itu, aku sudah tahu siapa dia. Pengkhianat ini malah inisiatif datang mencariku, ini malah memudahkan urusan kita. Sekarang semuanya sudah siap, hanya tinggal bertindak saja. Kalau sudah di dalam kota, kita memang akan sulit untuk melawannya.""Kalau kita bertindak di sana, kemungkinan besar akan menarik perhatian orang lain. Tapi, sekarang dia sendiri yang mendekati kita, kita pun jadi jauh lebih mudah untuk menghabisinya. Nanti kita pancing dia ke tempat yang lebih jauh dari sini, lalu kita baru bertindak. Kita singkirkan dia dengan diam-diam."Sebagai pewaris ketua Lembah Duka, Fikri tidak akan membiarkan siapa pun melanggar aturan dari Lembah Duka. Apa yang dilakukan Jaran sudah membawa bencana besar bagi orang-orang di lembah. Jika orang-orang itu tahu ada orang dari lembah yang keluar dari sana, mungkin nyawa mereka juga tidak akan selamat."Kita jalankan semuanya sesuai dengan rencanamu," kata Wira dengan perl

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2981

    Saat Wira dan yang lainnya tiba di sekitar Provinsi Tengah, Jaran dan Caraka yang sudah menunggu lama di pintu gerbang kota pun segera menemukan target mereka."Mereka malah bisa keluar dari Lembah Duka dengan selamat? Ini memang di luar dugaanku. Tapi, dilihat dari situasinya sekarang, sepertinya mereka nggak menemukan bala bantuan," kata Jaran yang berdiri di atas tembok kota sambil tersenyum dingin.Sebelum Wira dan yang lainnya pergi ke Lembah Duka, Jaran sudah menduga hasilnya akan seperti ini. Namun, dia tidak menyangka Wira ternyata bisa keluar dari sana dengan selamat.Lembah Duka tentu saja memiliki peraturannya tersendiri, orang luar sulit untuk masuk ke sana. Jika masuk, mungkin hanya akan menambah masalah bagi diri mereka sendiri. Untuk keluar dari sana adalah hal yang sangat sulit. Bagaimanapun juga, lembah itu memiliki terlalu banyak rahasia, tentu saja tidak suka diganggu orang luar.Namun, Wira malah bisa keluar dari Lembah Duka dengan selamat, hal ini memang membuat Ja

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2980

    "Ayahmu jauh lebih bijaksana daripada yang kamu kira. Kamu cuma perlu menuruti perintahnya.""Mengenai Lembah Duka, kamu perlahan-lahan lupakan saja. Mulai sekarang, kamu bukan lagi bagian dari Lembah Duka. Kamu berasal dari Provinsi Tengah dan aku sahabatmu."Fikri mengangguk, tetapi matanya berkaca-kaca. Memikirkan apa yang akan mungkin terjadi ke depan, hatinya terasa berat.Wira menghibur, "Tenang saja, mungkin situasinya nggak seburuk yang kamu bayangkan. Lembah Duka belum tentu akan hancur.""Kita cuma perlu fokus pada tugas kita. Sisanya biarkan ayahmu yang mengurusnya. Mungkin masalah seperti ini nggak akan bisa mengancamnya."Meskipun mereka hanya selisih beberapa tahun, Wira tidak menganggap mereka sebagai teman sebaya. Di matanya, Fikri lebih mirip anak kecil.Sikap Fikri memang lebih dewasa jika dibandingkan dengan Agha. Namun, kesenjangan di antara keduanya tidak terlalu banyak."Omong-omong, sebentar lagi kita akan masuk Provinsi Tengah. Jangan lupa menyamar. Aku khawatir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2979

    Di Lembah Duka, Fikri berada di kamar Arie sepanjang malam. Tidak ada yang tahu apa yang dibicarakan oleh ayah dan anak itu.Keesokan pagi, suasana hati Fikri tampak sangat buruk. Bahkan, dia tidak menghiraukan siapa pun.Sementara itu, Arie tampak bersemangat. Dia bekerja sama dengan Wira untuk menyusun strategi melawan Panji.Semua persiapan sudah selesai. Wira pun tidak berlama-lama di Lembah Duka. Siang hari itu, dia langsung membawa rombongan meninggalkan Lembah Duka.Awalnya hanya ada empat orang saat pergi, tetapi sekarang bertambah satu orang, yaitu Fikri. Namun, di belakang masih ada banyak ahli yang mengikuti.Hanya saja, orang-orang ini menjaga jarak dengan Wira dan lainnya. Mereka terus mengikuti tanpa pernah kehilangan jejak Wira dan lainnya. Mereka ini tentu adalah orang-orang yang diutus oleh Arie untuk bekerja sama dengan Wira dalam menghadapi Jaran."Ayahmu seharusnya sudah kasih tahu kamu semuanya, 'kan?" Sambil menunggang kuda, Wira menatap Fikri yang berada di sampi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2978

    Kedua provinsi memiliki jutaan pasukan. Ditambah dengan bantuan orang-orang dari Lembah Duka, tidak mungkin ada yang bisa menembus benteng mereka. Keselamatan mereka bisa dibilang terjamin.Hanya saja, Wira mengurungkan niatnya. Orang-orang Lembah Duka memiliki kemampuan di luar nalar, bahkan bisa memanggil angin dan hujan. Kehadiran seperti ini tentu sangat menakutkan.Jika benar-benar membawa mereka ke kedua provinsi, mungkin akan menimbulkan masalah yang berujung pada bencana besar. Itu sebabnya, Wira terpaksa menahan dorongannya itu.....Di wilayah barat, di Provinsi Tengah, di sebuah restoran.Dalam beberapa hari terakhir, Panji dan Caraka terus berada di Provinsi Tengah, terus memantau arah gerbang utara.Lembah Duka berada di arah itu, sementara Wira dan lainnya sudah menuju ke sana. Jika mereka kembali, mereka pasti akan melewati tempat itu. Ketika saat itu tiba, mereka akan tahu apakah Wira dan lainnya berhasil memanggil orang-orang dari Lembah Duka atau tidak."Sebelumnya ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status