Setelah pamit, Dewina langsung pergi. Wira menatap kepergian Dewina dengan perasaan terkejut. Kerajaan Nuala benar-benar akan hancur dan dalam bahaya! Menurut Wira, Pemimpin Kerajaan Agrel jauh lebih hebat dibandingkan Pemimpin Kerajaan Nuala.Jika Wira tidak ada di era ini, Kerajaan Agrel mungkin tidak butuh waktu lama untuk menghancurkan Kerajaan Nuala. Ketika waktunya tiba, Kerajaan Agrel akan mengirim pasukan untuk melenyapkan Kerajaan Nuala. Terlebih lagi, masih ada pihak lain yang sedang mengamati keadaan dan bersiap untuk menyerang.Wira menghela napas dengan tidak berdaya, lalu berkata, "Beri tahu Keluarga Marino untuk menemuiku di ruang kerja." Setelah berbicara, Wira berbalik menuju ruang kerja. Dia tahu bahwa kedatangan Lukman sekarang pasti untuk meminta bantuannya.Sebenarnya, Wira sangat muak dengan Lukman. Lukman adalah orang yang terlihat baik di depan, tetapi mempermainkan orang lain di belakang. Jika bukan karena Lukman, Wira tidak akan diawasi oleh Toko Uang Tyaga da
Usai menyampaikan persyaratannya, Wira tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya duduk di sana sambil menyesap tehnya. Wira yakin Lukman sedang merasa bimbang. Bagaimanapun, jika Lukman menyanggupinya, lalu kesepakatan ini terekspos suatu hari nanti, dia bisa mati dengan mengenaskan.Saat ini, Lukman memang ragu-ragu. Dia tahu sekarang adalah masa yang sangat kritis. Jika dia tidak menyetujui syarat Wira, situasi akan menjadi sangat buruk. Akhirnya, Lukman menggertakkan gigi dan berkata, "Baiklah, tapi nggak boleh ada perjanjian tertulis." Lukman menarik napas dalam-dalam usai berkata begitu. Ini adalah persyaratan dari dirinya.Pemikiran Lukman tentu saja diketahui Wira, jadi dia tersenyum dan berkata datar, "Kalau nggak ada niat untuk menepatinya, perjanjian tertulis pun nggak ada gunanya. Lukman, aku nggak takut kamu akan menelan kata-katamu kembali."Mendengar ini, Lukman bertanya dengan kaget, "Kamu nggak takut aku ingkar janji?""Ya, aku nggak pernah meragukan orang-orang yang bek
Mendengar ini, Lukman terdiam kebingungan.Wira meliriknya, lalu berujar dengan alis berkerut, "Kenapa? Kamu nggak mengerti maksudku?""Aku mengerti. Aku akan menyuruh orang-orang untuk segera melakukannya," jawab Lukman buru-buru.Wira melanjutkan, "Panggil jenderal, kolonel, dan kapten pasukan garnisun ke sini. Ada yang ingin kusampaikan pada mereka."Lukman mengiakan, lalu melirik ke arah Hatta. Hatta langsung memahami makna lirikan ayahnya dan segera memanggil orang-orang itu.Di saat para prajurit kehilangan semangat juang seperti sekarang, Wira ingin memberi mereka harapan. Hanya dengan menggenggam secercah harapan, orang-orang ini bisa terus bertahan.Tak lama, para petinggi militer ini tiba di rumah Wira. Mereka semua tampak murung dan putus asa, seolah-olah sedang menunggu ajal menjemput."Pak Lukman, kita harus bagaimana? Kota kita akan dibantai besok!""Apa kita semua akan mati?""Kenapa ... kenapa nasib kita begitu menyedihkan?"Begitu masuk dan melihat Lukman, mereka langs
Wira mengangguk, lalu berkata sambil tersenyum, "Oke, sekarang aku ingin meminta kalian menenangkan rakyat. Buat supaya mereka nggak panik, beri tahu mereka kalau kita bisa bertahan besok, kita juga bisa bertahan lagi hari berikutnya. Aku nggak peduli kalian mau menggunakan metode apa, yang penting hati para rakyat harus ditenangkan hari ini. Apa kalian bisa melakukannya?"Para petinggi militer itu mengangguk.Saat ini, kota dalam keadaan kacau, tidak ada yang bisa pergi ke mana pun. Dalam keputusasaan, beberapa orang mungkin akan meratap panik dan berbuat ekstrem. Menenangkan masyarakat bukanlah tugas yang mudah."Malam ini, tidurlah yang nyenyak dan makan makanan yang lezat. Kita nggak akan melihat satu prajurit musuh pun di kota esok hari!" ujar Wira lagi. Usai berkata begitu, dia mengibaskan tangannya dan meminta mereka pergi.Orang-orang ini sama sekali tidak percaya bahwa Wira akan berhasil. Namun, mereka tetap pergi dan melakukan tugas yang diperintahkan Wira, yakni menggali par
Usai membaca surat itu, Solomon sontak mendengus dingin dan berkata, "Nyali pria bernama Wira ini benar-benar besar. Berani betul dia memprovokasi kita saat pasukan kita sudah menekan mereka!""Ayah, hiraukan saja dia. Besok, kita tetap harus menyerang kota dan menangkapnya!" ujar Solomon lagi dengan ekspresi sinis. Dia sama sekali tidak ingin memedulikan provokasi Wira.Mendengar ini, Rendra pun berkata, "Solomon, biar kutanya padamu. Kalau kamu diberi waktu satu hari, bisakah kamu menyelesaikan krisis di Provinsi Jawali?"Solomon sontak menggeleng dan menjawab, "Mustahil! Mana mungkin waktu satu hari cukup? Ayah, jangan dengarkan omong kosong Wira. Dia pasti cuma mengulur waktu untuk menunggu bala bantuan. Biarpun diberi waktu tiga hari, itu tetap akan sia-sia!"Dibutuhkan lima hari bagi pasukan terdekat untuk tiba ke sini. Solomon pun tahu bahwa para prajurit Kerajaan Nuala sedang berjuang melawan pasukan Kerajaan Agrel yang menyerang perbatasan. Tidak ada lagi pasukan militer yang
Lukman tahu bahwa penyerangan kota seharusnya dilakukan pada siang hari, bukan pada malam hari. Tepatnya, pada pagi hari! Itu adalah waktu terbaik untuk bertindak. Berhubung pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino belum terlihat sampai saat ini, itu artinya mereka tidak akan datang. Setidaknya, mereka tidak akan datang hari ini."Gimana bisa? Kenapa mereka nggak datang?" tanya Lukman dengan heran."Bukannya kamu sudah membaca surat kemarin? Kenapa kamu masih bertanya?" ujar Wira sambil tersenyum."Aku memang membacanya, tapi ... mungkinkah ini karena pria angkuh itu mau bersaing denganmu?" tanya Lukman lagi. Hanya alasan itu yang terpikirkan olehnya. Selain itu, dia sama sekali tidak punya ide lain.Wira terkekeh-kekeh, lalu menatap Lukman dan berkata dengan tenang, "Kamu benar-benar ingin tahu kebenarannya?"Lukman menatap Wira yang tersenyum tipis padanya. Dia tertegun sejenak, lalu langsung menjawab, "Tentu saja.""Kalau begitu, duduklah. Aku akan menjelaskannya padamu," kata Wira.Lu
Lukman tidak bisa percaya bahwa Kerajaan Agrel akan bertindak seekstrem ini demi merekrut Wira. Mereka bahkan mengorbankan Rendra, sosok yang sangat berkuasa itu."Kamu mungkin nggak percaya, tapi aku nggak sedang berbohong. Kalau nggak, kenapa Rendra menghimpun pasukannya? Menurut logika, seharusnya Kerajaan Agrel nggak perlu melakukan itu. Menurutku, peperangan akan segera pecah di perbatasan. Pada akhirnya, dua metode ini digunakan untuk membuatku tunduk pada Kerajaan Agrel. Mereka pasti akan memaksa Kerajaan Nuala untuk menyerahkanku," ujar Wira.Prediksi Wira tentu saja bukan omong kosong belaka. Dari kata-kata Dewina, Wira sudah mendapatkan jawabannya. Dia bahkan sudah bisa membayangkan bagaimana nasibnya nanti. Mana mungkin Kerajaan Nuala mau berperang dengan Kerajaan Agrel hanya demi dirinya?Lukman masih tidak bisa memercayai kata-kata Wira. Namun, penjelasan Wira barusan tidak memberinya ruang untuk membantah. Jika dipikir-pikir, segala keanehan dalam situasi ini memang bisa
Lukman sangat kebingungan. Apa maksud dari menyanjung Wira? Dia benar-benar tidak mengerti!Hubungan Wira dan Rendra adalah musuh. Bahkan bisa dikatakan, jika Kerajaan Agrel benar-benar menghargai bakat Wira, Rendra seharusnya menganggapnya sebagai musuh politik. Bagaimana mungkin dia akan mencoba menyanjung Wira? Itu sebabnya, dia yang kebingungan pun bertanya, "Wira, apa maksudmu lagi?"Sementara itu, Wira berkata sambil tersenyum, "Ini sangat sederhana. Dia tahu bahwa dengan menyerang Provinsi Jawali, aku nggak akan bisa mempertahankannya. Tapi, dia malah nggak menyerang dan ingin melihat kemampuanku, juga ingin membuktikan dirinya sendiri. Pada saat yang sama ... dia juga ingin berteman denganku!"Wira kembali menjelaskan, "Sebab, kalau aku benar-benar bisa mempertahankan Provinsi Jawali, reputasiku pasti akan melonjak. Dia sedang mencoba untuk mengajakku bergabung dengan Kerajaan Agrel. Apa kamu sudah mengerti?""Sejujurnya, aku malah menjadi ... berutang budi," keluh Wira sembari
Mendengar perkataan Zaki, Darsa menghela napas karena situasi kali ini memang sulit untuk ditangani. Jika ingin menyelesaikan masalah ini, dia merasa mereka harus mencari solusi yang tepat. Selain itu, hal ini juga memang cukup merepotkan.Tepat pada saat itu, Darsa yang seolah-olah teringat sesuatu pun berkata dengan pelan, "Sekarang kita juga nggak bisa mengirim semua mata-mata kita dan masalah ini pun belum selesai, kita berada dalam posisi yang sangat sulit. Jadi, menurutku, situasi kali ini benar-benar rumit."Setelah itu, Darsa mengernyitkan alis dan melanjutkan, "Sebelumnya aku juga nggak memikirkan hal ini, tapi sekarang sepertinya situasinya benar-benar sulit. Menurut kalian, apa yang harus kita lakukan?"Setelah terdiam sejenak, Zaki tersenyum dan berkata, "Tuan, kamu pasti sedang bercanda, 'kan? Kamu juga tahu kemampuanku nggak begitu hebat. Kalau memimpin pasukan di medan perang, aku masih bisa. Tapi, kalau untuk hal seperti ini, aku benar-benar nggak tahu."Darsa hanya ter
Melihat orang-orang di sana, mata-mata itu langsung tertegun dan berkata, "Para Jenderal, sepertinya ada masalah. Sebelumnya kami juga nggak menyangka orang-orang ini ternyata begitu kuat. Sekarang pasukan musuh sudah kembali menyerang lagi."Darsa langsung terkejut saat mendengar musuh kembali menyerang karena situasi ini benar-benar sulit untuk dipahami.Bahkan salah seseorang berkata, "Sepertinya ada yang nggak beres, mana mungkin mereka kembali menyerang. Ini nggak masuk akal."Saat semua orang masih bingung, Joko juga tertegun sejenak. Melihat Darsa mengernyitkan alis, dia pun memberi hormat dan berkata, "Tuan, bagaimana kalau aku memimpin pasukan keluar? Kali ini, biar aku yang melawan mereka."Setelah tertegun sejenak saat mendengar perkataan Joko, Darsa tersenyum sambil menganggukkan kepala dan berkata, "Baiklah, kamu pergi menghadapi mereka dulu."Setelah Joko pergi, Zaki baru menyadari ekspresi Darsa seperti agak muram. Dia pun mengernyitkan alis dan bertanya, "Tuan, apa ada
Mendengar perkataan Wira, semua orang awalnya benar-benar tidak dapat memahaminya.Melihat reaksi semua orang, Wira hanya bisa tersenyum dan menjelaskan, "Hehe. Coba kalian bayangkan kalau kalian adalah pasukan utara. Kita sudah menyerang dengan gencar seperti ini, tapi mereka tetap nggak melancarkan serangan balik. Menurut kalian, apa yang sedang mereka pikirkan?"Mendengar perkataan itu, semua orang langsung tertegun sejenak.Beberapa saat kemudian, Adjie baru menyadari maksudnya dan menatap Wira dengan heran. Dia tersenyum dan berkata, "Aku mengerti. Maksud Tuan adalah membuat musuh nggak percaya pada kita, jadi mereka akan terus mengamati situasi ini. Benar, 'kan?"Wira tersenyum. Melihat orang-orang ini mulai memahami rencananya, dia pun perlahan-lahan tersenyum dan berkata, "Hehe. Sekarang kamu sudah mengerti, 'kan? Kalau kita melakukan ini, sisanya nggak akan jadi masalah besar."Mendengar perkataan ini, semua orang segera menganggukkan kepala. Menurut mereka, rencana ini benar-
Zaki yang berdiri di samping berkata, "Pasukan mereka kali ini nggak banyak. Mungkin mereka melihat puluhan ribu prajurit kita bergerak, jadi mereka takut bertempur. Lagi pula, mereka hanya membawa beberapa ribu orang."Mendengar itu, Darsa dan Joko tersenyum. Mereka sama sekali tidak menyangka situasi akan berkembang seperti ini. Setelah beberapa saat, Darsa berucap, "Ini benar-benar di luar dugaan. Sepertinya mereka memang pengecut."Joko juga tersenyum. Setelah beberapa saat, dia berkata dengan nada kurang puas, "Tapi, aku benar-benar nggak menyangka mereka akan menyerah secepat ini."Darsa merasa ada sesuatu yang tidak beres. Hanya saja, meskipun dipikirkan, dia tidak bisa langsung menemukan jawabannya. Sesaat kemudian, dia akhirnya berkata, "Aku belum bisa memastikan, yang jelas kita harus berhati-hati."Di sisi Wira, setelah melihat Agha kembali bersama pasukannya, Adjie tersenyum dan berkata, "Sepertinya semuanya berjalan sesuai rencana. Bagaimana kalau kita langsung mengirim pa
Wira mengangguk pelan. Harus diakui, yang dikatakan Adjie memang masuk akal.Setelah beberapa saat, dia tertawa dan berkata, "Haha, menyelesaikan masalah ini sebenarnya nggak terlalu sulit. Tapi, pertama-tama, kita harus memastikan tempat ini benar-benar terkendali. Selain itu, kita juga harus paham apa yang akan dilakukan selanjutnya."Mendengar itu, semua orang terdiam sejenak. Adjie berujar, "Tuan, dengan cara ini, semuanya jadi lebih mudah untuk kita atur. Selain itu, menurut kami, masalah ini memang nggak terlalu sulit untuk diselesaikan.”Semua orang mengangguk setuju. Setelah beberapa saat, seseorang tertawa dan berkata, "Haha, awalnya aku juga tidak menyangka. Tapi sekarang, kalau kita bisa menangani masalah ini, sisanya akan lebih mudah."Beberapa saat kemudian, Adjie mendengar suara derap kuda dari luar. Dia tertawa dan berkata, "Sepertinya Agha dan pasukannya sudah berangkat. Sekarang kita tinggal menunggu kabar."Wira tersenyum kecil dan mengangguk pelan.....Di sisi lain,
Setelah semua persiapan selesai, Agha masuk kembali. Melihat Wira, dia menangkupkan kedua tangannya dan melapor, "Tuan, pasukan musuh sedang masak dan istirahat. Ini adalah kesempatan bagus bagi kita!"Mendengar itu, Wira sedikit terkejut. Sebelumnya, rencananya memang hanya untuk mengganggu musuh tanpa langsung melancarkan serangan. Makanya, dia masih menunggu momen yang tepat.Kini, dengan kabar bahwa musuh sedang sibuk memasak, Wira sadar bahwa inilah saat yang tepat baginya untuk bertindak.Tanpa ragu, dia segera melambaikan tangannya dan berkata dengan tegas, "Baik, segera bawa 3.000 pasukanmu dan serang perkemahan pasukan utara! Ingat, kalau musuh mulai menyerang balik, jangan ragu, langsung mundur!"Agha mengangguk pelan, memberi hormat, dan langsung pergi untuk menjalankan perintahnya.Setelah Agha pergi, Wira menoleh ke arah Arhan dan Nafis yang berdiri di luar. Dengan suara tenang, dia berkata, "Kalian berdua juga bersiaplah. Setelah Agha mundur dan musuh kembali ke perkemaha
Semua orang mengangguk pelan setelah mendengarnya. Saat ini, setelah mendengar rencana dari Darsa, mereka pun sadar bahwa ini memang satu-satunya cara. Jika tidak, mereka bahkan tidak tahu apa konsekuensinya nanti.Melihat kedua orang di depannya, Darsa berkata dengan suara rendah, "Saat ini, yang paling utama adalah memastikan kemungkinan keberhasilan rencana ini. Selain itu, menurutku masalah yang ada masih bisa diselesaikan, hanya saja memang ada beberapa kendala yang harus kita perhatikan."Mendengar perkataannya, semua orang kembali mengangguk pelan. Dari sudut pandang mereka, rencana kali ini memang memungkinkan untuk dilakukan. Namun, yang menjadi masalah adalah pasukan besar yang dipimpin oleh Wira, yang datang dengan kekuatan besar. Ini jelas menjadi ancaman serius bagi mereka.Di sisi lain, setelah Wira dan pasukannya mengatur dengan baik, Adjie masuk ke ruangan. Setelah melihat beberapa orang di sana, dia tersenyum dan berkata, "Tuan, situasi saat ini sudah jelas. Mereka sud
Kedua orang itu terkejut mendengar kabar ini. Menurut mereka, situasi kali ini benar-benar di luar nalar.Zaki mengerutkan kening dan bertanya, "Tuan, kalau memang begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Darsa tahu bahwa rencananya kali ini telah digagalkan oleh musuh. Dia hanya bisa menghela napas pelan dan membalas, "Ini agak merepotkan. Semua rencana kita harus ditunda.""Untuk saat ini, biarkan para mata-mata menyelidiki keadaan sekitar, tapi jangan sampai menyusup ke wilayah musuh. Aku menduga musuh sedang mencari cara untuk menangkap mereka."Mendengar ini, kedua orang itu mengangguk. Setelah memastikan rencana baru, Joko tersenyum getir dan berujar, "Aku nggak nyangka situasinya akan menjadi seperti ini. Tapi, dilihat dari situasi sekarang, ini memang lebih sulit dari yang kita bayangkan. Yang terpenting, kita harus memastikan kekuatan kita tetap stabil."Keduanya kembali mengangguk. Setelah selesai menyesuaikan rencana, mereka baru merasa agak lega.Beberapa saat kemudia
Di pihak pasukan utara, para mata-mata yang sebelumnya diutus masih belum kembali. Setelah memastikan segalanya, Zaki yang berdiri di dalam kemah mengernyit dan bertanya, "Kenapa para mata-mata belum kembali? Apa terjadi sesuatu?"Joko yang berdiri di sampingnya juga ikut mengernyit. Situasi ini memang terasa aneh.Seseorang berkata, "Benar, seharusnya para mata-mata itu sudah kembali. Kenapa masih nggak kelihatan batang hidungnya? Aneh sekali."Orang lainnya juga merasa heran."Ya, aku nggak nyangka kita harus menunggu selama ini. Tampaknya memang ada sesuatu yang mencurigakan. Selain itu, pasukan musuh mulai istirahat. Bukankah ini terlalu cepat?"Banyak orang sependapat, tetapi mereka tidak terlalu peduli. Sementara itu, Darsa yang mendengar kabar itu agak terkejut. Ada sesuatu yang tidak beres.Memikirkan hal ini, Darsa segera memberikan perintah, "Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi! Kalau ada masalah, ini bisa menjadi sesuatu yang merepotkan."Melihat betapa seriusnya Darsa, be